- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fan Imagination Cho Kyuhyun


TS
DimFaa
Fan Imagination Cho Kyuhyun
Permisi saya mau izin share Fan Imagination , hehe yang belum Berjudul
Jadi mungkin saja agan dan aganwati bisa memberi saran judul yang pas setelah membaca
Jadi mungkin saja agan dan aganwati bisa memberi saran judul yang pas setelah membaca

Quote:
Spoiler for 1st:
1st : Meet Up
Hangat, itulah hal normal yang akan keluar dari benak seseorang ketika mendapati dirinya keluar dari rumah dan memaparkan dirinya untuk tersentuh matahari pagi. Summer, yeah this is summer, musim dimana kita akan menemukan banyak orang beraktivitas di luar, menghabiskan waktu untuk bersenang-senang bersama orang-orang terdekat. Menikmati sengatan hangat dari matahari, menikmati seporsi ice cream dengan berbagai rasa, menikmati hangatnya air laut, menikmati rasanya membunuh waktu bersama orang tersayang. Ya itu lah yang akan di lakukan oleh orang-orang normal untuk menjalani hidup normalnya selama musim panas, memanfaatkan musim panas dengan sebaik-baiknya sebelum musim gugur menghampiri mereka. Kehidupan normal mereka, hidup normal.
***
“ Bella? “ seru seorang lelaki separuh baya sambil menaikkan kacamata beningnya.
“ Yes, sir? “ jawabnya sambil menengok kearah sumber suara.
“ Can you buy this stuff, we are in short supply of this stuff “
“ All of this? “ serunya seraya mengambil secarik kertas yang berisikan tulisan panjang yang di ulurkan tadi
“ Yes, all stuff that write on there, can you? “ tanyanya dan dijawab dengan sebuah anggukan semangat oleh Bella.
“ Take this and go to there, don’t take a long time, okay? You know, today is busiest time so we must fast and take care on the way dear” ungkapnya dengan nada sayang yang kentara.
“ I’ll sir, see ya! “ katanya sambil berlalu dari meja dan beralih untuk mengambil jaket serta segera melangkahkan kakinya ke tempat yang dituju, melewati pintu belakang.
***
Tak butuh waktu lama bagi Bella untuk segera mencapai tempat yang dia tuju, dengan segera ia memasuki supermarket yang terletak 2 blok dari restaurant dimana ia bekerja. Bella pun mulai menyusuri setiap lorong etalase supermarket dengan baik, sambil sesekali ia memperhatikan setiap bahan yang tertulis di secarik kertas yang beberapa saat lalu ia terima.
Dengan cekatan Bella mulai meraih barang demi barang yang dibutuhkannya dan memasukannya ke dalam troli yang dia ambil saat berada di dekat pintu kasir.
“ Tuna, checked! Garlic, checked!, Soya sauce, checked! Cheese, checked! …. “ gumanya sambil sesekali melihat isi keranjang yang ada dan membubuhkan tanda centang di samping tulisan bahan makanan yang dibutuhkan.
“ Excellent! ” serunya sambil tersenyum puas dengan hasil pencariannya dan melirik jam tangan yang melingkar manis di lengan kirinya, 15 menit, dia hanya membutuhkan setengah waktu dari jatah yang telah diberikan.
Bella pun segera mendorong troli yang berisi bahan-bahan kebutuhan keluar dari kumpulan etalase-etalase dan segera menuju deretan antrian yang berjejer-jejer memanjang.
“ Its too long “ keluhnya saat melihat setiap kasir yang telah dipenuhi orang-orang yang sedang menganti memanjang bahkan mengular.
Ia pun melarikan matanya sekeliling dan mencari-cari kasir yang antrianya tidak terlalu panjang. Tapi pencariannya itu berakhir dengan matanya yang tetiba berhenti untuk berpencar dan hanya tertuju pada sebuah titik, pada sebuah sosok yang dia kenal dengan jelas, sosok yang menyulut masa lalunya, sosok yang telah menghidupkan sisi lain dari dirinya.
