[Kasus Korea Utara] Dimana kah posisi Kemanusiaan dalam Kehidupan Politik dan Bisnis?
TS
pakarkoar
[Kasus Korea Utara] Dimana kah posisi Kemanusiaan dalam Kehidupan Politik dan Bisnis?
Ada baiknya semua spoiler yang ada di-klik ya gan, setelah dibaca semua baru komeng, silahkan agan ikuti aja thread ane ini ........... maaf ane nubitol ya gan, mohon jangan dibata, lagi belajar buat thread sih. Jangan terlalu serius membacanya ya gan, nyantai aja.
terima kasih.
Spoiler for :
Kadang kita sulit untuk memahami mengapa hidup ini begitu kejam ya gan? Sori deh kalau ngeles, coba simak masalah kemanusiaan di Korea Utara, memang mereka bukan bangsa kita sih tapi mereka manusia ciptaan Allah sama dengan kita, apa salahnya kalau kita memberi sedikit empati pada nasib mereka? Itukan wujud dari nilai kemanusiaan yang universal, tapi sayang kalau pemerintahan suatu negara enggak tanggap soal ini, sepertinya antara kemanusiaan dengan politik dan bisnis enggak nyambung (?). Oya, bangsa kita juga banyak yang menderita, tapi bukan dimari forumnya........
Tim PBB yang menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia di Korea Utara, mendengarkan kisah-kisah horor orang-orang yang berhasil melarikan diri dari rezim Stalinis yang berkuasa di negeri misterius tersebut.
Spoiler for :
Komisi HAM PBB, hari Rabu (24/10) di London, mendengarkan kesaksian dari beberapa pembelot yang berhasil melarikan diri dan kini tinggal di Eropa setelah sebelumnya juga mendengarkan kesaksian lainnya di Seoul dan Tokyo. Jihyuan Park, yang berbicara dengan lembut, adalah seorang perempuan berusia tiga puluhan, yang menangis saat menceritakan tentang bagaimana ia bisa melarikan diri menyeberangi perbatasan dengan Cina pada tahun 1998, dengan cara ‘menjual diri' sebagai ‘istri' seorang pejudi Cina.
“Pertama-tama yang mereka katakan kepada saya bahwa, karena mereka telah membeli saya, maka mereka bisa melakukan apapun,” kata dia di hadapan panel melalui penerjemah. Park, terpaksa meninggalkan Korea Utara karena kakaknya yang tentara mendapat masalah akibat berbisnis. Ia akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki di Cina. Tapi kemudian ia ditangkap dan diancam bakal dipulangkan. Segera setelah itu, ia mendengar bahwa ‘suaminya' terlibat dalam tawar menawar harga dengan seorang anggota sindikat penjualan manusia mengenai harga anak laki-laki yang ia lahirkan.“Karena ia lahir di tempat sekeras itu, saya ingin ia menjadi betul-betul kuat,” kata perempuan itu sambil sesenggukan. “Jadi saya namai dia Baja”.
Park akhirnya dikirim balik ke Korea Utara dan sebagaimana pembelot lainnya, ditempatkan di sebuah kamp penahanan dan menjalani kerja paksa. Tapi ia akhirnya berhasil kembali ke Cina dan menemukan putranya yang ternyata belum dijual ke sindikat perdagangan manusia. Park yang merasa sangat lega karena menemukan anaknya, akhirnya menuju Inggris dan kini sedang mengajukan kewarganegaraan.
Lari karena lapar
Pembelot lainnya, Song Ju Kim, mengatakan bahwa dia empat kali berusaha melarikan diri dari Korea Utara – karena kata dia, di sana “tidak ada makanan”. Kelaparan telah membunuh ratusan ribu orang Korea Utara selama tahun 1990an, dan jutaan orang masih menggantungkan diri pada bantuan makanan. Kim menceritakan tentang bagaimana, ia yang didera rasa lapar, pertama kali berusaha melarikan diri menyeberangi sungai es Tumen menuju Cina pada Maret 2006. Saat itu ia segera tertangkap oleh tentara Cina dan dikembalikan ke Korea Utara dan dipukuli dalam derajat yang ia gambarkan “di bawah kemanusiaan”.
Kim menggambarkan pusat penahanan di mana ia menyaksikan penyiksaan berupa pukulan-pukulan yang mengerikan. Ia juga dipaksamengorek-ngorek kotoran tahanan lain untuk mencari uang yang diduga disembunyikan dengan cara ditelan. Para tahanan di sana, kata Kim tidak diizinkan berdiri.
“Para penjaga penjara Korea Utara mengatakan kepada kami bahwa ketika kami masuk ke penjara ini maka kami bukan lagi manusia, tapi hanyalah binatang,” kata dia. ”Dan segera setelah kalian masuk ke penjara ini kamu hanya boleh merangkak, seperti binatang.”
Para tahanan diberi makan bubur encer yang sebagian terbuat dari debu dan batu, tambah dia. Ia berhasil melarikan diri ke Cina dalam usaha keempat dan kemudian ke Inggris dengan bantuan para misionaris.
