- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sadap Indonesia, Australia Harus Bayar Mahal


TS
semuattgcinta
Sadap Indonesia, Australia Harus Bayar Mahal

TEMPO.CO, Canberra - Mantan Menteri Luar Negeri Australia, Alexander Downer, menyayangkan penyadapan yang dilakukan negaranya terhadap presiden dan pejabat tinggi Indonesia. Menurut dia, hal ini sangat merugikan Australia. "Ini situasi yang mengejutkan di mana Australia akan membayar harga yang sangat mahal," katanya kepada Sky News. Hal ini, katanya, sangat merusak hubungan baik dua negara bertetangga itu.
Menurut ABC News, nilai perdagangan Indonesia-Australia mencapai US$ 13,7 miliar pada tahun 2012. Menteri Perdagangan Australia Andrew Robb bersama mitranya dari Indonesia tengah merampungkan draf persetujuan perdagangan bebas kedua negara itu.
Berita penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Indonesia menjadi pembicaraan hangat di Negeri Kanguru itu. Hampir seluruh media besar menuliskannya di halaman depan. Terungkapnya penyadapan Australia atas Indonesia berasal dari dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden. Dalam dokumen yang juga diperoleh oleh harian Australia, Sydney Morning Herald, ia mengungkapkan, ada beberapa file penyadapan para pejabat Indonesia, termasuk percakapan pribadi ponsel Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, ada satu file yang berisi seluruh percakapan SBY selama 15 hari pada bulan November 2009.
Anggota parlemen Australia asal Tasmania, Andrew Wilkie, mengatakan dirinya mendukung tindakan Snowden membeberkan dokumen materi sensitif tentang Presiden Indonesia itu. "Saya tidak ragu untuk menyebut dia bertindak dalam kepentingan publik ketika dia mengungkapkan informasi itu," katanya kepada wartawan di Canberra. "Ini langkah bagus."
Bagi Australia, kata Wilkie, juga menjadi masukan penting. "Kita jadi tahu bagaimana intelijen kita bekerja," katanya. Ia menyatakan kinerja lembaga intelijen yang menghabiskan anggaran tak sedikit itu harus dievaluasi dengan terbongkarnya kasus ini.
Di Australia, Wilkie adalah anggota Parlemen yang cukup diperhitungkan. Ia adalah mantan analis intelijen yang mengundurkan diri dari pekerjaannya di Kantor Kajian Nasional pada tahun 2003 karena kekhawatiran atas keterlibatan Australia dalam invasi ke Irak.
Senator dari Partai Greens, Scott Ludlam, mengatakan pengumpulan informasi oleh intelijen Australia bersama program pengawasan Amerika Serikat berada di luar kendali. "Apakah kita secara serius percaya bahwa Presiden Indonesia, istrinya, dan tim kepemimpinannya merupakan ancaman keamanan nasional bagi Australia?" katanya.
Mewakili Partai Greens, ia menyatakan harus ada penyelidikan langsung atas hal ini. "Diplomasi, kepercayaan bisnis, dan perlindungan privasi pribadi harus menjadi perhatian utama," katanya.
[url]http://S E N S O RmTnN3F9ubY[/url]
Mengapa Telepon Ani SBY Ikut Disadap Australia?
TEMPO.CO, Canberra - Intelijen Australia menyadap telepon pribadi Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan lingkaran dekat SBY. Tak hanya sejumlah menteri, dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden, juga menyebut penyadapan dilakukan juga pada telepon Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Fail Ani berserta lingkaran dekat Presiden SBY dikumpulkan dalam dokumen berlabel Top Secret.
Harian Sydney Morning Herald memiliki alasan tersendiri untuk mengaitkan mengapa Ani Yudhoyono juga menjadi sasaran penyadapan. Media ini merujuk pada informasi intelijen yang bocor sebelumnya, yang diunggah di situs Wikileaks.
Dalam situs WikiLeaks pada 2007, Ani disebut oleh diplomat AS sebagai "kabinet nomor satu". Ani SBY disebut memperluas pengaruhnya di dalam Istana dan tampil sebagai penasihat pribadi Presiden.
"Ibu Negara mampu mengarahkan Presiden terkait pandangan dan perspektif kebijakan yang dipilihnya," tulis laporan itu. Masih mengutip Wikileaks, Sydney Morning Herald menulis, "pendapat Ani adalah satu-satunya yang paling penting."
Selain itu, pada saat penyadapan dilakukan, Ani SBY dianggap sebagai calon kuat Partai Demokrat untuk menggantikan SBY sebagai Presiden Republik Indonesia berikutnya.
Bocoran dokumen Edward Snowden juga mengungkapkan intelijen Australia menggunakan segala cara untuk mengumpulkan data intelijen dari Indonesia, termasuk menyadap telepon SBY.
Dokumen yang juga diperoleh ABC News dan The Guardian Australia, yang berasal dari bocoran US National Security Agency, menunjukkan Australia mencoba menyadap percakapan telepon Presiden SBY dan pembantunya pada 2009.
Target pengintaian intelijen Australia juga termasuk tokoh lingkaran dekat Presiden, seperti Ibu Negara Kristiani Herawati Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, eks Wakil Presiden Jusuf Kalla, juru bicara Presiden, dan para menteri.
Nama-nama lain yang tercantum dalam dokumen adalah Andi Mallarangeng, Hatta Rajasa, Sri Mulyani, Widodo Adi Sucipto, dan Sofyan Djalil. (baca: Ini Daftar Pejabat yang Disadap Australia)
Masuknya Ani SBY dalam daftar menyadapan membuat anggota parlemen Australia, Scott Ludlam, geleng-geleng kepala. "Apakah kita serius untuk percaya bahwa Presiden Indonesia, istrinya, dan tim kepemimpinannya merupakan ancaman keamanan nasional bagi Australia?" katanya.
Ia meminta investigasi atas penyadapan ini untuk mengevaluasi kinerja badan intelijen negara itu.
http://www.tempo.co/read/news/2013/1...adap-Australia
pemimpin indonesia kayanya gak cocok yg sifatnya "kebapakan"
minimal yg punya jiwa pemberani macam Ir Soekarno, jokowi, ahok.
Diubah oleh semuattgcinta 18-11-2013 16:44
0
5.1K
53


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan