Langkah pertama adalah untuk membiarkan orang tahu bahwa seseorang telah meninggal. Seorang utusan dikirim keluar ke jalan-jalan untuk mengumumkan kematian. Hal ini memungkinkan orang untuk mendapatkan diri mereka siap untuk periode dan upacara berkabung

Langkah kedua mengambil tubuh dibalsem. Pembalsem berada di tenda-tenda khusus atau
bangunan. Bangunan-bangunan ini disebut pembalseman lokakarya, dan dikelola oleh tim imam. Seringkali selama pembalseman, para imam harus melangkah keluar untuk menjauh dari bau mengerikan

Bagian pertama dari tubuh yang akan dihapus adalah otak. Mesir tidak tahu tujuan dari otak, sehingga mereka pikir itu membuang-buang ruang. Untuk mengekstrak otak, hook dimasukkan melalui hidung. Pembalsem ditarik keluar sebanyak yang mereka bisa, kemudian memasukkannya ke dalam air untuk melarutkan. Beberapa orang berpikir air kemudian dibuang, tetapi yang lain berpikir itu diambil dengan mumi ke ruang pemakaman

Selanjutnya untuk dihapus adalah organ internal: hati, paru-paru, perut, dan usus. Sebuah celah kecil dibuat di sisi kiri perut, maka pembalsem merogoh dan menarik keluar organ. Masing-masing organ secara individual mumi, kemudian disimpan dalam peti mati kecil yang disebut kanopik guci. Ada empat guci kanopik, satu untuk masing-masing organ. Guci tersebut dilindungi oleh "four son Horus"


Setelah organ-organ internal dihapus, bagian dalam tubuh dicuci dengan minyak sawit, lotion, dan melestarikan cairan. Selanjutnya tubuh diisi dengan linen, jerami, atau bahan kemasan lainnya untuk menjaga bentuk umum dari orang tersebut. Terkadang pembalsem yang ceroboh dan baik diisi terlalu banyak atau terlalu sedikit. Hal ini menyebabkan mumi untuk terlihat bengkak atau cacat

Tubuh ditempatkan pada garam dan ditutupi dengan baik nacron atau natron. Lempengan itu miring sehingga air akan kabur ke dalam baskom. Ini dihapus kelembaban dan mencegah membusuk. Jenazah itu dibawa keluar dan biarkan kering selama sekitar empat puluh hari. Setelah tubuh itu sudah kering, pembungkusan tubuh dimulai

Pembungkus tubuh adalah proses melelahkan . Tubuh diolesi dengan minyak , "linen" yang digunakan untuk membungkus tubuh ratusan meter, masing-masing kaki dan jari dibungkus "separatley" . Mantra , jimat , dan potongan tertulis dari "papirus" yang ditempatkan di antara setiap lapisan perban . Mesir percaya bahwa pesona ini memiliki sifat magis yang akan melindungi dan membawa keberuntungan bagi tubuh . "The Eye of Horus" , simbol perlindungan , yang sering digunakan . Proses pembungkus akan berhenti setiapkali dalam beberapa waktu imam mengucapkan doa-doa tertentu dan menulis pada kain . Ujung kafan itu ditempatkan pada mumi untuk menjaga semua bungkusnya bersama-sama . "Mummifikasi" ditambahkan ke kain kafan " lem " itu semua bersama-sama . ( Situlah kata " mumi " berasal dari . ) Terkadang mata palsu disisipkan. Kemudian potret yg telah dicat dan ditempatkan di atas kepala mumi sehingga jiwa orang yang meninggal ( Ka ) bisa mengenali pemiliknya . Mumi itu kemudian ditempatkan didalam peti mati yang telah dihiasi dan dicat

Prosesi terakhir di mana keluarga dan teman-teman almarhum berjalan melalui kota ke tempat pemakaman. Pelayat dibayar menangis sehingga para dewa dari dunia lain akan melihat bahwa orang yang sangat dicintai. Semakin banyak orang yang menangis, semakin ia dicintai, dan kesempatan yang lebih baik dia pergi ke setelah dunia. Sebelum mumi itu diambil di dalam makam, upacara yang disebut "Pembukaan Mulut" berlangsung

Pembukaan Mulut dilakukan oleh para imam di luar ruang pemakaman. Ini adalah salah satu persiapan yang paling penting. Keluarga dari mumi membacakan mantra sementara imam menggunakan instrumen khusus untuk menyentuh bagian yang berbeda dari wajah mumi. Orang Mesir percaya bahwa mumi tidak akan bisa makan, melihat, mendengar, atau memindahkan di akhirat jika upacara ini tidak terjadi. Mumi itu kemudian diletakkan di ruang pemakaman bersama dengan semua barang-barangnya, guci kanopik, dan Kitab Orang Mati. Kitab Orang Mati tidak benar-benar sebuah buku, tapi koleksi lebih dari 200 mantra sihir yang ditulis pada papirus. Buku ini berisi petunjuk tentang cara untuk mencapai hidup yang kekal. Kemudian kubur itu disegel

Tugas yang paling penting untuk mencapai keabadian tidak benar-benar terlihat oleh siapapun. Tugas ini disebut "Weighing of the Heart." Mesir percaya bahwa bagian yang paling kuat dari seseorang adalah hatinya. Jantung tidak pernah dikeluarkan dari tubuh, karena dianggap sebagai pusat dari keberadaan seseorang. Dalam upacara ini, para dewa dunia bawah “menilai” jantung mumi, seberapa baik ia berperilaku selama dia masih hidup.

Maat, dewi kebenaran, di satu sisi adalah hati mumi, dan di sisi lain adalah Feather (bulu) Kebenaran.
Anubis, dewa dunia bawah, membuat penghakiman terakhir, dan
Thoth, dewa yang mencatat semuanya. amal baik dan buruk jika jantung seimbang dengan “bulu”, jiwa mumi diberikan keabadian. Jika jantung lebih berat dari bulu (dosa melebihi kebajikan), jiwa akan ditakdirkan untuk nasib mengerikan. Jantung dilemparkan ke rakasa disebut Ammit, atau “Devourer of the Dead”.