- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[FICTION=Cerita Fiksi]Don't Hide,Just RUN!. ZOMBIE STORY


TS
jatuhtikusruk
[FICTION=Cerita Fiksi]Don't Hide,Just RUN!. ZOMBIE STORY
Selamat malam agan-agan, ane mau buat thread disini, mau share tentang karya tulis temen ane, beliau adalah mahasiswa tingkat akhir di jurusan Komunikasi, sekarang sedang nyusun skripsi, dan senang membuat karya tulis. Anyway agan agan, ceritanya tidak akan langsung beres yah, karena cukup panjang, maka cerita akan dibuat per part, insya allah setiap hari nya akan keluar part baru yang akan menarik, mohon diingat, semua tulisan ini merupakan karya tulis teman TS, dimohon untuk menghargai Teman TS dan TS sebagai penanggung jawab, jika ingin di copy atau disebarluas kan lagi, dimohon untuk meminta izin kepada TS sebagai penanggung jawab. TERIMA KASIH AGAN AGAN 

Kebetulan dia suka dengan cerita fiksi, dia bikin sebuah Cerita Fiksi tentang Zombie, karena dia memang suka dengan cerita Zombie, Ceritanya adalah tentang seorang lelaki yang berusaha menyelamatkan diri dan keluarga nya dari Wabah Zombie yang meluas, namun apa daya, dia menjadikan diri nya sendiri repot. mohon dibaca dan dibayangkan bagaimana kondisi nya, ini akan membuat anda berusaha masuk kedalam cerita tersebut.
Quote:
SEASON 1 Part 1
Pagi ini aku terbangun setelah terdengan bunyi ketukan pintu yang cukup keras dari arah pintu kamar kost ku.
"TOK TOK TOK TOK, Nis bangun woy nis, ngantor lo, kerjaan molor mulu"
Ternyata itu teman kost ku, dia bernama Erick, dia biasa numpang menggunakan mobil ku ke tempat kantor nya, ya walaupun tidak sekantor, tapi setidaknya searah, aku dan erick sudah berteman dari SMA, berbagai hal kami alami berdua, dari mulai ditangkap polisi karena balapan liar, bahkan digerebek satpol PP di rumah bordil.
oiya, aku belum perkenalkan diriku, namaku Dennis, umurku sekarang 25 tahun,aku seorang supervisor dan kepala Stok di PT.Pindad bandung, salah satu perusahaan pembuat senjata terbesar di Indonesia,sampai saat ini aku belum memiliki kekasih, namun aku punya teman wanita yang selalu berbagi "kesenangan" dengan ku, begitu juga hari ini.
Aku terlahir dari keluarga berada, ayahku seorang pejabat pemerintahan di Menteri Pertahanan di Jakarta, dan ibu ku seorang pengusaha butik terbesar di Indonesia dan memiliki 45 Cabang di Seluruh Indonesia, tapi itu tidak membuatku hidup dengan gelimang harta, aku memilih tinggal di kost dengan teman ku, karena aku tidak begitu menyukai bersosialisasi dengan keluarga ku sendiri, padahal itu adalah ayah dan ibu kandung ku. Namun aku memiliki 2 Adik. Adik ku yang pertama wanita, dia bernama Amanda, dia kuliah semester 5 di Salah satu universitas swasta di Bandung, dan adikku yang paling kecil adalah Marvin, dia berstatus pelajar kelas 3 Sma di Bandung, ya walaupun aku tidak menyukai sosialisasi dengan keluarga ku, bukan berarti aku tidak sayang mereka, mereka tetap menjadi salah satu bagian hidupku, walaupun sebenarnya hal itu tidak dapat dihindari.
"Vi, bangun vi, aku harus kekantor"
Ucapku sambil bangun dari tempat tidur dan membuka selimut nya yang menutupi setengah muka nya sambil memakai baju.
aku memang bukan pemuda yang baik, aku pun bukan seorang pemuda yang taat agama, namun aku tetap percaya tuhan, yaa walaupun sebenarnya aku bukan pengagum setianya, namun ya sudah lah, toh memang kehidupan ini begitu berbelit-belit.
"Nis, aduh jam berapa ini? aku masih ngantuk banget"
Sembari menutup lagi selimut karena aku membuka jendela belakang.
Terlihat jam sudah menunjukkan jam 06.00 Pagi, aku harus cepat-cepat karena aku harus sampe di kantor jam 08.00 Pagi. Aku bergegas mandi, dan ternyata Sovie masuk kekamar mandi ku tanpa mengenakan baju, dan dia memeluk ku dari belakang.
"Sebelum kamu beres mandi, aku mau km bikin aku seneng, karena semalam kamu langsung tidur, kalo ngga aku gamau main kekost kamu lagi"
Satu lagi, aku belum perkenalkan teman wanita ku, dia bernama Sovie, mempunyai tubuh yang cukup sintal, dia adalah teman kuliah ku, dia tidak memiliki kekasih, sama denganku, kami berdua single dan selalu bermesraan dengan rutin, bahkan hampir semua orang mengganggap kami kekasih, padahal kami tidak merasa kami sebagai seorang pasangan, karena dia jalan dengan orang lain, begitu pun denganku, ya kami memang tidak suka dengan komitmen, entah kenapa kami bisa begini.
Mendengar sovie berbicara seperti itu, akhirnya aku yang memang sedang buru-buru karena tidak mau telat datang kekantor, harus mau memenuhi keinginannya. Setelah mandi dan menggunakan Baju, aku langsung masuk mobil, dan memanaskan mobil, kulihat jam menunjukkan 07.15, kubunyikan klakson mobil ku agar Erick bergegas.
TINNNN...TINNN...
"Woy Rick, buruan, gw telat masuk kantor nih"
Ucapku sambil teriak, kulihat Sovie sedang menggunakan Make Up nya di mobil.
"Mau ngantor apa jalan2? tebel bener"
ucapku sambil melirik nya sinis
"Apaan sih kamu, orang cuma pake bedak doang, kamu mau aku bedakin ga ?"
sangkalnya sambil tersenyum nakal
"Gila, bisa diketawain orang sekantor aku, kalo kamu pake in aku bedak" ucapku sambil membunyikan klakson lagi
TINNN...TINNN...
"Erick Bangsadh, cepetan setan, gw telat"
Ucapku sedikit marah, ya walaupun aku dan Erick suka menghina dengan cercaan tapi itu tidak membuat kami bertengkar, itu memang sudah kebiasaan kami.
Terlihat Erick sudah turun dari tangga kamar Kost nya, sambil setengah berlari dan mencoba membenarkan baju kemeja yang keluar dari celana nya dan langsung masuk ke mobilku.
"Sabar nyet, gw udah buru-buru ini apa susah nya sih nunggu 1 menit doang"
Ucap nya sambil duduk di kursi belakang dan berusaha membenarkan baju nya.
"Eh ada mba Sovie, gimana semalem ? dennis ngecewain ga ? hahaha"
Tawa dia sambil menggoda Sovie, Erick memang tau persis bagaimana aku dengan Sovie.
"Apaan sih Rick, kapan juga coba dennis ngecewain, walaupun semalem doi langsung tidur, tapi dibayar lunas ko pas tadi mandi HAHAHAHA"
jawab Sovie sambil tertawa.
"Eh monyet (sambil memukul pundak ku), lo nyuruh gw buru-buru, ternyata pas mandi lo hepi hepi, setan"
"Ini apaan sih lo berdua, udah deh!"
Ucapku sambil menjalankan mobil keluar dari kostan karena memang sudah tampak telat
Hari ini tampak seperti biasa, Lalu lintas yang macet, polisi yang mencari "uang simpanan" dari kegiatan tilangnya, namun ada satu hal yang bikin aku mengerenyitkan dahi, yaitu hari ini tampak sangat panas, berbeda dengan hari sebelumnya yang sangat mendung pada pagi hari. Tidak ada yang spesial hari ini, aku mengantar Erick di persimpangan jalan tidak jauh dari kantor ku, karena memang lokasi kantor ku dan Erick tidak begitu jauh, dan aku berhenti di pinggir jalan.
Erick turun dari mobil.
“Nis, lo nanti langsung balik? Anter gw yu, gw mau cari tas buat nanti gw Dinas minggu depan?”
Aku menurunkan jendela samping
“Iya gampang, jam setengah 5 gw keluar dari kantor gw langsung jemput lo”
Erick pun mengangguk tanda setuju dan langsung lari menuju kantor nya.
“Vi, kamu mau langsung kekantor?ato mau balik dulu?”
“Pulang dulu ah, aku masuk jam 09.00 aja, aku kan ga bawa baju ganti, masa aku pake baju yang kemarin?malu dong sama pegawai aku”
“Yaudah kamu naik taxi aja, aku kasih uang nya”
Sambil membuka dompet dan mengeluarkan uang Rp.100.000
“Lebay deh kamu, naek taxi dari sini ke rumah aja ngasih seratus ribu, 25 ribu juga cukup”
tangan ku ditangkas nya
“Tapi nanti pulang kantor aku ke kost kamu yah?aku mau nginep lagi, hati-hati dijalan dear”
Dia keluar dari mobil dan mengecupku di bibir, dan aku pun bergegas jalan ke arah kantor.
Saat dilihat ternyata jam menunjukkan jam 08.05, wah aku telat, biarlah, namun pada saat masuk ke gerbang, terlihat hal-hal yang tidak biasa, Polisi dan Tentara sudah menutup area kantor ku, dan pada saat aku masuk ke gerbang, bukan security biasa yang menyapa ku, namun Tentara yang menanyai tujuan ku. Dan bukan seperti biasanya, sekarang mobil ku diberhentikan dan diperiksa dalamnya, seakan sedang ada terror dialam nya.
(Mobil berhenti dan aku membuka kaca, dengan sigap Tentara dan polisi bersenjata lengkap menanyai ku)
Tentara mengeluarkan semacam alat pemindai retina tanpa berkata sepatah kata pun, ternyata alat itu semacam pengenal dari retina, karena program E-KTP yang udah dilakukan sebelumnya.
“Dennis Sucipta?”
Tanya tentara itu dengan suara lantang dan melihat muka ku dengan tatapan tajam nya.
“Betul pak, ada apa yah pak ?”
Tanyaku keheranan
“Tidak ada apa-apa, hanya pemeriksaan rutin, bisa saya lihat tanda pengenal dan ID Card perusahaan?”
Ketus Tentara yang kulihat bernama Affandi.
(Membuka tas kecil ku dan mencari dompet)
Sambil memberikan ID Card dan KTP, aku tetap menunggu, dan kulihat dari spion tengah hampir ada 2 mobil yang sama diberhentikan seperti ku, aku befikir ada apa ini? Apa ada kegiatan terrorisme atau peledakan bom? Seketika itu lamunanku di buyarkan oleh teriakan Tentara tersebut.
“Pak Dennis, anda adalah staff stok barang senjata dan kimia, bisa ikut saya terlebih dahulu, silahkan keluar dari mobil”
Seketika itu aku hanya bingung dan menuruti permintaannya, tentara tersebut berbicara di radio HT nya dan meminta untuk 1 mobil menjemputnya, dan kurang dari 30 detik, datang kendaraan berat yang biasa aku kontrol, yaitu 1 buah Panser Anoa dan 1 buah sedan penuh dengan besi seperti yang biasa di tempel di jendela rumah dan lengkap dengan petugas dengan bersenjata keluar dari atap mobil.
Dalam hati aku berfikir keras
“Ya tuhan, ada apa ini?”
Ucapku dalam hati, apa memang benar ada terror yang sedang terjadi di kantor ku ? atau ada invasi dari negara lain ?
“Silahkan masuk pak ke panser”
ucap tentara itu sambil menggiringku masuk.
Aku hanya diam seribu bahasa, seakan baru kali ini aku merasakan kondisi seperti ini dalam 2 tahun aku bekerja disini. Saat aku masuk kedalam panser, ada 2 orang Tentara yang mengendarai Panser tersebut, dan satunya lagi sedang melihat keadaan sekeliling, lagi lagi mereka menggunakan senjata lengkap, sedangkan tentara bernama Affandi yang tadi tidak ikut, dia berjaga diluar.
“Pak, boleh saya tanya ? sedang ada apa yah ? ko terlihat pengamanan nya ketat sekali ? apa akan ada presiden atau pejabat penting ? ato memang kita sedang di terror?”
Tanyaku keheranan dengan sejuta pertanyaan, karena kondisi ini memang tidak biasa.
Namun kedua tentara tersebut tidak menjawab, mereka hanya melihat ku sinis, dan bertanya
“Cih,apa kamu gatau apa yang dikerjakan sama ilmuwan di kantormu selain membuat senjata api?” tanya salah satu tentara tersebut
“Tidak, yang saya tau mereka hanya membuat senjata, dan melakukan uji coba”
jawabku keheranan
“Apa kamu gapunya LOGIKA!? Untuk apa ilmuwan biologis masuk kekantormu dan melakukan penelitian?”
Jawab nya sedikit marah, seperti ada dendam kepadaku, Ferdi itu lah nama yang ku lihat dari baju di bagian dada kanan nya.
Tentara tersebut membuat ku semakin heran, namun memberikan sedikit jawaban yang akhirnya aku pun memiliki 2 juta pertanyaan, memang betul, dalam 6 bulan terakhir, Pindad membuka lowongan pekerjaan dan memanggil para ahli kimia dan biologi untuk melakukan penelitian, aku sebagai kontrol stok tingkat 2 tidak diperkenankan untuk melihat kegiatan apa yang mereka lakukan, karena hal tersebut hanya boleh diketahui oleh Petinggi perusahaan, pegawai tingkat 1 (Senior) dan menteri pertahanan.
Tentara tersebut tidak membawaku masuk kedalam kantor yang biasa aku kunjungi, namun dia berbelok ke kiri kantor ku, ke tempat uji coba alat. Sambil terdiam, aku hanya melihat kondisi dan tempat tersebut kosong, berbeda biasanya orang lalu lalang dengan berjalan kaki dan menggunakan Motor. Pada saat sampai di tempat uji coba, tentara tersebut berkata
“Anda diam dulu disini, saya akan mengamankan situasi”
Ucap tentara tersebut
Dia keluar dengan senjata nya dan menyisir area tersebut, dan setelah aman, dia berteriak.
“Pak Dennis, silahkan keluar”
Saut nya sambil sedikit teriak
Aku keluar dari panser dan melihat kiri kanan, memang tidak ada yang berbeda selain sepi nya kantor ku saat itu. Namun aku keheranan, untuk apa tentara tersebut mengamankan daerah itu, toh memang dari tadi kondisi nya sepi.
“Diam, ikuti saya, jangan melamun dan tetap fokus”
Baru kali ini saya mengalami hal ini, karena saya tidak pernah terlibat dalam kegiatan militer apapun, memegang senjata pun hanya dilakukan saat saya iseng dengan teman kantor untuk uji coba senjata.
Saya dan tentara tersebut memasuki sebuah ruangan, yang saya tau itu adalah ruangan uji coba senjata, namun ada hal yang membuat saya tercengang, seakan semua ini hanya mimpi yang bila ditampar akan bangun, dan aku akan senang saat bangun saat itu.
Aku memasuki Ruangan Uji Coba, namun berbeda dengan biasanya, pejabat perusahaan dan karyawan tingkat 1 berkumpul disana, seperti sedang menunggu ku.
“Dennis”
Pak Robert menghampiriku, dia adalah pejabat perusahaan di Pindad, beliau sudah mengabdikan hidupnya selama 23 tahun di Pindad
“Pagi pak”
ucapku dengan hormat sambil menjabat tangannya.
“Kamu tau, apa yang terjadi pada atasan mu pak Frans?”
Pak Frans adalah Staff Kontrol Stok sama dengan ku, namun dia atasan ku, karena dia pegawai tingkat 1
“Memang ada apa pak dengan pak Frans?”
Tanyaku keheranan
Pak Robert langsung mengajakku ke dalam, dan bertanya
“Kamu saya angkat jadi Karyawan Tingkat 1, namun ada syarat nya?”
Tanya pa Robert, namun dengan sedikit panik
“Syarat nya apa pak ? lalu bagaimana dengan pak Frans? Apa beliau keluar atau meninggal?”
tanyaku dengan heran.
Pak Robert membuka Tirai yang ternyata didalam nya ada Box Kaca dengan diameter mungkin 10m x 20m dengan ketebalan kaca kurang lebih 10Cm, dan yang membuat aku lemas hampir pingsan adalah, Pa Frans sedang berdiri dengan 4 orang ilmuwan yang sebelumnya pernah aku lihat, namun itu bukan pa Frans.
Pa Frans orang nya selalu senyum, dan selalu berguyon, namun yang kulihat pa Frans sedang memegang benda, setelah kulihat benda itu tangan manusia, Ya tangan manusia yang sudah putus dan mengeluarkan darah.
BRAKKKK....!!!!
Pa Frans menghampiri dengan berlari seakan ingin memakan ku, dengan muka penuh darah, dan mata merah yang mengeluarkan darah, muka nya pun sudah tidak karuan dengan bekas luka, dan daging nya keluar. Aku pun terkejut dan menghindar, dan mengangkat kedua tanganku sejajar dengan muka, seolah berusaha menghindari sesuatu mengenai muka ku.
“APA INI, KENAPA JADI BEGINI ?”
aku teriak namun seketika itu juga aku langsung diam seribu bahasa dan mata ku melotot seakan tidak percaya apa yang aku lihat.
“Rahasiakan semua ini!kamu akan dibunuh jika hal ini sampai tersebar ke masyarakat luas”
Ancam pa Robert
“Ta...Ta...Tap....Tapi pak, itu pak Frans?mengapa dia bisa begitu?”
Tanyaku sambil gemetaran.
“Saya tidak tau mengapa Pak Frans jadi seperti itu, yang penting kamu ikut saya sekarang”
Ucap pak Frans sambil menutup Tirai tersebut dan menyuruhku untuk masuk ke sebuah Ruangan.
“Dennis, kamu tau apa yang sedang kita lakukan selama beberapa bulan terakhir?”
Tanya pak Robert
“Tidak pak, namun saya tau beberapa ilmuwan memasuki kawasan Pindad, dan melakukan penelitian disini, tapi saya tidak tau apa yang mereka kerjakan”
Jawabku keheranan
“Ide ini muncul dari salah satu Petinggi Menteri Pertahanan, Yaitu ayahmu, Bram Sucipta, beliau meminta bahwa Tentara kita ini jarang berperang, mereka harus diberi suntikan kimia agar mereka menjadi tetap kuat, bahkan sulit mati jika ditembak, ini akan menjadi kan Indonesia Sebagai Negara dengan Tentara terhebat, karena kita selalu dipandang rendah, namun begini lah yang terjadi”
Ucapnya sambil mengusap muka nya yang tampak sedang sangat panik.
“Maksud bapak seperti ini?”
Tanyaku makin keheranan, apalagi hal ini menyangkut nama Sucipta (Yaitu keluargaku)
“Dennis, ilmuwan mengembangkan penelitian ini dimaksudkan untuk membuat tentara super, namun beberapa tentara tidak kuat menahan reaksi suntikan tersebut, sebagian tentara mati, tidak hidup lagi, namun sebagian lagi menjadi seperti mereka, membuat otak mereka mati, naluri mereka mati, yang mereka pikirkan hanya makan Daging, dan Daging manusia membuat mereka Gila, dan semakin GILA, seperti pada narkoba, padahal mereka bisa saja memakan daging sapi atau ayam, namun itu tidak membuat mereka puas, karena kapasitas darah manusia yang ada ditubuh mereka terus berkurang, jadi mereka harus terus-terusan untuk memakan daging dan darah manusia”
Sedikit penjelasan dari Pak Robert membuat ku terheran-heran bukan main.
“Maksud Bapak mereka jadi Zombie? Itu tidak mungkin pak, Zombie itu hanya di Film.”
“Saya harap kamu benar, dan saya pun benci hal ini benar, namun beginilah adanya, namun kita tidak memanggil mereka zombie, mereka adalah mayat hidup”
ucapnya, sambil menghapus keringat yang ada di keningnya.
Aku hanya terdiam tidak bisa berkata-kata sambil keluar dari ruangan, dan saat itu aku mulai pusing, dan aku mengeluarkan Rokok yang ada di saku kiri ku, dan menyalakan nya, sambil berfikir dan berfikir, apa benar hal ini terjadi? Ada dalam diriku memaki, mencaci ayahku sendiri karena memiliki ide gila seperti ini, namun apa yang bisa kulakukan ? bahkan merokok pun aku gemetaran. Saat sedang merokok sambil melamun, pak Robert menghampiriku.
“Nis, kamu sekarang pulang saja dulu, saya tau bagaimana rasanya melihat hal seperti ini, apalagi itu terjadi pada atasan mu Pak Frans, lagipula kita takan bisa bekerja jika seperti ini kondisinya”
“Baik pak”
Lalu aku pun keluar ruangan dan menghampiri tentara yang tadi mengantarku pertama kali, akupun dijemput lagi oleh kendaraan Panser tersebut.
Saat aku naik ke Panser, ada Ferdi yang tadi menyetir panser dan Deri yang mengantarku masuk.
“Sudah kamu lihat itu didalam?mual kan?tuh aku sediakan ember untuk kamu muntah, kalian ini hanya bisa nya menghancurkan negara tanpa membela di medan perang” Ucapnya dengan ketus, aku semakin keheranan dengan apa yang terjadi, mengapa tentara ini begitu membenciku dan orang-orang lain?
Aku diantarkan menuju pintu gerbang awal, dan ada tentara yang bernama Affandi yang tadi, menyuruhku untuk masuk ke Pos penjagaan.
“Pak Dennis, anda sudah melihat semuanya ? anda dituntut untuk diam, merahasiakan semua ini, Hukum tidak berlaku saat anda menyebabkan kepanikan di masyarakat luas, anda akan diburu jika membocorkan masalah ini, baik kepada Sovie,Erick ataupun saudara anda, akan kami buru semua, anda tidak diperkenankan menggunakan media sosial apapun, karena semua akses mengenai anda akan kami BLOCK”
Ucap Affandi dengan agak berbeda saat pertama kali bertemu denganku.
Aku keheranan setengah mati, ternyata mereka semua sudah tau keluarga dan kerabat ku, mau tidak mau aku harus merahasiakan semua ini, dan aku hanya mengangguk tanda setuju.
“Bukan Main”
Ucapku dalam hati, ternyata hal ini memang benar, namun ada satu yang membuat ku heran, jika makhluk “Mayat Hidup” yang Pak Frans ucapkan tadi berbahaya, mengapa mereka tidak dibunuh ? mereka hanya 5 Makhluk yang tidak berguna, dan harus dibunuh demi kelancaran umat manusia.
“Ah entahlah, aku hanya ingin istirahat”
ucapku dalam hati, karena memang aku kurang tidur hari itu. Setelah itu aku pulang ke tempat kost ku dan berharap semua ini hanya masalah harian dan esok semua akan kembali baik. Saat aku sampai di tempat Kost ku, aku langsung masuk kamar dan mengunci kamar, saat itu aku melihat jam menunjukkan angka 12.30, setelah itu aku memakan obat tidur dengan dosis yang cukup tinggi, aku memiliki riwayat insomnia sangat berat, bahkan beberapa hari ini aku tidur hanya 2 jam.
Pikiran ku mulai melayang kesana kemari, aku mulai teringat ibu ku, aku tidur dipangkuannya, ibu ku mengusap kepala ku, menyibak rambut ku sambil berkata sesuatu yang selalu dia katakan saat ku kecil
“Tidurlah sayang, mama tidak akan membiarkan siapapun menganggu dirimu, mama akan menjagamu sampai jantung mama masih berdetak, dan tiba tiba semuanya gelap…seolah hilang, fikiran ku melemah dan aku hanya berbisik kepada diriku
“MAMA”
Pagi ini aku terbangun setelah terdengan bunyi ketukan pintu yang cukup keras dari arah pintu kamar kost ku.
"TOK TOK TOK TOK, Nis bangun woy nis, ngantor lo, kerjaan molor mulu"
Ternyata itu teman kost ku, dia bernama Erick, dia biasa numpang menggunakan mobil ku ke tempat kantor nya, ya walaupun tidak sekantor, tapi setidaknya searah, aku dan erick sudah berteman dari SMA, berbagai hal kami alami berdua, dari mulai ditangkap polisi karena balapan liar, bahkan digerebek satpol PP di rumah bordil.
oiya, aku belum perkenalkan diriku, namaku Dennis, umurku sekarang 25 tahun,aku seorang supervisor dan kepala Stok di PT.Pindad bandung, salah satu perusahaan pembuat senjata terbesar di Indonesia,sampai saat ini aku belum memiliki kekasih, namun aku punya teman wanita yang selalu berbagi "kesenangan" dengan ku, begitu juga hari ini.
Aku terlahir dari keluarga berada, ayahku seorang pejabat pemerintahan di Menteri Pertahanan di Jakarta, dan ibu ku seorang pengusaha butik terbesar di Indonesia dan memiliki 45 Cabang di Seluruh Indonesia, tapi itu tidak membuatku hidup dengan gelimang harta, aku memilih tinggal di kost dengan teman ku, karena aku tidak begitu menyukai bersosialisasi dengan keluarga ku sendiri, padahal itu adalah ayah dan ibu kandung ku. Namun aku memiliki 2 Adik. Adik ku yang pertama wanita, dia bernama Amanda, dia kuliah semester 5 di Salah satu universitas swasta di Bandung, dan adikku yang paling kecil adalah Marvin, dia berstatus pelajar kelas 3 Sma di Bandung, ya walaupun aku tidak menyukai sosialisasi dengan keluarga ku, bukan berarti aku tidak sayang mereka, mereka tetap menjadi salah satu bagian hidupku, walaupun sebenarnya hal itu tidak dapat dihindari.
"Vi, bangun vi, aku harus kekantor"
Ucapku sambil bangun dari tempat tidur dan membuka selimut nya yang menutupi setengah muka nya sambil memakai baju.
aku memang bukan pemuda yang baik, aku pun bukan seorang pemuda yang taat agama, namun aku tetap percaya tuhan, yaa walaupun sebenarnya aku bukan pengagum setianya, namun ya sudah lah, toh memang kehidupan ini begitu berbelit-belit.
"Nis, aduh jam berapa ini? aku masih ngantuk banget"
Sembari menutup lagi selimut karena aku membuka jendela belakang.
Terlihat jam sudah menunjukkan jam 06.00 Pagi, aku harus cepat-cepat karena aku harus sampe di kantor jam 08.00 Pagi. Aku bergegas mandi, dan ternyata Sovie masuk kekamar mandi ku tanpa mengenakan baju, dan dia memeluk ku dari belakang.
"Sebelum kamu beres mandi, aku mau km bikin aku seneng, karena semalam kamu langsung tidur, kalo ngga aku gamau main kekost kamu lagi"
Satu lagi, aku belum perkenalkan teman wanita ku, dia bernama Sovie, mempunyai tubuh yang cukup sintal, dia adalah teman kuliah ku, dia tidak memiliki kekasih, sama denganku, kami berdua single dan selalu bermesraan dengan rutin, bahkan hampir semua orang mengganggap kami kekasih, padahal kami tidak merasa kami sebagai seorang pasangan, karena dia jalan dengan orang lain, begitu pun denganku, ya kami memang tidak suka dengan komitmen, entah kenapa kami bisa begini.
Mendengar sovie berbicara seperti itu, akhirnya aku yang memang sedang buru-buru karena tidak mau telat datang kekantor, harus mau memenuhi keinginannya. Setelah mandi dan menggunakan Baju, aku langsung masuk mobil, dan memanaskan mobil, kulihat jam menunjukkan 07.15, kubunyikan klakson mobil ku agar Erick bergegas.
TINNNN...TINNN...
"Woy Rick, buruan, gw telat masuk kantor nih"
Ucapku sambil teriak, kulihat Sovie sedang menggunakan Make Up nya di mobil.
"Mau ngantor apa jalan2? tebel bener"
ucapku sambil melirik nya sinis
"Apaan sih kamu, orang cuma pake bedak doang, kamu mau aku bedakin ga ?"
sangkalnya sambil tersenyum nakal
"Gila, bisa diketawain orang sekantor aku, kalo kamu pake in aku bedak" ucapku sambil membunyikan klakson lagi
TINNN...TINNN...
"Erick Bangsadh, cepetan setan, gw telat"
Ucapku sedikit marah, ya walaupun aku dan Erick suka menghina dengan cercaan tapi itu tidak membuat kami bertengkar, itu memang sudah kebiasaan kami.
Terlihat Erick sudah turun dari tangga kamar Kost nya, sambil setengah berlari dan mencoba membenarkan baju kemeja yang keluar dari celana nya dan langsung masuk ke mobilku.
"Sabar nyet, gw udah buru-buru ini apa susah nya sih nunggu 1 menit doang"
Ucap nya sambil duduk di kursi belakang dan berusaha membenarkan baju nya.
"Eh ada mba Sovie, gimana semalem ? dennis ngecewain ga ? hahaha"
Tawa dia sambil menggoda Sovie, Erick memang tau persis bagaimana aku dengan Sovie.
"Apaan sih Rick, kapan juga coba dennis ngecewain, walaupun semalem doi langsung tidur, tapi dibayar lunas ko pas tadi mandi HAHAHAHA"
jawab Sovie sambil tertawa.
"Eh monyet (sambil memukul pundak ku), lo nyuruh gw buru-buru, ternyata pas mandi lo hepi hepi, setan"
"Ini apaan sih lo berdua, udah deh!"
Ucapku sambil menjalankan mobil keluar dari kostan karena memang sudah tampak telat
Hari ini tampak seperti biasa, Lalu lintas yang macet, polisi yang mencari "uang simpanan" dari kegiatan tilangnya, namun ada satu hal yang bikin aku mengerenyitkan dahi, yaitu hari ini tampak sangat panas, berbeda dengan hari sebelumnya yang sangat mendung pada pagi hari. Tidak ada yang spesial hari ini, aku mengantar Erick di persimpangan jalan tidak jauh dari kantor ku, karena memang lokasi kantor ku dan Erick tidak begitu jauh, dan aku berhenti di pinggir jalan.
Erick turun dari mobil.
“Nis, lo nanti langsung balik? Anter gw yu, gw mau cari tas buat nanti gw Dinas minggu depan?”
Aku menurunkan jendela samping
“Iya gampang, jam setengah 5 gw keluar dari kantor gw langsung jemput lo”
Erick pun mengangguk tanda setuju dan langsung lari menuju kantor nya.
“Vi, kamu mau langsung kekantor?ato mau balik dulu?”
“Pulang dulu ah, aku masuk jam 09.00 aja, aku kan ga bawa baju ganti, masa aku pake baju yang kemarin?malu dong sama pegawai aku”
“Yaudah kamu naik taxi aja, aku kasih uang nya”
Sambil membuka dompet dan mengeluarkan uang Rp.100.000
“Lebay deh kamu, naek taxi dari sini ke rumah aja ngasih seratus ribu, 25 ribu juga cukup”
tangan ku ditangkas nya
“Tapi nanti pulang kantor aku ke kost kamu yah?aku mau nginep lagi, hati-hati dijalan dear”
Dia keluar dari mobil dan mengecupku di bibir, dan aku pun bergegas jalan ke arah kantor.
Saat dilihat ternyata jam menunjukkan jam 08.05, wah aku telat, biarlah, namun pada saat masuk ke gerbang, terlihat hal-hal yang tidak biasa, Polisi dan Tentara sudah menutup area kantor ku, dan pada saat aku masuk ke gerbang, bukan security biasa yang menyapa ku, namun Tentara yang menanyai tujuan ku. Dan bukan seperti biasanya, sekarang mobil ku diberhentikan dan diperiksa dalamnya, seakan sedang ada terror dialam nya.
(Mobil berhenti dan aku membuka kaca, dengan sigap Tentara dan polisi bersenjata lengkap menanyai ku)
Tentara mengeluarkan semacam alat pemindai retina tanpa berkata sepatah kata pun, ternyata alat itu semacam pengenal dari retina, karena program E-KTP yang udah dilakukan sebelumnya.
“Dennis Sucipta?”
Tanya tentara itu dengan suara lantang dan melihat muka ku dengan tatapan tajam nya.
“Betul pak, ada apa yah pak ?”
Tanyaku keheranan
“Tidak ada apa-apa, hanya pemeriksaan rutin, bisa saya lihat tanda pengenal dan ID Card perusahaan?”
Ketus Tentara yang kulihat bernama Affandi.
(Membuka tas kecil ku dan mencari dompet)
Sambil memberikan ID Card dan KTP, aku tetap menunggu, dan kulihat dari spion tengah hampir ada 2 mobil yang sama diberhentikan seperti ku, aku befikir ada apa ini? Apa ada kegiatan terrorisme atau peledakan bom? Seketika itu lamunanku di buyarkan oleh teriakan Tentara tersebut.
“Pak Dennis, anda adalah staff stok barang senjata dan kimia, bisa ikut saya terlebih dahulu, silahkan keluar dari mobil”
Seketika itu aku hanya bingung dan menuruti permintaannya, tentara tersebut berbicara di radio HT nya dan meminta untuk 1 mobil menjemputnya, dan kurang dari 30 detik, datang kendaraan berat yang biasa aku kontrol, yaitu 1 buah Panser Anoa dan 1 buah sedan penuh dengan besi seperti yang biasa di tempel di jendela rumah dan lengkap dengan petugas dengan bersenjata keluar dari atap mobil.
Dalam hati aku berfikir keras
“Ya tuhan, ada apa ini?”
Ucapku dalam hati, apa memang benar ada terror yang sedang terjadi di kantor ku ? atau ada invasi dari negara lain ?
“Silahkan masuk pak ke panser”
ucap tentara itu sambil menggiringku masuk.
Aku hanya diam seribu bahasa, seakan baru kali ini aku merasakan kondisi seperti ini dalam 2 tahun aku bekerja disini. Saat aku masuk kedalam panser, ada 2 orang Tentara yang mengendarai Panser tersebut, dan satunya lagi sedang melihat keadaan sekeliling, lagi lagi mereka menggunakan senjata lengkap, sedangkan tentara bernama Affandi yang tadi tidak ikut, dia berjaga diluar.
“Pak, boleh saya tanya ? sedang ada apa yah ? ko terlihat pengamanan nya ketat sekali ? apa akan ada presiden atau pejabat penting ? ato memang kita sedang di terror?”
Tanyaku keheranan dengan sejuta pertanyaan, karena kondisi ini memang tidak biasa.
Namun kedua tentara tersebut tidak menjawab, mereka hanya melihat ku sinis, dan bertanya
“Cih,apa kamu gatau apa yang dikerjakan sama ilmuwan di kantormu selain membuat senjata api?” tanya salah satu tentara tersebut
“Tidak, yang saya tau mereka hanya membuat senjata, dan melakukan uji coba”
jawabku keheranan
“Apa kamu gapunya LOGIKA!? Untuk apa ilmuwan biologis masuk kekantormu dan melakukan penelitian?”
Jawab nya sedikit marah, seperti ada dendam kepadaku, Ferdi itu lah nama yang ku lihat dari baju di bagian dada kanan nya.
Tentara tersebut membuat ku semakin heran, namun memberikan sedikit jawaban yang akhirnya aku pun memiliki 2 juta pertanyaan, memang betul, dalam 6 bulan terakhir, Pindad membuka lowongan pekerjaan dan memanggil para ahli kimia dan biologi untuk melakukan penelitian, aku sebagai kontrol stok tingkat 2 tidak diperkenankan untuk melihat kegiatan apa yang mereka lakukan, karena hal tersebut hanya boleh diketahui oleh Petinggi perusahaan, pegawai tingkat 1 (Senior) dan menteri pertahanan.
Tentara tersebut tidak membawaku masuk kedalam kantor yang biasa aku kunjungi, namun dia berbelok ke kiri kantor ku, ke tempat uji coba alat. Sambil terdiam, aku hanya melihat kondisi dan tempat tersebut kosong, berbeda biasanya orang lalu lalang dengan berjalan kaki dan menggunakan Motor. Pada saat sampai di tempat uji coba, tentara tersebut berkata
“Anda diam dulu disini, saya akan mengamankan situasi”
Ucap tentara tersebut
Dia keluar dengan senjata nya dan menyisir area tersebut, dan setelah aman, dia berteriak.
“Pak Dennis, silahkan keluar”
Saut nya sambil sedikit teriak
Aku keluar dari panser dan melihat kiri kanan, memang tidak ada yang berbeda selain sepi nya kantor ku saat itu. Namun aku keheranan, untuk apa tentara tersebut mengamankan daerah itu, toh memang dari tadi kondisi nya sepi.
“Diam, ikuti saya, jangan melamun dan tetap fokus”
Baru kali ini saya mengalami hal ini, karena saya tidak pernah terlibat dalam kegiatan militer apapun, memegang senjata pun hanya dilakukan saat saya iseng dengan teman kantor untuk uji coba senjata.
Saya dan tentara tersebut memasuki sebuah ruangan, yang saya tau itu adalah ruangan uji coba senjata, namun ada hal yang membuat saya tercengang, seakan semua ini hanya mimpi yang bila ditampar akan bangun, dan aku akan senang saat bangun saat itu.
Aku memasuki Ruangan Uji Coba, namun berbeda dengan biasanya, pejabat perusahaan dan karyawan tingkat 1 berkumpul disana, seperti sedang menunggu ku.
“Dennis”
Pak Robert menghampiriku, dia adalah pejabat perusahaan di Pindad, beliau sudah mengabdikan hidupnya selama 23 tahun di Pindad
“Pagi pak”
ucapku dengan hormat sambil menjabat tangannya.
“Kamu tau, apa yang terjadi pada atasan mu pak Frans?”
Pak Frans adalah Staff Kontrol Stok sama dengan ku, namun dia atasan ku, karena dia pegawai tingkat 1
“Memang ada apa pak dengan pak Frans?”
Tanyaku keheranan
Pak Robert langsung mengajakku ke dalam, dan bertanya
“Kamu saya angkat jadi Karyawan Tingkat 1, namun ada syarat nya?”
Tanya pa Robert, namun dengan sedikit panik
“Syarat nya apa pak ? lalu bagaimana dengan pak Frans? Apa beliau keluar atau meninggal?”
tanyaku dengan heran.
Pak Robert membuka Tirai yang ternyata didalam nya ada Box Kaca dengan diameter mungkin 10m x 20m dengan ketebalan kaca kurang lebih 10Cm, dan yang membuat aku lemas hampir pingsan adalah, Pa Frans sedang berdiri dengan 4 orang ilmuwan yang sebelumnya pernah aku lihat, namun itu bukan pa Frans.
Pa Frans orang nya selalu senyum, dan selalu berguyon, namun yang kulihat pa Frans sedang memegang benda, setelah kulihat benda itu tangan manusia, Ya tangan manusia yang sudah putus dan mengeluarkan darah.
BRAKKKK....!!!!
Pa Frans menghampiri dengan berlari seakan ingin memakan ku, dengan muka penuh darah, dan mata merah yang mengeluarkan darah, muka nya pun sudah tidak karuan dengan bekas luka, dan daging nya keluar. Aku pun terkejut dan menghindar, dan mengangkat kedua tanganku sejajar dengan muka, seolah berusaha menghindari sesuatu mengenai muka ku.
“APA INI, KENAPA JADI BEGINI ?”
aku teriak namun seketika itu juga aku langsung diam seribu bahasa dan mata ku melotot seakan tidak percaya apa yang aku lihat.
“Rahasiakan semua ini!kamu akan dibunuh jika hal ini sampai tersebar ke masyarakat luas”
Ancam pa Robert
“Ta...Ta...Tap....Tapi pak, itu pak Frans?mengapa dia bisa begitu?”
Tanyaku sambil gemetaran.
“Saya tidak tau mengapa Pak Frans jadi seperti itu, yang penting kamu ikut saya sekarang”
Ucap pak Frans sambil menutup Tirai tersebut dan menyuruhku untuk masuk ke sebuah Ruangan.
“Dennis, kamu tau apa yang sedang kita lakukan selama beberapa bulan terakhir?”
Tanya pak Robert
“Tidak pak, namun saya tau beberapa ilmuwan memasuki kawasan Pindad, dan melakukan penelitian disini, tapi saya tidak tau apa yang mereka kerjakan”
Jawabku keheranan
“Ide ini muncul dari salah satu Petinggi Menteri Pertahanan, Yaitu ayahmu, Bram Sucipta, beliau meminta bahwa Tentara kita ini jarang berperang, mereka harus diberi suntikan kimia agar mereka menjadi tetap kuat, bahkan sulit mati jika ditembak, ini akan menjadi kan Indonesia Sebagai Negara dengan Tentara terhebat, karena kita selalu dipandang rendah, namun begini lah yang terjadi”
Ucapnya sambil mengusap muka nya yang tampak sedang sangat panik.
“Maksud bapak seperti ini?”
Tanyaku makin keheranan, apalagi hal ini menyangkut nama Sucipta (Yaitu keluargaku)
“Dennis, ilmuwan mengembangkan penelitian ini dimaksudkan untuk membuat tentara super, namun beberapa tentara tidak kuat menahan reaksi suntikan tersebut, sebagian tentara mati, tidak hidup lagi, namun sebagian lagi menjadi seperti mereka, membuat otak mereka mati, naluri mereka mati, yang mereka pikirkan hanya makan Daging, dan Daging manusia membuat mereka Gila, dan semakin GILA, seperti pada narkoba, padahal mereka bisa saja memakan daging sapi atau ayam, namun itu tidak membuat mereka puas, karena kapasitas darah manusia yang ada ditubuh mereka terus berkurang, jadi mereka harus terus-terusan untuk memakan daging dan darah manusia”
Sedikit penjelasan dari Pak Robert membuat ku terheran-heran bukan main.
“Maksud Bapak mereka jadi Zombie? Itu tidak mungkin pak, Zombie itu hanya di Film.”
“Saya harap kamu benar, dan saya pun benci hal ini benar, namun beginilah adanya, namun kita tidak memanggil mereka zombie, mereka adalah mayat hidup”
ucapnya, sambil menghapus keringat yang ada di keningnya.
Aku hanya terdiam tidak bisa berkata-kata sambil keluar dari ruangan, dan saat itu aku mulai pusing, dan aku mengeluarkan Rokok yang ada di saku kiri ku, dan menyalakan nya, sambil berfikir dan berfikir, apa benar hal ini terjadi? Ada dalam diriku memaki, mencaci ayahku sendiri karena memiliki ide gila seperti ini, namun apa yang bisa kulakukan ? bahkan merokok pun aku gemetaran. Saat sedang merokok sambil melamun, pak Robert menghampiriku.
“Nis, kamu sekarang pulang saja dulu, saya tau bagaimana rasanya melihat hal seperti ini, apalagi itu terjadi pada atasan mu Pak Frans, lagipula kita takan bisa bekerja jika seperti ini kondisinya”
“Baik pak”
Lalu aku pun keluar ruangan dan menghampiri tentara yang tadi mengantarku pertama kali, akupun dijemput lagi oleh kendaraan Panser tersebut.
Saat aku naik ke Panser, ada Ferdi yang tadi menyetir panser dan Deri yang mengantarku masuk.
“Sudah kamu lihat itu didalam?mual kan?tuh aku sediakan ember untuk kamu muntah, kalian ini hanya bisa nya menghancurkan negara tanpa membela di medan perang” Ucapnya dengan ketus, aku semakin keheranan dengan apa yang terjadi, mengapa tentara ini begitu membenciku dan orang-orang lain?
Aku diantarkan menuju pintu gerbang awal, dan ada tentara yang bernama Affandi yang tadi, menyuruhku untuk masuk ke Pos penjagaan.
“Pak Dennis, anda sudah melihat semuanya ? anda dituntut untuk diam, merahasiakan semua ini, Hukum tidak berlaku saat anda menyebabkan kepanikan di masyarakat luas, anda akan diburu jika membocorkan masalah ini, baik kepada Sovie,Erick ataupun saudara anda, akan kami buru semua, anda tidak diperkenankan menggunakan media sosial apapun, karena semua akses mengenai anda akan kami BLOCK”
Ucap Affandi dengan agak berbeda saat pertama kali bertemu denganku.
Aku keheranan setengah mati, ternyata mereka semua sudah tau keluarga dan kerabat ku, mau tidak mau aku harus merahasiakan semua ini, dan aku hanya mengangguk tanda setuju.
“Bukan Main”
Ucapku dalam hati, ternyata hal ini memang benar, namun ada satu yang membuat ku heran, jika makhluk “Mayat Hidup” yang Pak Frans ucapkan tadi berbahaya, mengapa mereka tidak dibunuh ? mereka hanya 5 Makhluk yang tidak berguna, dan harus dibunuh demi kelancaran umat manusia.
“Ah entahlah, aku hanya ingin istirahat”
ucapku dalam hati, karena memang aku kurang tidur hari itu. Setelah itu aku pulang ke tempat kost ku dan berharap semua ini hanya masalah harian dan esok semua akan kembali baik. Saat aku sampai di tempat Kost ku, aku langsung masuk kamar dan mengunci kamar, saat itu aku melihat jam menunjukkan angka 12.30, setelah itu aku memakan obat tidur dengan dosis yang cukup tinggi, aku memiliki riwayat insomnia sangat berat, bahkan beberapa hari ini aku tidur hanya 2 jam.
Pikiran ku mulai melayang kesana kemari, aku mulai teringat ibu ku, aku tidur dipangkuannya, ibu ku mengusap kepala ku, menyibak rambut ku sambil berkata sesuatu yang selalu dia katakan saat ku kecil
“Tidurlah sayang, mama tidak akan membiarkan siapapun menganggu dirimu, mama akan menjagamu sampai jantung mama masih berdetak, dan tiba tiba semuanya gelap…seolah hilang, fikiran ku melemah dan aku hanya berbisik kepada diriku
“MAMA”
Lanjutaannya nanti di Update, insya allah secepat mungkin, terima kasih yah gan. Mohon menunggu, kalo boleh di Rate 5 dan Cendol nya
Diubah oleh jatuhtikusruk 30-10-2013 11:59


thodr memberi reputasi
1
4K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan