- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Dokter yang Tak Minta Bayaran


TS
brooombrooom
Kisah Dokter yang Tak Minta Bayaran
Quote:
Di Kota Solo, Jawa Tengah ada seorang dokter yang begitu dikenal dan dicintai masyarakat.

Quote:
Merdeka.com - Mungkin tak banyak di muka bumi, seorang dokter yang mengabdikan hidup dan profesinya untuk masyarakat. Di Kota Solo, Jawa Tengah ada seorang dokter yang begitu dikenal dan dicintai masyarakat. Nama lengkapnya adalah Lo Siaw Ging, atau lebih akrab disapa dokter Lo.
Pria keturunan Tionghoa yang saat ini berusia 78 tahun ini populer bukan hanya karena diagnosa dan obat yang diberikannya selalu tepat, namun ia juga tidak pernah pasang tarif pada pasiennya. Bahkan dari 60 persen pasiennya tidak membayar biaya periksa.
"Dulu pasien saya lebih dari 100. Sekarang setiap hari pasien saya itu ada sekitar 60 orang. Ada yang bayar, ada yang tidak. Saya tidak pernah meminta bayaran atau pasang tarif. Mau bayar silakan, mau tidak juga tidak masalah. Yang penting saya bisa melayani mereka," ujar dokter Lo kepada merdeka.com saat bertandang ke rumahnya, Jumat (29/11) sore.
Kepada pasien yang tidak mampu Lo juga memberikan kemudahan. Selain tak dikenakan biaya periksa, mereka juga diberikan obat secara cuma-cuma. Jika obat yang dibutuhkan tak tersedia, Lo memberikan resep untuk ditukarkan obat ke apotek terdekat.
"Di sini banyak pasien yang tidak mampu. Saya berikan resep, nanti tagihan dari apotek masuk ke saya. Setiap bulan tagihan dari apotek kadang mencapai Rp 10 juta. Tetapi syukur ada beberapa donatur yang membantu saya," katanya.
Menurut Lo, panggilan hati untuk mengabdi ke masyarakat lebih kuat dibandingkan hanya mementingkan materi.
Dokter Lo membuka praktik di Jalan Yab Tjwan Bing No 7, Jagalan. Dia membuka praktik setiap hari, pagi dan sore, kecuali Minggu.
"Saya akan terus mengabdikan diri saya, sebagai dokter selagi saya mampu. Seperti tentara, selama saya masih dibutuhkan," pungkasnya.
Pria keturunan Tionghoa yang saat ini berusia 78 tahun ini populer bukan hanya karena diagnosa dan obat yang diberikannya selalu tepat, namun ia juga tidak pernah pasang tarif pada pasiennya. Bahkan dari 60 persen pasiennya tidak membayar biaya periksa.
"Dulu pasien saya lebih dari 100. Sekarang setiap hari pasien saya itu ada sekitar 60 orang. Ada yang bayar, ada yang tidak. Saya tidak pernah meminta bayaran atau pasang tarif. Mau bayar silakan, mau tidak juga tidak masalah. Yang penting saya bisa melayani mereka," ujar dokter Lo kepada merdeka.com saat bertandang ke rumahnya, Jumat (29/11) sore.
Kepada pasien yang tidak mampu Lo juga memberikan kemudahan. Selain tak dikenakan biaya periksa, mereka juga diberikan obat secara cuma-cuma. Jika obat yang dibutuhkan tak tersedia, Lo memberikan resep untuk ditukarkan obat ke apotek terdekat.
"Di sini banyak pasien yang tidak mampu. Saya berikan resep, nanti tagihan dari apotek masuk ke saya. Setiap bulan tagihan dari apotek kadang mencapai Rp 10 juta. Tetapi syukur ada beberapa donatur yang membantu saya," katanya.
Menurut Lo, panggilan hati untuk mengabdi ke masyarakat lebih kuat dibandingkan hanya mementingkan materi.
Dokter Lo membuka praktik di Jalan Yab Tjwan Bing No 7, Jagalan. Dia membuka praktik setiap hari, pagi dan sore, kecuali Minggu.
"Saya akan terus mengabdikan diri saya, sebagai dokter selagi saya mampu. Seperti tentara, selama saya masih dibutuhkan," pungkasnya.
0
1.5K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan