romeobpnAvatar border
TS
romeobpn
ATC / Pengatur Lalu Lintas Udara Mulai Kabur ke Luar Negeri
JAKARTA, JUMAT — Pengatur lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) mulai melirik pekerjaan sejenis di luar negeri dan hengkang dari Indonesia. Negara-negara yang menjadi tujuan mereka antara lain Qatar, Irak, Malaysia, Singapur, dan Australia.
Demikian dikatakan Presiden Indonesia Air Traffic Controller Association (IATCA) Adrie Gunawan di Jakarta, Jumat (27/2). Banyak di antaranya mulai melirik ke negara lain yang menawarkan gaji lebih besar.
"Sebagai perbandingan, gaji mereka di Indonesia Rp 6 juta, sedangkan Qatar menyediakan gaji 4.500 dollar AS per bulan, dan Irak 4.000 dollar AS per bulan plus akomodasi dan transportasi untuk keluarga," kata Adrie.
Ia mengatakan, saat ini Indonesia memiliki 1.136 orang pengatur lalu lintas udara atau air traffic control (ATC). Dengan jumlah penerbangan dan bandara yang ada saat ini, idealnya masih dibutuhkan 800 orang lagi.
Menurut Adrie, ada 3 faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi. Pertama, pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia, sebagaimana tercantum dalam UU No 1 Tahun 2009 Pasal 271, masih tradisional.
"Kalau ada yang baru kenapa memakai navigasi tradisional," kata Adrie. Hal itu bisa membahayakan penerbangan.
Kedua, berkembang usulan bahwa status ATC akan berada di bawah Badan Layanan Umum (BLU) bukan lagi di bawah pengelola bandara. Dengan demikian, berdasarkan pada PP 23 Tahun 2005 Pasal 37, petugas ATC akan menjadi PNS sehingga penghasilan akan turun, memperpanjang birokrasi, dan karena birokrasi menjadi berbelit maka pengadaan alat menjadi sulit.
Ketiga, kalau terjadi kecelakaan mereka akan ditangkap oleh polisi. "Siapa yang mau, pekerjaan susah dan banyak, lalu lintas penerbangan yang sangat padat, peralatan sangat terbatas, penghasilan kecil dan akan lebih kecil lagi, sudah itu ditangkap polisi lagi," kata Andri mengomentari banyak ATC yang mau pindah.
"Seorang ATC bertanggung jawab mulai dari mesin pesawat dihidupkan, bergerak, take off, terbang, mengatur ketinggian pesawat, arahnya, sampai dengan mendarat, dan pesawat dimatikan. Selain itu, ATC di Jakarta harus melayani lebih dari 800 lalu lintas pesawat per hari. Sangat jauh dibandingkan dengan Malaysia berjumlah 400-an per hari," kata Adrie.
Untuk menjalankan tugas tersebut, idealnya sebagaimana dikatakan Adrie satu screen radar diawasi oleh empat mata atau orang. Mereka ini maksimal bekerja selama 90 menit setelah itu istirahat. "Namun yang terjadi, satu screen radar dikerjakan oleh 1 orang dan bekerja selama 3 jam berturut-turut," kata Adrie.
"Beginilah situasi penerbangan kita," tambah Adrie.

sumber : http://nasional.kompas.com/read/2009/02/27/1835567

Berita ane yg lain gan : http://www.kaskus.co.id/post/527cbbc...ca17bd0c00000d
Diubah oleh romeobpn 08-11-2013 10:51
0
5K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan