- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
cerita pendek yang mungkin inspiratif

TS
dari.sk
cerita pendek yang mungkin inspiratif
SELAMAT DATANG
Quote:
sebuah cerita selalu memiliki makna tergantung bagaimana kita memaknainya
DI SINI TS AKAN MEMBAGIKAN CERITA YANG MENURUT TS INSPIRATIF
MONGGO DISIMAK

Spoiler for cerita satu :
Quote:
Original Posted By maulana2803►Seorang profesor diundang untuk menjadi pembicara disalah satu markas militer. Disana dia berjumpa dengan seorang yang tak mungkin dia lupakan, yaitu Sersan Agus yang diberi tugas untuk menjemputnya dibandara. Ketika berada dibandara Sersan Agus sering menghilang, ada saja yang dilakukannya, seperti membantu seorang nenek tua yang kopernya jatuh dan terbuka, menenangkan kemudian membantu anak-anak mencari orangtuanya saat terpisah dibandara, atau menuntun orang-orang yang tersesat kemudian menunjukkan jalan dan arah yang benar, dan lain-lain seolah dia bukan seorang tentara yang terkesan sangar, bengis dan angkuh. Namun dia selalu kembali ke sisi sang profesor dengan senyum yang lebar. Waktu didalam mobil mereka pun mengobrol :
"darimana anda belajar melakukan semuanya ini ? " tanya profesor.
"melakukan apa ?" Agus balik bertanya.
"dari mana anda belajar bersikap seperti ini ? " desak sang profesor.
"oh" Agus menjawab "selama perang prof...saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal"
Lalu Agus bercerita sewaktu ditugaskan di medan perang yang telah dilaluinya. Dia dan timnya ditugaskan untuk membersihkan ladang ranjau dan harus menyaksikan satu persatu teman-temannya tewas, meregang nyawa akibat terkena ledakan ranjau.
"saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah" kata Agus.
"tegang disetiap langkah, saya tidak tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir bagi saya " lanjut Agus.
"yang saya lakukan tatkala mengangkat kaki dengan aman, mensyukuri langkah sebelumnya. Saya kira sejak itulah, saya menjalani kehidupan seperti ini. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, anugerah baru, dan kesempatan baru." tutup Agus.
Sang profesor pun tertegun mendengar penjelasan seseorang didepannya yang oleh kebanyakan disebut sebagai (perantara malaikat maut). Sambil mengusap matanya yang terasa berat karena harus menahan beberapa butir cairan hangat yang akan menetes disela-sela rongga matanya, sang profesor menepuk-nepuk pelan pundak Agus tanda takjub dan ungkapan terima kasih karena saat itu dia mendapatkan pelajaran hidup dan arti nurani yang sebelumnya merupakan sebuah kemewahan baginya.
Kemuliaan hidup, tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi orang lain.
Nilai manusia, tidak ditentukan bagaimana cara dia mati, tapi bagaimana cara dia hidup.
Kekayaan manusia, bukan apa yang telah dia peroleh, tapi apa yang telah dia berikan kepada sesama.
"darimana anda belajar melakukan semuanya ini ? " tanya profesor.
"melakukan apa ?" Agus balik bertanya.
"dari mana anda belajar bersikap seperti ini ? " desak sang profesor.
"oh" Agus menjawab "selama perang prof...saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal"
Lalu Agus bercerita sewaktu ditugaskan di medan perang yang telah dilaluinya. Dia dan timnya ditugaskan untuk membersihkan ladang ranjau dan harus menyaksikan satu persatu teman-temannya tewas, meregang nyawa akibat terkena ledakan ranjau.
"saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah" kata Agus.
"tegang disetiap langkah, saya tidak tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir bagi saya " lanjut Agus.
"yang saya lakukan tatkala mengangkat kaki dengan aman, mensyukuri langkah sebelumnya. Saya kira sejak itulah, saya menjalani kehidupan seperti ini. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, anugerah baru, dan kesempatan baru." tutup Agus.
Sang profesor pun tertegun mendengar penjelasan seseorang didepannya yang oleh kebanyakan disebut sebagai (perantara malaikat maut). Sambil mengusap matanya yang terasa berat karena harus menahan beberapa butir cairan hangat yang akan menetes disela-sela rongga matanya, sang profesor menepuk-nepuk pelan pundak Agus tanda takjub dan ungkapan terima kasih karena saat itu dia mendapatkan pelajaran hidup dan arti nurani yang sebelumnya merupakan sebuah kemewahan baginya.
Spoiler for :
Kemuliaan hidup, tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi orang lain.
Nilai manusia, tidak ditentukan bagaimana cara dia mati, tapi bagaimana cara dia hidup.
Kekayaan manusia, bukan apa yang telah dia peroleh, tapi apa yang telah dia berikan kepada sesama.
Spoiler for cerita kedua:
Quote:
Original Posted By maulana2803►Dua orang tentara yang terpisah dari kesatuannya, karena disergap sekelompok pemberontak saat sedang melaksanakan tugas patroli rutin, mereka pun tersesat dan terkatung-katung ditengah gurun pasir yang kering dan tandus. Kedua tentara itu telah bersahabat cukup lama, sehingga telah menganggap saudara.
Ditengah perjalanan yang tak tahu kemana arah tujuannya, frustasi menjelma depresi pun melanda pikiran mereka masing-masing, tanpa disadari benih-benih keegoisan berubah menjadi tunas yang merambat kemudian mencengkram hati. Panas matahari yang seakan-akan menguapkan darah seiring memacu dan mendidihkan adrenalin, tanpa sadar mereka pun bertengkar, dan salah seorang menampar temannya, orang yang kena tampar merasa sakit hatinya serasa sebuah palu godam baja yang teramat besar keras menghujam dadanya, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis sesuatu di atas pasir :
HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU
Mereka terus berjalan sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi.
Namun orang yang tadi kena tampar pipinya dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan sahabat yang tadi menampar pipinya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang, lalu kembali dia menulis sesuatu, kali ini medianya sebuah batu :
HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya bertanya :
"kenapa setelah saya menyakitimu dan melukai hatimu, kamu menulisnya diatas pasir?... Dan sekarang kamu menulis diatas batu?..."
Temannya sambil tersenyum menjawab :
"ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu... Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi dan dilakukan sahabat kita terhadap diri kita, maka kita harus memahatnya diatas batu hati kita, agar tak bisa hilang tertiup angin dan tergerus waktu yang selalu berputar..."
Since we all need forgiveness, we should always be forgiving.
Ditengah perjalanan yang tak tahu kemana arah tujuannya, frustasi menjelma depresi pun melanda pikiran mereka masing-masing, tanpa disadari benih-benih keegoisan berubah menjadi tunas yang merambat kemudian mencengkram hati. Panas matahari yang seakan-akan menguapkan darah seiring memacu dan mendidihkan adrenalin, tanpa sadar mereka pun bertengkar, dan salah seorang menampar temannya, orang yang kena tampar merasa sakit hatinya serasa sebuah palu godam baja yang teramat besar keras menghujam dadanya, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis sesuatu di atas pasir :
HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU
Mereka terus berjalan sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi.
Namun orang yang tadi kena tampar pipinya dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan sahabat yang tadi menampar pipinya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang, lalu kembali dia menulis sesuatu, kali ini medianya sebuah batu :
HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya bertanya :
"kenapa setelah saya menyakitimu dan melukai hatimu, kamu menulisnya diatas pasir?... Dan sekarang kamu menulis diatas batu?..."
Temannya sambil tersenyum menjawab :
"ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu... Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi dan dilakukan sahabat kita terhadap diri kita, maka kita harus memahatnya diatas batu hati kita, agar tak bisa hilang tertiup angin dan tergerus waktu yang selalu berputar..."
Since we all need forgiveness, we should always be forgiving.

Spoiler for cerita ketiga:

nb : cerita diatas buatan maulana2803
Quote:
setiap manusia hidup untuk mendapatkan kebahagiaan, akan tetapi tidak semua orang mampu merasakan kebahagian.
bahagia adalah saat kita mencapai yang kita mau, tapi bukankah kita serakah yang keinginannya bersifat dinamis ?
jadi kebahgiaan menurut kalian itu apa ?
PERHATIAN
KOMEN PAGE ONE TANPA BACA SIAP SIAP KENA BATA

Diubah oleh dari.sk 29-10-2013 13:07
0
8.2K
Kutip
75
Balasan
Berikan Komentar
Urutan
Terbaru
Terlama
Berikan Komentar
Komunitas Pilihan