“ Dia…. “ gumanya
“ Lelaki itu”
“ Sial! “ ujarnya penuh penekanan, kentara sekali dari suaranya bahwa dia sedang menahan emosi, emosi lama yang sempat membara.
Bella pun segera melangkahkan kakinya menjauh dari tempat dimana dia berpijak dan mencari kasir yang lebih jauh, jauh dari aura lelaki itu. Aura itu. Aura lelaki itu secara tidak langsung telah menyulut emosi masa lalunya yang sempat membara dan sekarang lelaki itu muncul di hadapannya, lelaki itu sukses mematahkan pertahanannya, pertahanan akan rasa sakit yang telah ia kubur dan sekarang ia telah membangunkannya kembali. Dan dia harus pergi dari sini secepatnya, hatinya ngilu untuk tetap berada dalam jarak dekat dengan sosok itu.
***
Air bumi telah berjatuhan, menampakan wujudnya. Wujudnya tampak di jalanan, di pepohonan, di badan mobil dan di lapisan kaca bening, air hujan itu membuat embun di lapisan kaca bening dimana tempat ia berpijak dan sesaat kemudian wujud air itu akan meluncur bebas dari lapisan kaca itu dan menghilang, hanya meninggalkan jejak garis berkelok di lapisan kaca, dramatic.
Tampak sesosok gadis berambut panjang, terurai, menatap jalanan London yang berkedip-kedip dengan indahnya karena pantulan dari puluhan mobil yang berlalu lalang dari dinding berlapis kaca di sudut kamarnya, menatap setiap butiran air hujan yang berjatuhan dan menempel di dinding lalu menghilang, berbekas. Gadis itu menyusurkan jemari lentiknya ke lapisan kaca, mengikuti lekukan kelokan bekas air hujan berdiam.
“ Dingin “ katanya sambil tersenyum, senyum yang menyedihkan
“ Ayah.. “
Sekali lagi ia tersenyum, sungguh tersenyum, senyum sebuah ketulusan
“ Apa kabar? Aku harap ayah benar-benar baik. Aku disini sehat dan baik “ lantunnya sambil menyelipkan anak rambut yang berjatuhan ke balik telinganya.
Terjadi jeda yang cukup panjang, jeda yang membuat keheningan panjang di ruangan ini.
“ Ayah, hari ini aku bertemu dengannya “ ungkapnya tertahan.
“ Aku sakit ayah, hatiku sakit saat aku di hadapkan pada sebuah kenyataan, kenyataan yang sudah aku kubur jauh di dalam dan menutupnya, tapi dia, dia muncul dan menghancurkan pertahananku ayah “
Cairan bening itu jatuh, jatuh butir per butir, dan akhirnya suara itu meledak, emosi yang terpendam sekian lama meletup-letup dengan hebatnya. Emosi yang sejak dulu telah ia relakan untuk dipendam, emosi yang dipikir tidak akan lenyap dengan sendirinya, tapi ia salah, saat ia dihantamkan pada sebuah kenyataan, kenyataan yang menyakitkan, emosi itu meluap, memenuhi rongga dadanya dan sakit.
“ Ayah…. “ serunya setengah berteriak menahan emosi dan air mata yang mendesak
“ Aku harus bagaimana ayah “ suaranya serak, tertahan di kerongkongan yang tercekat oleh air mata yang memaksa turun
“ Ayah!!! “ teriaknya dan saat itu juga ia menjatuhkan diri perlahan ke lantai.
Rasa sakit itu kembali muncul, menghantam memorinya membawanya terbang jauh ke masa lalunya yang kelam dan menyakitkan. Dan di saat itu juga, gadis itu telah memutuskan suatu hal, hal yang akan segera membawanya pada bab baru dalam hidupnya, saat ini, jam ini, menit ini, dan detik ini, Tuhan telah menuliskan garis hidup gadis ini, membawa gadis ini ke dalam cerita yang telah di rancang Tuhan. Secepatnya.
***
Quote:
Spoiler for Sumber:
Jangan lupa


0
944
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan