- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pedagang Pasar Induk Cianjur Protes Bekas Kios Mereka akan Diratakan
TS
Tukang.sate
Pedagang Pasar Induk Cianjur Protes Bekas Kios Mereka akan Diratakan
Quote:
CIANJUR, (PRLM). Pedagang Pasar Induk Cianjur(PIC) yang menempati sejumlah kios dan lapak darurat melakukan protes dan menolak rencana pembongkaran kios dan lapak mereka. Para pedagang bertekad akan tetap menempati tempat berjualan mereka.
Informasi yang didapat dari sejumlah pedagang menyebutkan, rencana pembongkaran tersebut sejurus adanya aktivitas bongkar muat besi dan material bangunan pasar yang hangus terbakar beberapa waktu lalu itu. Keberadaan 32 lapak dan 12 kios darurat itu dinilai menghambat akses dan aktivitas bongkar muat itu.
Protes yang dilakukan pedagang di lokasi terbakarnya PIC, Jalan Suroso, Cianjur, Senin (18/11/2013) akhirnya ditemui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kab. Cianjur dan beberapa stafnya. Pembicaraan bahkan sempat diwarnai ketegangan saat sejumlah pihak menyampaikan argumen dan alasan masing-masing terkait rencana pembongkaran tersebut.
Koordinator pedagang, Yatno (60) menolak tegas rencana tersebut karena jelas-jelas merugikan pedagang. Menurutnya, jika pembongkaran tetap dilakukan, pemerintah dan pihak yang terlibat lainnya sama artinya telah menggusur lahan mencari nafkah pedagang.
"Jangan karena ingin mementingkan pihak tertentu, kami yang dikorbankan. Kalau lapak dan kios kami dibongkar, lantas kami jualan dimana, kami harus mencari nafkah dimana," tuturnya.
Yatno dan beberapa rekannya bersikukuh tidak setuju dengan rencana pembongkaran tersebut kendati dalihnya untuk mempermudah dan mempercepat proses pembongkaran bangunan induk pasar yang hangus terbakar itu. "Perhatikan nasib kami. Sudah kios dan lapak kami terbakar, sekarang sudah mau di gusur," katanya.
Kepala Disperindag Kab. Cianjur Himam Haris didampingi Kepala Pasar Induk, Asep Kusmiadi usai pertemuan dengan pedagang menegaskan, pembongkaran sebagian kios dan lapak darurat itu baru sebatas rencana yang disampaikan kepada para pedagang.
Tujuannya, kata Himam, untuk mempermudah akses masuk kendaraan pengangkut besi dan material bangunan pasar tersebut. "Rapat muspida meminta bangunan pasar yang terbakar itu harus segera dibongkar dan diratakan karena kondisinya labil. Untuk mempercepat tentunya dibutuhkan akses yang leluasa," katanya.
Meskipun demikian, rencana untuk membongkar kios dan lapak tersebut masih akan dibicarakan lagi besok (hari ini, red) dengan melibatkan semua pihak termasuk pembeli besi tersebut.
"Jadi dinas sifatnya hanya menjadi mediator antara keinginan pedagang dengan keinginan pemborong. Kalau keluar masuk kendaraan pengangkut bisa dilakukan dengan kondisi sekarang ini, yah jangan ada pembongkaran. Namun kalau ternyata tidak bisa, yah mau tidak mau harus dilakukan (pembongkaran kios dan lapak, red)," ujarnya.
Kepala Pasar Induk Cianjur, Asep Kusmiadi menyebutkan, sedikitnya 32 lapak dan beberapa kios yang akan terdampak rencana tersebut. "Namun jadi tidaknya dibongkar, seperti kata pak kadis tadi akan dibicarakan besok dengan semua pihak," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Abdullah Mansyuri siap membuat tuntutan ke Pemkab Cianjur jika terjadi paksaan perataan bangunan PIC. Pasalnya, kata Abdullah, meski sudah menjadi puing-puing akibat kebakaran, bangunan tersebut masih milik para pedagang.
"Kami saat ini masih melakukan pendampingan terhadap pedagang korban kebakaran. Dari beberapa pedagang yang kami dampingi mereka itu sedang melakukan pemulihan ekonomi pascakebakaran. Bahkan, kios-kios yang terbakar itu masih menjadi milik pedagang untuk 10 tahun ke depan," katanya.
Abdullah mengatakan seharusnya Pemkab Cianjur jangan dulu memboicarakan pembangunan pasar baru dan melakukan perataan bangunan pasar pascaterbakar.
"Pemkab Cianjur harus mendampingi para pedagang untuk melakukan pemulihan ekonomi sehingga membantu pedagang bangkit lagi. Saat ini pedagang itu butuh suntikan modal. Bukan diganggu terus setelah mereka kehilangan kiosnya," ucapnya.
Selain itu, Abdullah menuturkan setelah hampir tiga bulan pascakebakaran, Puslabfor Mabes Polri juga belum mengumumkan penyebab kebakaran.
"Padahal hal ini juga ditunggu para pedagang untuk memberi kejelasan bagi mereka. Jika memang penyebabnya teknis dan akibat keteledoran pedagang, maka pedagang bisa belajar dari kejadian itu. Makanya, kami inginkan agar Puslabfor segera mengumumkan penyebab kebakaran," tuturnya.
Informasi yang didapat dari sejumlah pedagang menyebutkan, rencana pembongkaran tersebut sejurus adanya aktivitas bongkar muat besi dan material bangunan pasar yang hangus terbakar beberapa waktu lalu itu. Keberadaan 32 lapak dan 12 kios darurat itu dinilai menghambat akses dan aktivitas bongkar muat itu.
Protes yang dilakukan pedagang di lokasi terbakarnya PIC, Jalan Suroso, Cianjur, Senin (18/11/2013) akhirnya ditemui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kab. Cianjur dan beberapa stafnya. Pembicaraan bahkan sempat diwarnai ketegangan saat sejumlah pihak menyampaikan argumen dan alasan masing-masing terkait rencana pembongkaran tersebut.
Koordinator pedagang, Yatno (60) menolak tegas rencana tersebut karena jelas-jelas merugikan pedagang. Menurutnya, jika pembongkaran tetap dilakukan, pemerintah dan pihak yang terlibat lainnya sama artinya telah menggusur lahan mencari nafkah pedagang.
"Jangan karena ingin mementingkan pihak tertentu, kami yang dikorbankan. Kalau lapak dan kios kami dibongkar, lantas kami jualan dimana, kami harus mencari nafkah dimana," tuturnya.
Yatno dan beberapa rekannya bersikukuh tidak setuju dengan rencana pembongkaran tersebut kendati dalihnya untuk mempermudah dan mempercepat proses pembongkaran bangunan induk pasar yang hangus terbakar itu. "Perhatikan nasib kami. Sudah kios dan lapak kami terbakar, sekarang sudah mau di gusur," katanya.
Kepala Disperindag Kab. Cianjur Himam Haris didampingi Kepala Pasar Induk, Asep Kusmiadi usai pertemuan dengan pedagang menegaskan, pembongkaran sebagian kios dan lapak darurat itu baru sebatas rencana yang disampaikan kepada para pedagang.
Tujuannya, kata Himam, untuk mempermudah akses masuk kendaraan pengangkut besi dan material bangunan pasar tersebut. "Rapat muspida meminta bangunan pasar yang terbakar itu harus segera dibongkar dan diratakan karena kondisinya labil. Untuk mempercepat tentunya dibutuhkan akses yang leluasa," katanya.
Meskipun demikian, rencana untuk membongkar kios dan lapak tersebut masih akan dibicarakan lagi besok (hari ini, red) dengan melibatkan semua pihak termasuk pembeli besi tersebut.
"Jadi dinas sifatnya hanya menjadi mediator antara keinginan pedagang dengan keinginan pemborong. Kalau keluar masuk kendaraan pengangkut bisa dilakukan dengan kondisi sekarang ini, yah jangan ada pembongkaran. Namun kalau ternyata tidak bisa, yah mau tidak mau harus dilakukan (pembongkaran kios dan lapak, red)," ujarnya.
Kepala Pasar Induk Cianjur, Asep Kusmiadi menyebutkan, sedikitnya 32 lapak dan beberapa kios yang akan terdampak rencana tersebut. "Namun jadi tidaknya dibongkar, seperti kata pak kadis tadi akan dibicarakan besok dengan semua pihak," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Abdullah Mansyuri siap membuat tuntutan ke Pemkab Cianjur jika terjadi paksaan perataan bangunan PIC. Pasalnya, kata Abdullah, meski sudah menjadi puing-puing akibat kebakaran, bangunan tersebut masih milik para pedagang.
"Kami saat ini masih melakukan pendampingan terhadap pedagang korban kebakaran. Dari beberapa pedagang yang kami dampingi mereka itu sedang melakukan pemulihan ekonomi pascakebakaran. Bahkan, kios-kios yang terbakar itu masih menjadi milik pedagang untuk 10 tahun ke depan," katanya.
Abdullah mengatakan seharusnya Pemkab Cianjur jangan dulu memboicarakan pembangunan pasar baru dan melakukan perataan bangunan pasar pascaterbakar.
"Pemkab Cianjur harus mendampingi para pedagang untuk melakukan pemulihan ekonomi sehingga membantu pedagang bangkit lagi. Saat ini pedagang itu butuh suntikan modal. Bukan diganggu terus setelah mereka kehilangan kiosnya," ucapnya.
Selain itu, Abdullah menuturkan setelah hampir tiga bulan pascakebakaran, Puslabfor Mabes Polri juga belum mengumumkan penyebab kebakaran.
"Padahal hal ini juga ditunggu para pedagang untuk memberi kejelasan bagi mereka. Jika memang penyebabnya teknis dan akibat keteledoran pedagang, maka pedagang bisa belajar dari kejadian itu. Makanya, kami inginkan agar Puslabfor segera mengumumkan penyebab kebakaran," tuturnya.
Diubah oleh Tukang.sate 28-08-2016 04:23
0
904
Kutip
2
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan