Quote:
Bola.net - Kisah nestapa dikabarkan kembali menimpa pemain asing di Indonesia. Kali ini, nasib dikabarkan menimpa Salomon Begondo, yang harus meregang nyawa jauh dari tanah kelahirannya, akibat gaji yang tak dibayar.
Seperti dilansir dari akun twitter Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Salomon dikabarkan menghembuskan nafas terakhir, Jumat (29/11) sore. Pesepakbola asal Kamerun ini dikabarkan sakit sebelum akhirnya meninggal dunia.
"APPI turut berduka cita atas meninggalnya Salomon Begondo, pesepakbola asal Kamerun, yang baru saja meninggal dunia akibat sakit," demikian tulis APPI melalui akun @APPI_info.
Musim lalu, Salomon memperkuat Persipro Probolinggo. Sayang, di klub tersebut, gajinya tertunggak dan membuat hidupnya terkatung-katung.
Demi menyambung hidupnya, Salomon sempat rela menjadi pemain panggilan di pertandingan antar kampung (Tarkam). Bersama rekannya, dua pemain asing Persipro lainnya -Camara Abdoulaye Sekou dan Syilla Mbamba- Salomon sempat mengemis di lampu merah.
Selain mengadu ke PSSI, mereka juga sempat mengadu langsung ke rumah dinas Walikota Probolinggo. Sayang, upaya-upaya mereka itu tak membuahkan hasil.
Quote:
Quote:
Sepak bola Indonesia kembali berduka. Salah satu pemain asing yang berkiprah di Liga Indonesia, Salomon Begondo, asal Kamerun meninggal dunia pada Jumat (29/11) karena sakit yang cukup parah.
Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengkonfirmasi, bahwa mereka mendapat kabar dari rekan Salomon, Camara Abdoulaye. ”Salomon meninggal dunia di sebuah rumah sakit (RS) di daerah Bumi Serpong Damai (BSD). APPI akan segera memastikan semuanya,” kata Merdiansyah, staf Legal APPI.
Merdiansyah menerangkan, menurut Camara kondisi Salomon beberapa hari terakhir sakit dengan muntah-muntah lalu di bawa ke RS. Namun karena tak memiliki uang, Salomon tak dirawat di RS dan memilih pulang.
Salomon adalah pemain yang berposisi sebagai striker dan sempat membela PSIS Semarang serta Persipro Probolinggo. Namun ketika membela Persipro, bersama Camara dan Sylla Mbamba, Salomon mengemis di jalan protokol Probolinggo.
Hal itu dilakukan karena gaji Salomon dan dua rekannya tak dibayar oleh klub yang mengontraknya. Kejadian ini terjadi sekitar Mei tahun lalu dan sempat menghebohkan pemberitaan di sejumlah media.
Quote:
Quote:
Semoga mendapat yang terbaik gan,dan semoga tidak ada lagi kasus-kasus seperti ini di sepakbola tanah air
Tambahan
Quote:
Quote:
SURYA Online, PROBOLINGGO-Tiga pemain asing Persipro Kota Probolinggo, Sylla Mbamba, asal Mali, Salomon Begondo asal, Kamerun dan Camara Abdoulaye Sekau dari Geunea, Kamis (5/7/2012) pukul 08.00 WIB, meminta sumbangan ke pengguna jalan di pertigaan depan Makodim 0820 Probolinggo.
Hal itu dilakukan karena mereka sudah tidak punya uang lagi untuk biaya hidup dan membayar uang kontrak rumahnya.Sedang pihak menejemen persipro tidak mau tahu terhadap ketiga pemain asal Afrika itu. Mereka mengaku sudah beberapa kali menemui menejemen, namun hingga kini nasibnya terkatung-katung dan tidak ada penyelesaian.
Mereka dengan tidak ada rasa malu, membawa kardus bertuliskan, Tolong koin untuk pemain Asing Persipro, Tolong kami punya keluarga untuk dihidupin dan Tolong hargai pengorbanan kami selama satu musim, meminta sumbangan di jalan raya Panglima Sudirman. Usai meminta sumbangan ke para pengendara dan pengguna jalan, Mereka kemudian menuju kantor Wali Kota Probolinggo.
Sekitar setengah jam mereka menunggu ijin dari Satpol PP dan setelah mendapat ijin, mereka masuk ke kantor Pemkot tersebut. Dalam pengumpulan koin di kantor Pemkot, Camara Abdoulaye Sekau, ditemani istrinya, Retno Handayani dan anaknya aboubakar Sekau Camara. Mereka kemudian bertemu Johni Harvanto, Sekdakot Probolinggo di ruangannya dan selanjutnya mereka menuju ruangan yang lain.
Usai melakukan aksinya, Sylla Mbamba, yang mewakili dua temannya menjelaskan tujuan pengumpulan koin itu agar pihak persipro peduli terhadap mereka. Sebab menurutnya selama ini, dirinya disuruh menunggu terus-terusan, tanpa ada realisasi. “Uang ini kami gunakan untuk makan dan bayar kos,” terang Sylla Mbamba, yang diangguki kedua temannya.
Ditambahkan sampai kompetisi divisi utama berakhir, dirinya bersama dua temannya hanya menerima uang sebesar 15 prosen dari nilai kontrak. Sedang sisanya, hingga kini belum terbayar. Sylla Mbamba juga mengatakan kalau ia bersama dua temannya sudah ke PSSI di Surabaya. Ternyata uang Rp 1,5 M dari PSSI untuk pemain, sudah tidak ada. “Uang Rp 1,5 M yang di PSSI sudah habis. Tapi kami belum dapat uang tersebut,” ujarnya dengan kecewa.
Dalam kesempatan itu, mereka juga membagikan surat kepada sejumlah wartawan. Selembar kertas yang ditandatangani pemain berkulit hitam itu berisikan penyesalkan atas tindakan yang dilakukan sekretaris Persipro Sahri. Isinya, pada Jumat (29/6/2012) kemarin, mereka menagih janji ke Persipro. Ketiganya ditemui Sahri. Ia menawarkan uang Rp 10 juta dengan syarat harus menandatangani surat bermatrai.
Mereka menolak menandatangani, sebab Isi suratnya memberatkan atau merugikan mereka. Disebutkan dalam surat itu, jika mereka menerima uang, maka mereka tidak berhak menuntut uang kontrak yang telah disepakati sebelumnya. Dan Sahri menyuruh mereka pulang ke negaranya. Mereka menolak tanda tangan, sebab uang Rp 10 juta tidak cukup untuk beli tiket ke pulang, visa, pajak dan membeli perbekalan.
Dikabarkan ketiga pemain asing asal benua Afrika itu nillai kontraknya bervariasi. Ada yang nilai kontraknya satu musim kompetisi Rp 175 juta, Rp 190 dan Rp 200 juta. ""Kami hanya menerima 15 prosen. Yang 85 prosen, belum dibayar," terang Sylla Mbamba, pemain asal Mali ini.