Halo agan2 dan agan wati semua.... ane cuma mau mengungkapkan pendapat aja nich.
Jadi ceritanya udah 2 minggu ini ane pulang pergi naik kereta buat kerja di Tangerang, Rumah ane sendiri ada di Jakarta selatan dekat Universitas Pancasila. Ane naik kereta dari Stasiun UP sampai Tangerang dengan transit di Duri.
Karena rumah ane di Jakarta dket stasiun dan tempat kerja ane justru jauh banget dari stasiun Tangerang... Jadi kebalikan dari orang2, ane dari rumah naik kereta sampai tangerang, dari tangerang ke kantor naik Motor, karena kalau naik angkot 3x, mahal 10.000, dan lama lagi macet.
Nah kalau malamnya motor ane taro di Stasiun tangerang.
Yang ane bingung, nitip motor di parkiran resmi KAI stasiun tangerang dari jam 7 malam sampai jam 7 pagi =
Rp 15.0000
Menurut ane sih itu terlalu mahal ya, karena tarif kereta aja dari UP sampai tangerang kurang dari 5.000 toh! Lagian setau ane parkiran di Stasiun / halte busway dibuat untuk menunjang park n ride agar pengendara tidak bawa kendaraan pribadi ke tengah kota. Yang pada akhirnya bakal mengurangi kemacetan karena lebih banyak yang pakai kendaraan umum.
Tapi kalau gini caranya sih ane tekor gan... 15.000 / hari, 20 hari aja udah 300.000 buat parkir doank... Niatnya mau untung malah buntung...
FYI, parkiran di gedung2 kantoran di tengah kota seperti sudirman, juanda, gondangdia dari pagi sampe jam pulang kerja itu sekitar 18.000-20.000, nah ini di pinggir kota tapi parkirnya udah kayak ditengah kota. Malah bikin orang males naik kereta kalau gini mah karena tarif parkirnya mahal...
=========================
Quote:
Masyarakat Keluhkan Tarif Parkir Stasiun
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Masyarakat pengguna kereta api mengeluhkan tarif parkir di stasiun yang dinilai terlalu mahal. Tarif parkir di stasiun, lebih mahal dibanding parkir di luar stasiun yang dikelola warga sekitar stasiun.
Di stasiun Pondok Cina, Depok, misalnya. Salah seorang pengguna parkir, Rini (27 tahun), mengatakan dia keberatan jika tarif parkir yang diberlakukan di stasiun kereta hingga Rp 5 ribu. Sementara tempat parkir di sekitarnya lebih murah yakni Rp 4 ribu per harinya.
"Saya kebetulan saja parkir di stasiun karena penitipan motor lain sedang penuh," kata dia kepada Republika, Selasa (1/10).
Meski begitu, Rini tidak mengetahui bahwa parkir resmi memiliki asuransi kepada para pengguna kendaraan bermotor. "Kalau ada asuransinya saya belum tahu hal itu," ujar Rini kembali.
Di stasiun Pondok Cina, tempat parkir untuk kendaraan roda empat terlihat kurang memadai. Tempat parkir terkesan dipaksakan karena lahan parkir yang sangat terbatas.
Pengaturannya pun terlihat tidak tertata baik. Mobil diparkir tanpa ada tempat keluar bagi mobil yang datang pertama kali.
Menurut Saiful, penjaga parkir resmi di stasiun Pondok Cina, untuk lahan parkir di kawasan ini memang sangat sempit untuk mobil. Dia menyiasatinya dengan menempatkan pengguna mobil yang pulang malam hari di lokasi bagian ujung.
Lantas pertanyaan pun muncul bagaimana jika pemilik mobil bagian pojok tersebut pulang awal? Saiful mengatakan, kalau mobil yang di bagian tengah biasanya kuncinya dititipkan. Dia berharap agar lahan parkir di stasiun bisa diperluas agar memudahkan pengaturannya.
Quote:
Tarif Parkir Stasiun Mahal, Penumpang KRL Bekasi Ancam Demo!
Bekasi - Ongkos parkir di stasiun-stasiun Bodetabek yang lebih mahal dibanding tarif Commuter Line membuat gusar para komuter, bukan hanya di Bodetabek saja bahkan di Jawa Tengah tarif parkir tidak jauh beda dengan harga tiket KA.
Pemerintah bisa turut campur menjaga ongkos parkir murah dengan turut membangun fasilitas parkir di lahan stasiun, seperti halnya membangun rel dan stasiun.
“Mestinya pemerintahlah yang turun tangan memperjelas fungsi park and ride di stasiun. Fasilitas itu (parkir) dimaksudkan mendorong penggunaan angkutan umum yang lebih baik, sehingga orang yang mau parkir mestinya dapat reward tarif parkirnya tidak mahal,” jelas pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas ketika dihubungi detikcom, Jumat (6/9/2013).
Yang harus dilakukan pemerintah dalam hal ini Kemenhub, imbuh dia, adalah ikut campur dalam pembangunan tempat parkir di stasiun, seperti pemerintah menyediakan prasarana kereta. Dananya, tentu bisa diambil dari APBN.
“Kalau menggunakan APBN tidak ada alasan untuk PT KAI membuat tarif parkir itu mahal. Kalau itu (parkir) dibangun PT KAI yang kemudian membutuhkan investasi sendiri jadinya ada alasan PT KAI itu sebagai imbal investasi. Jadi pemerintah mestinya tak menyerahkan ke operator, karena kalau operator itu bisnis,” imbuhnya.
Apalagi, imbuhnya, PT KAI bisa menentukan sendiri tarif parkirnya. Maka semakin dibutuhkan campur tangan pemerintah dalam pembangunan fasilitas parkir ini.
Menanggapi perubahan tarif parkir di stasiun ini, Ketua Umum Asosiasi Penumpang Kereta Api (Aspeka) Ahmad Safrudin mengatakan, tarif parkir di area stasiun seharusnya dibuat murah untuk menarik pengguna kendaraan pribadi berpindah ke angkutan umum massal.
”Kalau tarif parkir mahal, tentu tidak menarik bagi pengguna. Tarif parkir progresif dan mahal itu seharusnya diterapkan di kawasan bisnis, komersial, atau pusat kota,” katanya.
Dia mengatakan, KRL juga diandalkan sebagai moda transportasi menuju pusat kota Jakarta. Oleh karena itu, kereta komuter ini berperan mengurangi kemacetan. Untuk mendukung meningkatnya jumlah penumpang KRL, ketersediaan area parkir di stasiun juga merupakan kebutuhan. Pengelola parkir seharusnya tidak memandang parkir
dalam stasiun sebagai lahan bisnis semata, tetapi juga sebagai kesatuan untuk mengatasi kemacetan.
Banyaknya pengguna jasa parkir di stasiun, menurut Ahmad, seharusnya bisa menutup biaya depresiasi dan investasi peralatan tanpa harus menerapkan tarif progresif. (ART)
Menurut salah satu penumpang, Hayadi (46) warga Tambun Karyawan Swasta di Jakarta ini Kesal dengan pengelola parkir menurutnya, Parkir Stasiun Bekasi Tidak Pantas dinaikan karena belum standar dan kalah jauh dengan parkir rumahan dengan tarif Rp 3000 yg mempunyai atap, beda dgn parkir di stasiun motor kami harus kepanasan dan keujanan belum lagi body motor pada lecet akibat di seret oleh karyawan parkir tsb dan di dempetkan dengan motor lainya bahkan motor kami berpindah tempat ketika kami pulang kami bingung mencari motor kami dimana, dia berharap Walikota Bekasi dan DPRD TIDAK BUTA DAN BUDEG terhadap permasalah umum seharusnya pemerintah setempat mengatasi kemacetan dengan men subsidi parkir agar orang mau parkir di tempat tsb jangan hanya memikirkan perut anda sendiri contohlah pak Jokowi yg selalu turun dan mendengar keluhan warganya.. imbuh dia saat diwawancara 16/09/2013
menurut kabar yang beredar ribuan penumpang bekasi ini akan demo pada tanggal 30 September2013 dibantu dengan ormas dan mahasiswa bekasi untuk mendukung tarif parkir murah yang saat efisien mengatasi kemacetan dan tidak memberatkan warga yang ingin parkir belum lagi tarif BBM yang mahal.
yang akan seperti penolakan penghapusan krl ekonomi pada 1 april 2013 lalu akibatnya perjalanan Kereta telat 2- 3 jam.
Quote:
Ongkos Parkir di Stasiun Bisa Murah kalau Pemerintah Ikut Bangun
Jakarta - Ongkos parkir di stasiun-stasiun Bodetabek yang lebih mahal dibanding tarif Commuter Line membuat gusar para komuter. Pemerintah bisa turut campur menjaga ongkos parkir murah dengan turut membangun fasilitas parkir di lahan stasiun, seperti halnya membangun rel dan stasiun.
"Mestinya pemerintahlah yang turun tangan memperjelas fungsi park and ride di stasiun. Fasilitas itu (parkir) dimaksudkan mendorong penggunaan angkutan umum yang lebih baik, sehingga orang yang mau parkir mestinya dapat reward tarif parkirnya tidak mahal," jelas pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas ketika dihubungi detikcom, Jumat (6/9/2013).
Yang harus dilakukan pemerintah dalam hal ini Kemenhub, imbuh dia, adalah ikut campur dalam pembangunan tempat parkir di stasiun, seperti pemerintah menyediakan prasarana kereta. Dananya, tentu bisa diambil dari APBN.
"Kalau menggunakan APBN tidak ada alasan untuk PT KAI membuat tarif parkir itu mahal. Kalau itu (parkir) dibangun PT KAI yang kemudian membutuhkan investasi sendiri jadinya ada alasan PT KAI itu sebagai imbal investasi. Jadi pemerintah mestinya tak menyerahkan ke operator, karena kalau operator itu bisnis," imbuhnya.
Apalagi, imbuhnya, PT KAI bisa menentukan sendiri tarif parkirnya. Maka semakin dibutuhkan campur tangan pemerintah dalam pembangunan fasilitas parkir ini.
Dari yang ane liat sih emang pengelola parkir resmi di stasiun itu perusahaan swasta, ya namanya orang bisnis wajar cari untung. Tapi yang seperti berita diatas, alangkah baiknya kalau pemerintah yang handle biar lebih murah...
Jadi gimana kira2 tanggepan ente? mungkin ada yang senasib ama ane??
Jangan lupa rate dan comment ya...
