- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
- Ilham Udin Armaiyn: Ketika 'Pemain Titipan' Menjawab Keraguan 


TS
joseon
Ilham Udin Armaiyn: Ketika 'Pemain Titipan' Menjawab Keraguan

Salam Kaskuser semua

 Sebelumnya ane minta bantu rate nya ya agan aganwati semua
 Sebelumnya ane minta bantu rate nya ya agan aganwati semua 

 Jangan timpuk bata ya gan, cendol aja
 Jangan timpuk bata ya gan, cendol aja 

Quote:
Salah satu bintang dari melejitnya prestasi timnas U-19 itu bernama Ilham Udin Armaiyn. Pemuda Ternate yang lahir pada 10 Mei 1996 itu kini digadang-gadang sebagai penyerang masa depan Indonesia.
Biasa beroperasi sebagai penyerang sayap kiri dalam skema 4-3-3, Ilham memiliki keunggulan dalam kecepatan dan skill olah bola. Dia seperti Maldini Pali dan kebanyakan pemain sayap Indonesia, mempunyai kemampuan lari jarak pendek yang cukup cepat. Pria yang sangat mengandalkan kaki kirinya ini bisa berlari cepat dengan membawa bola. Orang kemudian membandingkannya dengan seniornya, Andik Vermansyah. Penulis sendiri lebih suka membandingkannya dengan Okto Maniani karena sama-sama biasa beroperasi di sisi kiri.
Sempat Diragukan dan Dianggap Pemain Titipan
Ilham Udin Armaiyn ditemukan oleh Indra Sjafri langsung di Ternate, Maluku Utara. Sedikit banyak ini berkat masukan dari Tommy Rusihan Arief, mantan direktur media PSSI yang mengatakan kalau bakat sepak bola di Maluku Utara khususnya Ternate itu sangat bagus.
Setelah berkonsultasi dengan Djohar Arifin, selaku ketua umum PSSI, Timnas U-19 dibawa melakukan pertandingan persahabatan melawan Persiter Ternate di stadion Kie Raha pada pertengahan tahun 2012. Di sinilah Indra mengutarakan kekagumannya atas talenta sepak bola Ternate.
Indra pun kemudian mempertahankan skuat inti asal Ternate di timnas U-19. Selain Ilham Udin dan Mahdi Fahri Albaar yang hingga kini membela timnas U-19 adapula Djali Ibrahim. Djali disebut-sebut sebagai pemain kesayangan Indra Sjafri. Bahkan pemain yang direkrut setelah pertandingan di Kie Raha itu sempat diberi kehormatan menjadi kapten kesebelasan saat turnamen dan pertandingan persahabatan di dalam dan luar negeri. Sayang dirinya gagal ikut Piala AFF U-19 lantaran menderita sakit. Alhasil tersisalah Ilham Udin dan Mahdi Fahri Albaar.
Di antara ketiganya, Ilham Udin yang kini paling bersinar justru sempat diragukan oleh pengamat sepak bola lokal Ternate. Hal ini lantaran nama belakangnya, Armaiyn. Nama marga ini menunjukkan dia memiliki hubungan kekerabatan dengan Thaib Armaiyn, Gubernur Maluku Utara. Ilham dianggap bisa masuk ke timnas U-19 bukan karena kemampuannya melainkan pesanan dari sang kakek. Sederhanya, Ilham dianggap sebagai pemain titipan yang acap kali dipraktekkan di sepak bola Indonesia.
Namun, pemuda kelahiran Lelei (pulau kecil di wilayah kabupaten Halmahera Selatan) ini menjawab semua keraguan dengan gemilang. Selain memang Indra Sjafri menegaskan bahwa tidak ada pemain titipan dan semua pemain dia pilih dengan standar tinggi, penampilan Ilham bersama timnas U-19 memang layak membuatnya masuk skuat bahkan menjadi pemain inti.
Putra keempat pasangan (alm) Udin Armaiyn dan Rohani ini tampil memukai baik saat Piala AFF U-19 maupun Pra Piala Asia (PPA) U-19. Dia mencetak empat gol selama Piala AFF U-19.
Saat laga pertama menghadapi Brunei Darussalam, Ilham Udin mencetak dua gol. Hebatnya itu dilakukan hanya dalam waktu 37 menit sebelum dia akhirnya digantikan oleh Dinan. Selain mencetak dua gol dalam laga tersebut Ilham Udin bermasil melepaskan dua tendangan ke arah gawang yang menunjukkan akurasinya 100% serta melepaskan umpan 17 kali dengan akurasi 82% (data @labbola).
Dua gol lainnya dicetak saat menjadi penentu kemenangan atas Malaysia di pertandingan penentuan fase grup. Serta satu gol cantik saat membuka kemenangan 2-0 atas Timor Leste di semi final. Ilham Udin juga menjadi penentuk kemenangan timnas atas Vietnam. Sebagai eksekutor kesembilan, Ilham Udin berhasil menjalankan tugasnya dengan baik dan memastikan kemenangan adu penalti 7-6 atas sang rival.
Kiprah hebatnya berlanjut di PPA U-19 yang berlangsung di Jakarta. Dia selalu diturunkan di tiga laga melawan Laos, Filipina dan Korea Selatan (Korsel). Meskipun gagal mencetak satu golpun namun kontribusinya cukup besar bagi Garuda Muda.
Dia tampil memukau dengan penetrasi yang dia lakukan dari sisi kiri penyerangan timnas. Dia sangat cepat dan lincah sehingga merepotkan pertahanan lawan. Ilham Udin mungkin tidak mencetak gol tetapi dia mampu memecah konsentrasi pemain lawan sehingga membuat rekan setimnya memperoleh peluang.
Saat pertandingan melawan Laos, empat gol timnas dicetak oleh Muchlis Hadi Ning dua gol, Paulo Sitanggang dan Evan Dimas masing-masing satu gol. Tetapi Ilham Udin Armaiyn memperoleh predikat sebagai pemain yang paling sering mengancam gawang Laos. Dia melepaskan empat tendangan ke arah gawang dimana tiga di antaranya tepat sasaran (73%) serta pemain yang paling banyak melakukan dribble, yakni 10 kali dengan 40%-nya berhasil (data High Performance Unit Timnas U-19).
Ilham juga memberi sumbangsih melalui satu assistnya untuk gol pertama Evan Dimas ke gawang Korsel. Sulit mengembangkan permainan akibat hujan deras dan tekanan Korsel, Ilham Udin bisa menciptakan peluang yang lalu diselesaikan dengan baik oleh Evan Dimas.
Kegemilangannya di dua turnamen tersebut seakan menjadi jawaban manis bagi semua pihak yang meragukan kualitasnya selama ini. Terlebih mereka yang menganggapnya sebagai pemain titipan dari sang kakek.
Biasa beroperasi sebagai penyerang sayap kiri dalam skema 4-3-3, Ilham memiliki keunggulan dalam kecepatan dan skill olah bola. Dia seperti Maldini Pali dan kebanyakan pemain sayap Indonesia, mempunyai kemampuan lari jarak pendek yang cukup cepat. Pria yang sangat mengandalkan kaki kirinya ini bisa berlari cepat dengan membawa bola. Orang kemudian membandingkannya dengan seniornya, Andik Vermansyah. Penulis sendiri lebih suka membandingkannya dengan Okto Maniani karena sama-sama biasa beroperasi di sisi kiri.
Sempat Diragukan dan Dianggap Pemain Titipan
Ilham Udin Armaiyn ditemukan oleh Indra Sjafri langsung di Ternate, Maluku Utara. Sedikit banyak ini berkat masukan dari Tommy Rusihan Arief, mantan direktur media PSSI yang mengatakan kalau bakat sepak bola di Maluku Utara khususnya Ternate itu sangat bagus.
Setelah berkonsultasi dengan Djohar Arifin, selaku ketua umum PSSI, Timnas U-19 dibawa melakukan pertandingan persahabatan melawan Persiter Ternate di stadion Kie Raha pada pertengahan tahun 2012. Di sinilah Indra mengutarakan kekagumannya atas talenta sepak bola Ternate.
Indra pun kemudian mempertahankan skuat inti asal Ternate di timnas U-19. Selain Ilham Udin dan Mahdi Fahri Albaar yang hingga kini membela timnas U-19 adapula Djali Ibrahim. Djali disebut-sebut sebagai pemain kesayangan Indra Sjafri. Bahkan pemain yang direkrut setelah pertandingan di Kie Raha itu sempat diberi kehormatan menjadi kapten kesebelasan saat turnamen dan pertandingan persahabatan di dalam dan luar negeri. Sayang dirinya gagal ikut Piala AFF U-19 lantaran menderita sakit. Alhasil tersisalah Ilham Udin dan Mahdi Fahri Albaar.
Di antara ketiganya, Ilham Udin yang kini paling bersinar justru sempat diragukan oleh pengamat sepak bola lokal Ternate. Hal ini lantaran nama belakangnya, Armaiyn. Nama marga ini menunjukkan dia memiliki hubungan kekerabatan dengan Thaib Armaiyn, Gubernur Maluku Utara. Ilham dianggap bisa masuk ke timnas U-19 bukan karena kemampuannya melainkan pesanan dari sang kakek. Sederhanya, Ilham dianggap sebagai pemain titipan yang acap kali dipraktekkan di sepak bola Indonesia.
Namun, pemuda kelahiran Lelei (pulau kecil di wilayah kabupaten Halmahera Selatan) ini menjawab semua keraguan dengan gemilang. Selain memang Indra Sjafri menegaskan bahwa tidak ada pemain titipan dan semua pemain dia pilih dengan standar tinggi, penampilan Ilham bersama timnas U-19 memang layak membuatnya masuk skuat bahkan menjadi pemain inti.
Putra keempat pasangan (alm) Udin Armaiyn dan Rohani ini tampil memukai baik saat Piala AFF U-19 maupun Pra Piala Asia (PPA) U-19. Dia mencetak empat gol selama Piala AFF U-19.
Saat laga pertama menghadapi Brunei Darussalam, Ilham Udin mencetak dua gol. Hebatnya itu dilakukan hanya dalam waktu 37 menit sebelum dia akhirnya digantikan oleh Dinan. Selain mencetak dua gol dalam laga tersebut Ilham Udin bermasil melepaskan dua tendangan ke arah gawang yang menunjukkan akurasinya 100% serta melepaskan umpan 17 kali dengan akurasi 82% (data @labbola).
Dua gol lainnya dicetak saat menjadi penentu kemenangan atas Malaysia di pertandingan penentuan fase grup. Serta satu gol cantik saat membuka kemenangan 2-0 atas Timor Leste di semi final. Ilham Udin juga menjadi penentuk kemenangan timnas atas Vietnam. Sebagai eksekutor kesembilan, Ilham Udin berhasil menjalankan tugasnya dengan baik dan memastikan kemenangan adu penalti 7-6 atas sang rival.
Kiprah hebatnya berlanjut di PPA U-19 yang berlangsung di Jakarta. Dia selalu diturunkan di tiga laga melawan Laos, Filipina dan Korea Selatan (Korsel). Meskipun gagal mencetak satu golpun namun kontribusinya cukup besar bagi Garuda Muda.
Dia tampil memukau dengan penetrasi yang dia lakukan dari sisi kiri penyerangan timnas. Dia sangat cepat dan lincah sehingga merepotkan pertahanan lawan. Ilham Udin mungkin tidak mencetak gol tetapi dia mampu memecah konsentrasi pemain lawan sehingga membuat rekan setimnya memperoleh peluang.
Saat pertandingan melawan Laos, empat gol timnas dicetak oleh Muchlis Hadi Ning dua gol, Paulo Sitanggang dan Evan Dimas masing-masing satu gol. Tetapi Ilham Udin Armaiyn memperoleh predikat sebagai pemain yang paling sering mengancam gawang Laos. Dia melepaskan empat tendangan ke arah gawang dimana tiga di antaranya tepat sasaran (73%) serta pemain yang paling banyak melakukan dribble, yakni 10 kali dengan 40%-nya berhasil (data High Performance Unit Timnas U-19).
Ilham juga memberi sumbangsih melalui satu assistnya untuk gol pertama Evan Dimas ke gawang Korsel. Sulit mengembangkan permainan akibat hujan deras dan tekanan Korsel, Ilham Udin bisa menciptakan peluang yang lalu diselesaikan dengan baik oleh Evan Dimas.
Kegemilangannya di dua turnamen tersebut seakan menjadi jawaban manis bagi semua pihak yang meragukan kualitasnya selama ini. Terlebih mereka yang menganggapnya sebagai pemain titipan dari sang kakek.
Perjalanan Karir si Anak Yatim

Quote:
Jalan hidup Ilham Udin tidaklah mudah. Dia ditinggal pergi oleh ayah tercinta untuk selamanya saat usianya masih sembilan tahun. Usia yang sangat belia. Dia kemudian diasuh oleh Safrin, pamannya. Safrin inilah yang kemudian mengendus bakat bermain sepak bolanya. Safrin kemudian mengirimnya untuk berlatih bersama SSB Tunas Gamalama demi mengembangkan bakat bermain sepak bola. Saat itu sekitar tahun 2008, Ilham Udin masih duduk di bangku SMP.
SSB Tunas Gamalama ini dipilih karena dilatih oleh Hani Kodja, yang di Ternate dikenal sebagai pelatih jempolan untuk mengembangkan bakat pemain muda. Namun, rintangan tidak berhenti disitu. Jarak antara Lelei ke Ternate adalah delapan jam perjalanan laut. Ilham Udin pun jadi tidak bisa berlatih maksimal karena harus bersekolah juga. Ilham Udin pun harus kerap membolos sekolah untuk bisa latihan atau hanya saat libur dia bisa fokus berlatih.
Ketika SMA, semua menjadi lebih mudah karena Ilham Udin bersekolah di SMK Bina Informatika (Binter) Ternate. Dia kemudian juga berlatih bersama Persiter U-17. Bersama SMK Binter ini Ilham Udin dan juga Mahdi Fahri Albaar berhasil mengantarkan sekolahnya menjadi juara Liga Pendidikan 2011 di Jawa Barat. Sebagai individu, Ilham Udin terpilih sebagai pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak turnamen.
Guna mengembangkan kariernya di sepak bola, Ilham Udin kemudian pindah ke SMA Ragunan di Jakarta. Berat untuk meninggalkan kampung halamannya. Tetapi berkat dukungan ibunya Rohani dan pamannya Safrin, Ilham mantap untuk pindah.
Jalan kemudian menjadi lebih terbuka baginya. Ilham Udin lantas masuk skuat timnas U-17 dan U-19. Karir sepak bolanya pun berkembang dengan pesat.
Tak hanya dari keluarga, dukungan juga datang dari teman dekatnya. Iin Suryaningsih Zakaria, teman dekat Ilham Udin dalam dua tahun terakhir menjadi perempuan penting dalam hidupnya. Iin selalu berusaha untuk menyaksikan setiap kali Ilham berlaga. Saat PPA U-19 dia datang langsung ke stadion utama Gelora Bung Karno. Dia menginap di salah satu hotel di Pramuka, Manggarai, Jakarta Selatan. Iin juga berasal dari Ternate. Saat Piala AFF U-19 lalu, Iin juga hadir langsung ke Sidoarjo. Saat itu dia bahkan tinggal di rumah saudaranya di Purwodadi, jarak yang ditempuh perjalanan darat ke Sidoarjo pun cukup jauh tetapi dia tetap semangat melakukan itu semua demi Ilham Udin. Bagi Ilham, kehadiran Iin jelas menjadi dorongan motivasi yang besar bagi dirinya.
Kedisiplinan Ilham Udin
Tidak ada pemain yang sukses tanpa kedisiplinan. Mungkin inilah yang diyakinkan Indra Sjafri kepada setiap anak asuhnya. Meskipun dalam waktu libur semua pemain masih rajin berlatih, tak terkecuali Ilham Udin.
Bersama Mahdi, dia berlatih bersama SSB Tunas Gamalama yang latihan di lapangan Ngara Lamo Salero, Ternate. Latihan baginya untuk bereuni dengan teman lama sekaligus menjalankan instruksi sang pelatih untuk menjaga kebugaran selama masa libur. Tetapi, Ilham menolak setiap ajakan bertanding bersama klub lokal mengingat pesan Indra Sjafri untuk tidak mengikuti pertandingan yang bisa mengakibatkan cedera.
Berkat keuletan dan kedisiplinannya sejak kecil, Ilham Udin terus bisa berkembang hingga sekarang. Thaib Armaiyn, Gubernur Maluku Utara sekaligus kakeknya menghadiahi uang Rp50 juta untuk prestasinya. Kini, baik Thaib maupun seluruh warga Maluku Utara tentu tak lagi meragukan kemampuan Ilham Udin, justru sebaliknya mereka mengelu-elukan dan sangat bangga terhadap pencapaian salah satu pemuda terbaik Ternate itu.
SSB Tunas Gamalama ini dipilih karena dilatih oleh Hani Kodja, yang di Ternate dikenal sebagai pelatih jempolan untuk mengembangkan bakat pemain muda. Namun, rintangan tidak berhenti disitu. Jarak antara Lelei ke Ternate adalah delapan jam perjalanan laut. Ilham Udin pun jadi tidak bisa berlatih maksimal karena harus bersekolah juga. Ilham Udin pun harus kerap membolos sekolah untuk bisa latihan atau hanya saat libur dia bisa fokus berlatih.
Ketika SMA, semua menjadi lebih mudah karena Ilham Udin bersekolah di SMK Bina Informatika (Binter) Ternate. Dia kemudian juga berlatih bersama Persiter U-17. Bersama SMK Binter ini Ilham Udin dan juga Mahdi Fahri Albaar berhasil mengantarkan sekolahnya menjadi juara Liga Pendidikan 2011 di Jawa Barat. Sebagai individu, Ilham Udin terpilih sebagai pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak turnamen.
Guna mengembangkan kariernya di sepak bola, Ilham Udin kemudian pindah ke SMA Ragunan di Jakarta. Berat untuk meninggalkan kampung halamannya. Tetapi berkat dukungan ibunya Rohani dan pamannya Safrin, Ilham mantap untuk pindah.
Jalan kemudian menjadi lebih terbuka baginya. Ilham Udin lantas masuk skuat timnas U-17 dan U-19. Karir sepak bolanya pun berkembang dengan pesat.
Tak hanya dari keluarga, dukungan juga datang dari teman dekatnya. Iin Suryaningsih Zakaria, teman dekat Ilham Udin dalam dua tahun terakhir menjadi perempuan penting dalam hidupnya. Iin selalu berusaha untuk menyaksikan setiap kali Ilham berlaga. Saat PPA U-19 dia datang langsung ke stadion utama Gelora Bung Karno. Dia menginap di salah satu hotel di Pramuka, Manggarai, Jakarta Selatan. Iin juga berasal dari Ternate. Saat Piala AFF U-19 lalu, Iin juga hadir langsung ke Sidoarjo. Saat itu dia bahkan tinggal di rumah saudaranya di Purwodadi, jarak yang ditempuh perjalanan darat ke Sidoarjo pun cukup jauh tetapi dia tetap semangat melakukan itu semua demi Ilham Udin. Bagi Ilham, kehadiran Iin jelas menjadi dorongan motivasi yang besar bagi dirinya.
Kedisiplinan Ilham Udin
Tidak ada pemain yang sukses tanpa kedisiplinan. Mungkin inilah yang diyakinkan Indra Sjafri kepada setiap anak asuhnya. Meskipun dalam waktu libur semua pemain masih rajin berlatih, tak terkecuali Ilham Udin.
Bersama Mahdi, dia berlatih bersama SSB Tunas Gamalama yang latihan di lapangan Ngara Lamo Salero, Ternate. Latihan baginya untuk bereuni dengan teman lama sekaligus menjalankan instruksi sang pelatih untuk menjaga kebugaran selama masa libur. Tetapi, Ilham menolak setiap ajakan bertanding bersama klub lokal mengingat pesan Indra Sjafri untuk tidak mengikuti pertandingan yang bisa mengakibatkan cedera.
Berkat keuletan dan kedisiplinannya sejak kecil, Ilham Udin terus bisa berkembang hingga sekarang. Thaib Armaiyn, Gubernur Maluku Utara sekaligus kakeknya menghadiahi uang Rp50 juta untuk prestasinya. Kini, baik Thaib maupun seluruh warga Maluku Utara tentu tak lagi meragukan kemampuan Ilham Udin, justru sebaliknya mereka mengelu-elukan dan sangat bangga terhadap pencapaian salah satu pemuda terbaik Ternate itu.
[URL="http://id.olahraga.yahoo.comS E N S O Rarena/ilham-udin-armaiyn--ketika--pemain-titipan--menjawab-keraguan-104935855.html"]SUMBER[/URL]
Semoga informasi ini berguna buat agan-agan semua

 Jangan timpuk bata ya gan, cendol aja
Jangan timpuk bata ya gan, cendol aja 
Quote:
Mampir di thread ane yang lain
7 Tips Kreatif Mengubah Barang Bekas Menjadi Barang Yang Mempesona, Unik Dan Bernilai
Kenapa Game PES 2014 Mendapat Respon Negatif? Inilah Penyebabnya(HOT THREAD)
Organisasi Dunia "PETA" Ungkap Kekejaman dan Kebohongan Dalam Perdagangan Kopi Luwak
7 Tips Kreatif Mengubah Barang Bekas Menjadi Barang Yang Mempesona, Unik Dan Bernilai
Kenapa Game PES 2014 Mendapat Respon Negatif? Inilah Penyebabnya(HOT THREAD)
Organisasi Dunia "PETA" Ungkap Kekejaman dan Kebohongan Dalam Perdagangan Kopi Luwak

Diubah oleh joseon 31-10-2013 21:49
0
2.8K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan