Sangat miris dan menyesakkan dada menyaksikan berita di Harian Tribun Timur Makassar hari ini. Berita yang juga menjadi headline ini menyampaikan bahwa Naila bayi yang masih berumur 2 Bulan 10 Hari wafat dalam dekapan ibunya karena tak kunjung mendapat peraawatan akibat berbelit-belitnya administrasi bagi warga miskin yang ingin memperoleh layanan kesehatan. Alasan di tolaknya mereka, karena orang tua Naila tidak membawa surat keterangan lahir sehingga disuruh pulang kembali padahal jarak rumah mereka dari rumah sakit memakan waktu satu jam. Padahal kondisi Naila tidak bisa ditunggu ia sudah sesak nafas, seakan minta pertolongan untuk segera di tangani.

Padahal orang tua Naila sudah memelas memohon agar anak mereka dirawat terlebih dahulu sambil menunggu proses adminstrasi selesai, namun pihak rumah sakit bersikeras dengan keputusannya, bahkan menyuruh antri dilayani hingga memfotokopi surat rujukannya karena asli.

Sampai disni Naila akhrinya menghembuskan nafas terakhir karena tak kunjung mendapatkan perawatan dari pihak rumah sakit.

Namun saya kira kita tidaklah elok jika saling menyalahkan antara pasien dan pihak rumah sakit yang menyebabkan kematian Naila. Mungkin perlu ditinjau juga bagaimana program kesehatan gratis melalui Jamkesda ( Jaminan Kesehata Daerah ) yang menjadi jualan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo yang menjadi jualannya taatkala berkampenye, dan mungkin juga bagi kepala daerah yang menebar janji yang sama kiranya perlu koordiansi yang riil antara pihak pemerintah dengan rumah sakit agar hal ini tidak berulang,diamana hanya karena persoalan administrasi pelayanan gawat darurat terhambat sehingga pasien lambat tertangani mengakibatkan nyawa si pasien melayang.

Apakah selamanya politik itu kejam, janji janji palsu ditebarkan tanpa ada bukti. demi kekuasaan dan sebagainya.
dan disaat banyak pejabat yang tertangkap, apakah kita masih bisa berharap ?