Pyongyang telah menolak memberi akses kepada komisi PBB untuk masuk ke negara itu dan menggambarkan puluhan pembelot yang memberikan keterangan itu sebagai “kotoran manusia”.
Dipimpin seorang pensiunan hakim Australia yakni Michael Kirby, tim PBB termasuk diantaranya bekas jaksa Agung Indonesia Marzuki Darusman, secara resmi melakukan penyelidikan mengenai pelanggaran hak asasi manusia di Korea Utara.
NEW YORK, KOMPAS.com — Penyelidikan PBB mengenai hak asasi manusia di Korea Utara menyebutkan terjadi pelanggaran meluas yang dilakukan negara, termasuk tindakan kekejaman yang sangat serius. Hasil penyelidikan awal ini disusun PBB berdasarkan kesaksian para mantan tawanan kamp penjara Korea Utara yang sekarang bermukim di luar negeri.
Mereka memberikan kesaksian di Jepang dan Korea Selatan bulan lalu, di antaranya adalah Shin Dong Hyuk. Dia tercatat sebagai salah seorang pembelot terkenal dari Korea Utara. Shin Dong Hyuk berhasil melarikan diri dari kamp penjara tempat dia dilahirkan. "Pelanggaran mencerminkan pola skala besar yang mungkin merupakan pelanggaran sistematis dan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia," kata ketua penyelidikan independen, Michael Kirby, seperti dikutip kantor beritaReuters.
Laporan tersebut disampaikan Kirby di hadapan sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, Selasa(17/9/2013).
Kirby menambahkan, penyelidikan independen ini selanjutnya akan mencari tahu lembaga dan pejabat yang diduga bertanggung jawab. Menurut wartawan BBC di Jenewa, Imogen Foulkes, laporan PBB menyebut satu contoh pelanggaran. Seorang ibu dipaksa menenggelamkan bayinya.Dalam kasus lainnya, anak-anak ditahan sejak lahir dan tidak diberi makan.
Korea Utara, melalui Duta Besar So Se Pyong, menegaskan, penyelidikan tersebut palsu dan merupakan kampanye untuk memaksakan perubahan rezim di Korea Utara. Tim penyelidik PBB sejauh ini tidak diberikan akses ke Korea Utara, meskipun menyampaikan permintaan berkali-kali. Sebelumnya tim penyelidik untuk masalah hak asasi Korea Utara mendesak negara itu menanggapi keterangan para saksi di Seoul dan Tokyo.
Kim Hye-sook, Perjuangan Pembelot Korea Utara
Silahkan agan klik sendiri sumber dari kesaksian ini ........
Seperti apakah kamp penjara di Korut itu? Ini gan ....... North Korea's Nightmarish Prison System Is Expanding
Read more: http://www.businessinsider.com/north...#ixzz2ij63mAsZ
Sebagian saja ane kutip .............
Spoiler for :
Kamp penjara Korea Utara telah sering dibandingkan dengan kamp-kamp konsentrasi Nazi Jerman.
Citra satelit oleh Komite untuk Hak Asasi Manusia di Korea Utara (HRNK) & US komersial citra satelit DigitalGlobe perusahaan menunjukkan bahwa Korea Utara Camp 25 tampaknya telah menambahkan pertanian, bangunan, dan pos jaga.
Kamp diyakini ke rumah sekitar 5.000 tahanan dalam kondisi menyedihkan, dan laporan tersebut mencatat bahwa "ada kesempatan yang lebih bahwa populasi tahanan telah meningkat"
Kamp penjara Korea Utara adalah dunia kematian yang tertutup, penyiksaan dan kerja paksa di mana bayi dilahirkan oleh para budak, seperti itulah cerita menurut dua korban yang menyamakan kengerian dengan kamp Holocaust masih terus berlangsung. "Orang-orang berpikir Holocaust adalah di masa lalu, tetapi masih sangat banyak kenyataan. Hal ini masih terjadi di Korea Utara," kata Shin Dong-hyuk AFP melalui seorang penerjemah di sela-sela pertemuan puncak HAM di Jenewa.
Shin sendiri menghabiskan 23 tahun pertamanya di sebuah kamp penjara di negara rahasia, dia mengatakan disiksa dan dihukum kerja paksa sebelum membuat pelarian spektakuler tujuh tahun lalu dan merupakan tangan pertama yang memberikan cerita kepada dunia luar tentang kehidupan langka di dalam kamp tersebut.
Sementara perbandingan Shin dengan kamp konsentrasi Nazi - di mana mayoritas dari enam juta orang Yahudi yang tewas selama Holocaust dibunuh - mungkin nampak agak ekstrim, namun Chol-Hwan Kang pelarian lain yang selamat dari penjara kamp Korea Utara, setuju dengan analogi tersebut. "Pada dasarnya, itu adalah sama dengan Auschwitz-nya Hitler," kata Kang kepada AFP, juga melalui seorang penerjemah, merujuk ke salah satu kamp kematian yang paling terkenal di era Nazi dulu.
Lalu bagaimana hubungan masalah kemanusiaan itu dengan masalah politik dan bisnis gan? (bersambung)
Diubah oleh pakarkoar 11-11-2013 14:19
0
3.4K
Kutip
16
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru