Mobil Tabrak Kerumunan di Lapangan Tiananmen, 5 Tewas

Pihak berwenang mengatakan lima orang tewas dan sekurangnya 38 orang cedera setelah sebuah mobil jip menabrak kerumunan orang di Lapangan Tiananmen dan terbakar hari Senin (28/10).


BEIJING, CHINA — Polisi Beijing mengatakan insiden itu terjadi Senin (28/10) siang ketika sebuah mobil jip menabrak jembatan menuju Kota Terlarang.

Polisi mengatakan ketiga orang di dalam mobil itu, pengemudi dan dua lainnya termasuk di antara korban yang tewas. Pemberitahuan pada situs jejaring sosial polisi melaporkan beberapa pejalan kaki dan polisi cedera. Beberapa warga asing juga dilaporkan cedera.

Foto-foto insiden itu segera dicabut dari situs jejaring sosial China tapi bisa dilihat pada situs yang tidak terjangkau pihak berwenang China. Dalam foto-foto itu, api bisa dilihat membakar bagian atas jip tersebut tidak jauh dari foto besar Mao Zedong.

Tidak lama setelah insiden, pihak berwenang menutup daerah tersebut dan memasang pembatas di sekitar mobil itu. Beberapa wartawan yang mengambil foto insiden itu ditahan polisi dan dipaksa menghapus gambar-gambar mereka.

Belum jelas apakah insiden hari Senin itu kecelakaan atau tindakan sengaja yang dilancarkan di pusat politik di Beijing. Lapangan Tiananmen adalah lokasi demonstrasi pro demokrasi tahun 1989 yang secara brutal ditumpas pihak berwenang dan masih menjadi daerah yang dipantau ketat.

Pihak berwenang tidak banyak berkomentar mengenai kemungkinan motif atau apa yang mungkin menyebabkan jip itu menerobos barikade dan menabrak kerumunan orang sebelum terbakar.

Meskipun pihak berwenang China segera mencabut semua posting mengenai insiden itu dari mikro blog China, Weibo yang menyerupai twitter, termasuk pernyataan dari situs resmi polisi Beijing, sebagian warga bertanya-tanya apakah insiden itu serangan teroris atau tindakan sengaja membakar diri.

Keamanan dalam negeri adalah salah satu tantangan terbesar China dan negara itu menghabiskan dana lebih besar untuk memantau dan mengawasi penduduknya yang besar dari pada militernya.

VOA Indonesia