Kaskus

Hobby

creatipAvatar border
TS
creatip
[Artikel] Peralihan
Semalam nemu artikel menarik, jadi saya coba share sadurannya disini. Bukan terjemahan (tumplek blek) ya, tapi saduran (menceritakan ulang dengan adaptasi dan modifikasi seperlunya)....

Artikel aslinya: http://fstoppers.com/how-to-make-mon...in-photography

Setelah baca2, inti artikelnya adalah soal peralihan. Tepatnya peralihan dari stage 'fotografer sekedar hobi' ke 'fotografer profesional' alias fotografer untuk mencari uang/pemasukan. Apa langkah awal yg perlu dilakukan, dan poin apa saja yang akan kita alami (kalau sudah tahu, jadi bisa lebih mempersiapkan diri)

Stage awal, kebanyakan (tidak semua sih) dari kita adalah mulai dari 'fotografer sekedar hobi' dulu. Hobi/suka motret2 sana sini, pemandangan, model, makro, dll. Lalu kadang2 ada saudara atau teman yang minta tolong diri kita, atau jasa fotografi kita, misalnya untuk liputan acara ulang tahun, acara gathering, foto produk, dll. Seiring perjalanan waktu, tidak sedikit juga yang memiliki keinginan untuk berkembang dan mengembangkan kegiatan fotografinya untuk mencari uang.

Nah, problemnya: bagaimana cara untuk beralih dari 'fotografer hobi' ke 'fotografer karir'?? Banyak dari kita yang 'buta' mengenai proses peralihan itu, bahkan ada rasa takut juga untuk menjalankan proses peralihan. Saya juga pernah mengalami, waktu awal2 beralih (makanya saya tertarik dengan artikel ini emoticon-Smilie )

1. Mulailah menetapkan harga/bayaran
Terdengar aneh ya, tapi memang inilah langkah pertama dan utama dari peralihan ini. Tidak ada trik yang khusus. Yang perlu anda lakukan bukan hanya meminta bayaran, tapi lebih tepatnya: menuntut bayaran atas jasa fotografi anda. Namun ada baiknya anda juga menyadari beberapa poin yang akan anda hadapi, ketika anda sudah menuntut bayaran atas jasa fotografi anda, yaitu:

a. Ada kemungkinan anda akan kehilangan 'klien' anda selama ini.
Walaupun kata 'klien' agak rancu juga sih, karena yang dimaksud dengan 'klien' disini adalah saudara dan teman2 anda yang selama ini meminta jasa fotografi anda secara gratis. Begitu anda menuntut bayaran, ada kemungkinan mereka akan berhenti meminta jasa fotografi anda. Mungkin beberapa saudara dan teman2 yang 'fair' akan terus memakai jasa anda, walaupun harus membayar (tadinya gratis), tapi bersiaplah yang terburuk, yaitu kehilangan semua 'klien' anda selama ini. Anda harus mulai mencari klien yang baru, di dunia yang baru, yaitu dunia profesional (transaksi bisnis). Besar kemungkinan anda juga akan merasa takut, tapi ini memang langkah yang harus dilalui.

b. Anda mungkin jadi kurang menikmati proses fotografi, dibanding sebelumnya.
Pada tahap 'fotografer hobi', anda bisa menentukan sendiri objek apa yang anda sukai untuk difoto. Pemandangan yang indah, model yang cantik + seksi + bohay, produk yang mudah difoto tapi menghasilkan foto yang bagus, dll. Pada tahap 'fotografer karir', anda dituntut untuk memotret apa saja yang diminta oleh klien (yg membayar anda tentunya). Objek fotografi sekarang ditentukan oleh si klien, bukan lagi oleh anda sendiri. Artinya besar kemungkinan anda akan bertemu dengan objek2 fotografi yang tidak/kurang anda sukai, tapi tetap harus dijalankan juga.

c. Anda mungkin harus menyusun ulang portfolio anda.
Misalnya anda selama ini suka memotret model yang cantik dan seksi, dengan pakaian minim, atau bahkan nude. Nah, apakah portfolio seperti itu yang ingin anda tunjukkan pada pangsa pasar anda? Tentu anda tidak bisa menunjukkan portfolio seperti itu pada pangsa pasar/calon klien yang mencari jasa foto keluarga, jasa foto sekolah, jasa foto produk, jasa foto arsitektur, jasa foto pernikahan, dll, bukan? Anda perlu mencari/menentukan sasaran pangsa pasar yang kira2 potensial (dari segi bisnis), dan sesuaikan portfolio anda dengan permintaan kelompok pangsa pasar tersebut.

d. Anda akan mulai menghasilkan uang.
Pada awalnya akan terasa 'aneh', karena selama ini kegiatan memotret hanya sebagai hobi dan mengisi waktu, atau membantu kerabat yang butuh bantuan saja. Selama ini, misalnya diberi uang pun hanya dalam konteks uang transport, uang makan, uang cetak foto, dsb. Sekarang, ketika selesai memotret, lho.....saya dibayar lho.... Ingat, ini adalah tujuan awal anda kan (menghasilkan uang dari jasa fotografi). Mungkin jumlah bayaran anda tidak sebesar yang anda harapkan, ataupun anda tidak mendapat job sesering yang diharapkan, tapi tetap merupakan bagian dari keseluruhan proses.

e. Tidak selalu dibayar dengan uang.
Tidak semua job fotografi anda harus dihargai dengan uang. Terkadang, walaupun sudah termasuk 'fotografer karir', ada juga jasa fotografi anda yang tidak dihargai dengan uang. Yang perlu anda lakukan adalah gunakan pertimbangan yang baik dan tegas, mengenai mana job yang perlu dihargai dengan uang, dan mana job yang tidak. Faktor yang dipikirkan adalah: saya harus mendapatkan suatu keuntungan dari job tersebut, sebagai ganti 'uang bayaran jasa fotografi' saya. Apakah keuntungan di portfolio, bantuan pribadi, eksposure/advertising, menimba ilmu, dll, pokoknya harus ada rasa 'keuntungan' pribadi.

Contoh dari pengalaman saya pribadi: Pada bulan November 2011, Kenny G (teman2 yang mengalami masa remaja pada tahun 90an pasti tahu 'kebesaran' doi emoticon-Smilie ) manggung di Jakarta, tepatnya di Balai Sarbini. Kebetulan teman saya ada yang dikontrak oleh EO acara tersebut untuk meliput konsernya. Saya menawarkan jasa saya untuk bantu2 dalam liputan tersebut. Ini merupakan job 'pro-bono' alias tidak dibayar dengan uang, namun saya mendapat bayaran dalam bentuk lain, yaitu kesempatan memotret yang jarang ada (bahkan ada kemungkinan sekali seumur hidup). Keuntungannya lagi, karena teman saya tim liputan resmi dari EO, maka saya mendapat spot dokumentasi yang khusus, yaitu bisa memotret tepat di pinggir panggung (fotografer dari media lain diberi spot lain yang agak jauh). Alhasil, saya bisa mendapat beberapa foto yang (menurut saya pribadi) cukup bagus dan memuaskan.

Spoiler for "foto":


'Bayaran' saya waktu itu hanya free pass dan free spot dokumentasi, plus 1 kotak nasi bungkus jatah tim liputan emoticon-Big GrinTapi saya pulang dengan perasaan sangat puas dengan hasil2 foto saya hari itu....emoticon-Smilie

2. Marketing yang efektif
Dalam dunia 'fotografi karir', aspek paling penting bukan lagi 'segitiga eksposure', 'rule of third', 'photoshop', dll (tetap penting, tapi bukan yang terpenting) lagi, melainkan 'bagaimana menjual nama dan jasa anda dengan efektif'. Setiap orang memiliki cara dan kiat yang berbeda2, tapi penulis (penulis aslinya, bukan saya emoticon-Smilie ) menggunakan kiat 'beritahu semua orang, dimanapun'. Si penulis memesan dan mencetak 1000 lembar kartu nama, dan habis dibagikan dalam waktu kira2 9 bulan. Jadi si penulis rutin memesan kartu nama baru setiap kira2 9 bulan. Siapapun orang baru yang ditemui oleh si penulis akan mendapatkan kartu nama si penulis. Klien yang menggunakan jasa si penulis akan mendapatkan beberapa kartu nama, dan si penulis akan minta si klien untuk mereferensikan dirinya, apabila ada kerabat si klien yang butuh jasa fotografi.

Kesimpulan
Masa peralihan jelas akan terasa sulit dan mungkin menakutkan, namun jangan sampai jadi down dan mengurungkan niat anda. