- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
“TIGA MATA UANG TERTUA DI INDONESIA”
TS
ainovo
“TIGA MATA UANG TERTUA DI INDONESIA”
Quote:
Welcome To My Thread
Quote:
Semoga bukan Repost, Di Cek aja dulu gan:
BONUS:
JANGAN LUPA DI YA GAN ...
BOLEH JUGA BUAT ISO YANG MAU NGASIH
BUDAYAKAN UNTUK KOMEN (BERKUALITAS)
TERIMA KASIH
Spoiler for CLICK IT FIRST!:
Spoiler for OPEN IT FIRST!:
BONUS:
JANGAN LUPA DI YA GAN ...
BOLEH JUGA BUAT ISO YANG MAU NGASIH
BUDAYAKAN UNTUK KOMEN (BERKUALITAS)
TERIMA KASIH
Quote:
Negara Indonesia merupakan salah satu kawasan yang mempunyai peradaban yang cukup tinggi dan maju. Namun dalam urusan mata uang, Indonesia masih terbilang muda dalam mengenal mata uang. Negeri ini tercatat baru mempunyai uang resmi pada abad ke 8, itupun karena adanya pengaruh dari negara-negara tetangga (China dan India) yang saat itu sudah mempunyai mata uang sendiri. Berikut ini 3 mata uang tertua yang pernah digunakan di Indonesia.
1. Uang Syailendra (850 M)
Spoiler for 1:
Mata uang Indonesia dicetak pertama kali sekitar tahun 850/860 Masehi, yaitu pada masa kerajaan Mataram Syailendra yang berpusat di Jawa Tengah. Koin-koin tersebut dicetak dalam dua jenis bahan emas dan perak, mempunyai berat yang sama, dan mempunyai beberapa nominal yaitu:
* Masa (Ma), berat 2.40 gram; sama dengan 2 Atak atau 4 Kupang
* Atak, berat 1.20 gram; sama dengan ½ Masa, atau 2 Kupang
* Kupang (Ku), berat 0.60 gram; sama dengan ¼ Masa atau ½ Atak
Koin emas zaman Syailendra berbentuk kecil seperti kotak, dimana koin dengan satuan terbesar (Masa) berukuran 6 x 6/7 mm saja. Pada bagian depannya terdapat huruf Devanagari “Ta”. Di belakangnya terdapat incuse (lekukan ke dalam) yang dibagi dalam dua bagian, masing-masing terdapat semacam bulatan. Dalam bahasa numismatik, pola ini dinamakan “Sesame Seed”. Sedangkan koin perak Masa mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian muka dicetak huruf Devanagari “Ma” (singkatan dari Masa), dan di bagian belakangnya terdapat incuse dengan pola “Bunga Cendana”.
2. Uang Krishnala, Kerajaan Jenggala (1042-1130 M)
Spoiler for 2:
Pada zaman Daha dan Jenggala, uang-uang emas dan perak tetap dicetak dengan berat standar, walaupun mengalami proses perubahan bentuk dan desainnya. Koin emas yang semula berbentuk kotak berubah desain menjadi bundar, sedangkan koin peraknya mempunyai desain berbentuk cembung, dengan diameter antara 13-14 mm.
Pada waktu itu uang kepeng Cina datang begitu besar, sehingga saking banyaknya jumlah yang beredar, akhirnya dipakai secara “resmi” sebagai alat pembayaran, menggantikan secara total fungsi dari mata uang lokal emas dan perak.
3. Uang “Ma” (Abad ke-12)
Spoiler for 3:
Mata uang Jawa dari emas dan perak yang ditemukan kembali, termasuk di situs kota Majapahit, kebanyakan berupa uang “Ma”, (singkatan dari māsa) dalam huruf Nagari atau Siddham, kadang kala dalam huruf Jawa Kuno. Di samping itu beredar juga mata uang emas dan perak dengan satuan tahil, yang ditemukan kembali berupa uang emas dengan tulisan ta dalam huruf Nagari. Kedua jenis mata uang tersebut memiliki berat yang sama, yaitu antara 2,4 – 2,5 gram.
Selain itu masih ada beberapa mata uang emas dan perak berbentuk segiempat, ½ atau ¼ lingkaran, trapesium, segitiga, bahkan tak beraturan sama sekali. Uang ini terkesan dibuat apa adanya, berupa potongan-potongan logam kasar; yang dipentingkan di sini adalah sekedar cap yang menunjukkan benda itu dapat digunakan sebagai alat tukar. Tanda tera atau cap pada uang-uang tersebut berupa gambar sebuah jambangan dan tiga tangkai tumbuhan atau kuncup bunga (teratai) dalam bidang lingkaran atau segiempat.
Sumber:
http://www.moneymuseum.com
http://www.tools.currenciesdirect.net
http://www.zimbio.com
http://www.lensadunia.net
http://www.en.wikipedia.org
0
2.2K
Kutip
22
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan