- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Komik & Ilustrasi
Sebuah Catatan : Komik Indonesia di negeri Auto Pilot


TS
knokaka
Sebuah Catatan : Komik Indonesia di negeri Auto Pilot
ASSALAMUALAIKUM!!!


sebelumnya mohon untuk di

Halo agan & aganwati skalian... 
ane kemaren kan ikut kompetisi kompetisi tentang dunia perkomikan nih gan...
maklum gan cita" ane jadi komikus atau animator
... trus ane stalking (maunya sih be friend tapi gk di konfirm"
) via facebook ama komikus-komikus sakti alias pro yang udah malang melintang di dunia perkomikan macam Alex Irzaqi (the immortal) ,Olvyanda Aryestya,Sweta Kartika,Aziz Yahya,Faza Meonk dan kawananya..
.
nih ane kasih contoh komik indo (awas BWK)
selagi ane jalan" di facebook ketemu ama note bikinan Alfi Zachkyelle yang menarik karena berhubungan dengan bidang yang ane geluti dan menurut ane perlu dibaca para kaskuser disini
nih gan note nya ane copasin (udah minta ijin ama yang punya
)

ane kemaren kan ikut kompetisi kompetisi tentang dunia perkomikan nih gan...
maklum gan cita" ane jadi komikus atau animator



nih ane kasih contoh komik indo (awas BWK)
Spoiler for Carakan(komik indo):

Spoiler for K Jati:

Spoiler for si Juki:

selagi ane jalan" di facebook ketemu ama note bikinan Alfi Zachkyelle yang menarik karena berhubungan dengan bidang yang ane geluti dan menurut ane perlu dibaca para kaskuser disini
nih gan note nya ane copasin (udah minta ijin ama yang punya



Quote:
Halo Temans,
Beberapa hari lalu saya membaca status FB senior saya PakGerdy WK,seorang komikus legendaris yang intinya berbunyi “mau dibawa kemanakomik Indonesia” , dan berbarengan dengan itu sedang ramai pula teman-temankomikus muda mewacanakan membuat sebuah wadah berbentuk asosiasi untuk parapelaku komik yang akan melibatkan pemerintah.Kedua momen tersebut menggelitik saya banget untuk ‘curhat’ dan urun rembug,karena saya merasa ini momen yang luar biasa serta menyangkut masa depan industri yang saya geluti selama ini.Jujur,beberapa tahun belakangan saya sudah kurang aktif di dunia komik dan hanya sebagai silent reader saja di beberapa grup komik. Saya ga jago nulis, tapi saya cobauntuk ngeshare apa yang saya fikirkan untuk industri komik kita ini.Apa yang tertulis dibawah hanya pendapat dan analisa pribadi saya saja ya, jadi untuk kebenarannya tolong di crosscheck lagi..:P
Ok,saat ini yang saya cermati di curhatan teman-teman komikus sangat beragam dan tentunya perlu di petakan supaya mudah menangkap apa yang dibutuhkan oleh komik Indonesia saat ini.
Pertama yang saya petakan adalah permasalahan di komik Indonesia, kemudian pelaku dan yang terakhir solusi. Saya coba uraikan satu persatu apa yang saya fahami selama ini.( maap kalo analisanya rada ngawur …hehe )
1.PROBLEM
Masalah yang paling mendasar menurut saya saat ini adalah ketidak seimbangan EKOSISTEM di industri ini.Ibarat rantai makanan, kalau ada salah satu rantai yang ngaco maka keseimbangan akan terganggu.
Mundur dulu ke belakang sekitar era 90-an sewaktu saya masih kuliah, permasalahan di industri ini adalah komikus mencari penerbit. Dan mencari ‘ruang’ untuk mengaktualisasikan karyanya.Maka munculah komik komik Indie di seluruh pelosok negeri saat itu untuk merespon ‘kosongnya’ penerbitan komik .Kebetulan saat itu saya pernah ikutan ‘terjerumus’ di dalamnya dengan pernah menjadi ‘imam pendeta’nya SEKTE KOMIK IKJ serta komik-komik ‘blue’nya itu. Masalah kenapa jarang ada penerbit komik saat itu adalah,penerbit belum melihat adanya potensi pasar saat itu. Dan menurut saya memang bener-bener masih suram.Slogan-slogan di semua kantung-kantung pergerakan komik macam diJogja,bandung,semarang,malang dan Jakarta masih berkutat di kalimat BANGKITKANKOMIK INDONESIA!.
Singkatnya sekitar taun 2000 - 2007 an keadaan sedikit membaik dengan munculnya penerbit penerbit baru dari tabloid komik hingga penerbit novel grafis misalnya Komikka,Terrant Book, Koloni dsb. Tapi masalah baru muncul lagi, Tunas Penerbitan komik yang mulai tumbuh tidak berbanding lurus dengan jumlah karya yang siap terbit.Diperburuk pula dengan pengelolaan marketing promosi yang kurang baik yang mengakibatkan penetrasi pasar ‘JEBLOK’. Belom lagi hantaman gelombang Manga era tengah.Wal hasil beberapa penerbitan komik rontok satu persatu. Nah! 2007sampai sekarang mulai ada angin perubahan yang signifikan seiring konvergensi media dari kertas ke digital. Saya ga pernah denger lagi komikus susah cari penerbit karena selain penerbit cetak,mulai banyak penerbit online seperti MAKKO,Ngomik,Komikoo,DBKomik dsb.Ga pernah denger lagi komikus susah nyari tutorial bikin komik karena udah seabreg abregaplikasi dan tutorial di internet,apalagi semenjak ada mahluk ajaib bernama smart phone dan tablet. Ga pernah denger lagi komikus bayarannya cuma sebesar harga nasi padang per halaman karena mulai adanya penerbit yang memberikan MG(minimum garansi ), DP Royalty bahkan Page Rate (walaupun masih kurang tapi gaapalah..:P ). Ga pernah denger lagi komikus nyari acara komik susaah karena banyak komunitas komunitas yg kredible seperti Akademi Samali,MKI,Komik Indonesia dan sebagainya bisa memfasilitasi semua. Ga pernah denger lagi komikus susah promosi komiknya ke dalam maupun luar negeri karena semua jejaring social udah kaya’ makan nasi bahkan media cetak maupun elektronik pun udah bejibun.
Tapi perubahan ini tentunya membawa permasalahan baru yang saya sebut diatas yaitu ekosistem yang tidak seimbang. Pohon makin tinggi ,anginnya juga lebih kenceng,yang artinya tantangannya makin maknyuss.Sebut saja serbuan gelombangkomik impor yang makin seperti tsunami,ditambah pula ‘paket kebudayaan’mereka yang dititipkan di medianya masing masing macam trend gerombolan cewe unyu-unyu joget dan satria bertopeng lambang negara kita itu.
Jadi konkrit masalahnya seperti apa sih,? Dari tadi ngemeng mulu..

Okay,menurut saya semua bisa disimpulkan kaya’ gini.
A. Jumlah terbitan komik local yang keluar pertahunnya kalau di rata ratakan kalah jumlah dengan terbitan komik impor .Misalkan setiap penerbit per tahunnya rata-rata 6-12 judul,maka total per tahun utk 10penerbit seharusnya sekitar 100an judul.Sementara komik komik impor yang masuk per tahunnya bisa lebih dari itu. Artinya tidak seimbang.( statistic please…^^)
B. Jumlah ekslemplar untuk mengisi pasar masih kurang banyak. Rata-rata cetak untuk standard penerbitan 2000 - 5000eks, kalaucetak ulang bisa 10 -50ribuan ( kebanyakan? ).Sementara kita butuh diatas 500rb eks untuk bisa memenuhi pasar Bayangkan cetak komik impor yang popular bisa diatas itu. ( saya kutip sedikit dari artikel kang oyas ).
C. Kurangnya editor yang mumpuni untuk memenuhi jumlah terbitan per tahunnya.
D. Rantai distribusi yang belibet dan tentunya bikin cost distribusi jadi mahal.Toko buku kalo ga salah ngambil 30 -40%.bener begitu?dan tentunya bakal ngimbas ke part lainnya misalnya honor dan royalty komikus jadi berkurang dan margin toko bukunya terkesan dibebankan ke konsumen. Dan diperparah dengan system limit waktu komik yang bertengger di rak buku dibatasi.
E. Harga produksi cetak yang kian mahal karena mengikuti harga kertas yang terus naik, hal itu menyebabkan beberapa penerbit pindahke digital. Sementara menurut saya prosentase masyarakat kita yang melek digital masih sedikit.Mungkin 10 tahun kedepan secara bertahap baru akan meningkat.Coba bandingkan jumlah penduduk kita yang sekitar 250jt jiwa ( maap kalo salah..

F. Karena masalah-masalah diatas, dampak padakomikusnya adalah rada susah dijadikan profesi atau mata pencaharian utama,akhirnya lebih memilih service yang lebih menjanjikan. Misalkan rate DP royalty yang 3,5 – 7 jt digunakan untuk produksi selama 2-4 bulan,berapa rata-rata yang diterima komikus dalam sebulan? Bagaimanakalau tim work? Masih masuk UMR kah?Atau kalau disimulasikan per halaman Rp 150- 200 ribu, berapa besar biaya produksi yang harus ditanggung penerbit?
G. Pembaca pasif kurang mendapat media-media yangsifatnya menginformasikan tentang komik Indonesia misalkan katalog atau jurnalyang dapat diakses dengan mudah.Terus jangkauan dan budaya baca kita masih kurang.Coba cek konsumsi kertas kita per tahun berapa persen?
H. Ini yang terakhir menurut saya. Kurangnya pendampingan bisnis yang sifatnya masiv pada komikus. Berapa banyak komikus yang ‘sadar’ bisnis dan memiliki model bisnis yang jelas kedepannya? Sampai saat ini saya hanya melihat beberapa komikus yang sudah dan akan melakukan hal itu,Dan yang perlu diingat kesadaran ini salah satu bentuk kemandirian yang harus ditanamkan setiap komikus,apalagi di Negara Auto pilot ini.
Nah,mudah mudahan mulai kebayang ,ketidak seimbangan ekosistem industry komik Indonesia seperti apa.
2. PELAKU
Menurut saya setiap pelaku di Industri ini memiliki peranyang terkait satu dengan yang lain. Kita semua pastinya udah tau pemain utamadalam industry ini yang saya sebut Segitiga Emas ataw bahasa jawanyastakeholder, Komikus – Penerbit – Pembaca. Tapi dalam hal ini saya melihat ada satu lagi pemain utama yang harus atau wajib dilibatkan yaitu PEMERINTAH, Sang Penyelenggara Negara yang dalam hal ini diwakili oleh departemen.
Pemerintah mampu membuat putusan putusan system yang dibungkus melalui regulasi. Nah,regulasi inilah yang seharusnya menjadi tali penguat bagi ekosistem industri ini.Tapi sekali lagi saya menyadari bahwa Industri komik Indonesia masih lumayan baru buat mereka,( zaman acara PKAN – PPKI ) , jadi ngga heran kalo misalkan pemerintah masih terkesan ‘gamang’ mendefinisikan industry yang satu ini.Apalagi dengan seribu satu masalah di industry ini.Saya sempat mendengar dari beberapa rekan komikus yang dekat dengan mereka, kalo otoritas dan pengelolaannya kadang masih tabrakan antar departemen ( jadi teringat industry animasi ,setiap departemen punya program animasi dan cendrung tidak fokus;P).Tapi it’s ok daripada nggak sama sekali. Yang pasti kita harus support pemerintah untuk memerankan ‘peran’ mereka lebih baik.Kita wajib ‘menuntun’ mereka ke arah yang benar(sekaligus mengawasi tentunya).Dan itu tugas kita ( anda,saya dan semua yang merasa cinta Negara ini ). Dan apabila mereka melenceng atau meninggalkan kita (mengutip rekan saya Beng "sebentar lagi pemilu dan ganti presiden"..:P ) , seharusnya kita sudah siap dengan segala macam perubahan itu, karena kita dibesarkan secara AutoPilot oleh Regulator kita.
3.SOLUSI
Saya lebih suka menyebutnya usulan pribadi ketimbang solusi,apa yang dibutuhkan untuk pelaku industri ini.Jika Pemerintah bisa ikutan disini melalui wacana asosiasi yg akan dibentuk,ini menurut saya yang musti dilakukan mereka.
A. Pertama banget yang paling fundamental adalah membangun Start up komik dengan jalan INKUBASI. Start up disini adalah membuat unit-unit usaha kecil menengah (studio atau perorangan). Saya yakin seyakin yakinnya, bahwa pemerintah mampu membuat ini..Dalam inkubasi ini selain diberi fasilitas,komikus wajib diberikan pendampingan bisnis dari orang orang yg berkompeten di bidangnya. Pendampingan bisnis sangat penting karena disinilah kita akan belajar tentang ‘how tosurvive’ kedepannya. Banyak yang harus dipelajari disini seperti pengelolaan assetHAKI,membuat model bisnis, mengembangkan konsep transmedia ( missal komik keanimasi dsb) dan yang terakhir menjualnya.Jadi pemerintah juga punya ‘jaminan’berupa kontrol waktu,kualitas dan prospek kedepannya terhadap apa yang mereka keluarkan ( uang dan fasilitas ).Selain itu secara konten wajib ada pendampingan editorial.Untuk mekanisme seleksiannya bisa dikategorikan berdasarkan kelasnya,apakah pemula atau pro.jadi semua komikus mendapat kesempatan yang adil dan sama.Menurut saya targetnya akan jelas setiap tahunakan menghasilkan sejumlah karya untuk diterbitkan oleh penerbit-penerbit yang ada.
B. Regulasi toko buku wajib mendisplay komik local dengan mensubsidi margin 40% untuk toko buku.Jadi penerbit ga terbebani oleh biaya ‘taruh’ sebesar 35-40% itu.Otomatis harga bisa ditekan. Tapi tentunya control sangat diperlukan.
C. Membuat semacam fasilitas atau tempat untuk pelaku komik bisa beraktifitas disitu, misalnya acara diskusi,launching ,temu bisnis bahkan produksi.
D. Pelatihan untuk editor komik.Mengkader calon editor editor komik untuk 5 -10 tahun kedepan.
E. Membuat ROAD MAP industrinya 5 tahun kedepan yang scalable berbasis digital dengan mendirikan direktorat atau kantung agensi agensi pemasaran di Luar Negeri untuk mendistribusikan komik lokal.Direktorat atau agensi ini sebagai perpanjangan tangan start up yang sudah di inkubasi.
Yup, balik ke pertanyaan awal, mau dibawa kemana komik kita ini?kalau saya pribadi ga bisa jawab pasti, yang jelaskomik Indonesia udah punya jalannya sendiri.Saya lebih suka menyebutnya dengan Komik negeri Auto Pilot "Saya dibesarkan secara auto pilot oleh negeri ini,bukan berarti saya membenci negeri ini,justru saya bangga karena negeri ini mendidik saya bisa berjalan di kaki saya sendiri"^^
Salam Semangats untuk Komik Indonesia!
Alfi Zachkyelle
Praktisi Komik & Animasi
Co-Founder & Chief CreativeOfficer Kampoong Monster Studio
KAMPOONG MONSTER STUDIO -Animation & Comic IP development
Menara RDC Telkom, Bandung DigitalValley
Jl Geger Kalong Hilir No 47.
Bandung,Jawa Barat,
INDONESIA.
www.kampoongmonster.com
alfi@kampoongmonster.com
zachkyelle@yahoo.com
sekian trit sederhana ane.... maap kalo banyak kekurangan maklum newbie gan

bagi yang merasa trit ini berguna silahkan timpukan cendol seikhlasnya




Diubah oleh KASKUS.Editor 25-03-2014 08:40


tata604 memberi reputasi
1
5.5K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan