[/CENTER]







KONTROVERSI YASUKUNI JINJA






Sama halnya dengan rakyat China, pada saat Perang Dunia II tentara Jepang juga menguasai Korea dan menjadikan rakyat Korea sebagai jajahan perang. Rakyat Korea juga menyatakan pendapat yang sama tentang tentara Jepang bahwa mereka telah banyak merudapaksa banyak wanita Korea dan banyak membunuh rakyat Korea pada waktu itu.





Hingga kini, rakyat China dan Korea setiap tahun selalu menuntut uang ganti rugi kepada pemerintah jepang atas perbuatan mereka pada era Perang Dunia II. Bahkan pemerintah China mengharuskan para generasi muda pelajar di lingkungan sekolah untuk selalu mengingat kekejian tentara jepang lewat buku sejarah yang diwajibkan dipelajari oleh para pelajar di sekolah. Di buku-buku pelajaran sejarah di China, banyak dituliskan bahwa tentara jepang adalah tentara yang biadab nan keji dan dan diharapkan setiap generasi mengetahui akan hal itu.

Belum cukup dengan uang ganti rugi dan penulisan kekejian tentara Jepang di buku sejarah, pemerintah Korea dan China menuntut pemerintah jepang, khususnya Perdana Menteri Jepang untuk berhenti bersembahyang di yasukuni Jinja, karena Yasukuni Jinja adalah simbol dari segala kekejian dan kenajisan untuk orang Korea dan Orang China. Tetapi pada era Perdana Menteri Junichiro Koizumi, beliau tetap berani sembahyang ke Yasukuni Jinja meskipun mendapat ancaman dari pemerintah Korea dan China. Hal ini juga membuat semakin buruknya hubungan diplomatik antara Jepang- Korea dan Jepang- China.

Hingga sampai saat ini, mayoritas para penduduk Korea dan China banyak yang anti Jepang. Demikian pula sebaliknya, di jepang banyak penduduk Jepang yang tidak begitu suka dengan orang Korea dan China yang datang ke negaranya, sehingga sangatlah sulit untuk menjadi orang Korea ataupun orang China di jepang, karena mereka sudah mendapatkan cap negatif dari rakyat jepang.





Nah, itu dia kontroversi seputar Yasukuni Jinja di jepang. kalau menurut para agan dan aganwati sekalian, yang nenek moyang kita juga pernah dijajah oleh jepang juga pada era Perang Dunia II, apakah perlu untuk marah kepada orang Jepang karena mereka pernah menjajah kita?
Apakah tindakan kita pada pemerintah Jepang yang para perdana menterinya selalu berkunjung dan sembahyang di Yasukuni Jinja?

kalau ane pribadi sih yang dulu itu dulu, biarkan sejarah menjadi sejarah. Lagian penting amat ngurusin Perdana Menteri di jepang mau sembahyang di Yasukuni Jinja kek, mau sembahyang di Tokyo Tower kek, suka suka mereka aja. Ngapain ngurusin kayak gituan, mendingan prihatin ngurusin negara kita sendiri yang para pejabatnya korup. Kalau perlu kita membikin gerakan ANTI PEJABAT KORUP

Sekian trit dari ane. kalau berkenan tolong
Karena udah capek-capek ngetik trit ini ane jadi haus nih. mau dong dikasih

Jangan lupa yang mau belajar bahasa Jepang gratis ebook atau mau lihat serba serbi unik Jepang mampir di trit ane ini



Kalau agan semua berkenan, minta tolong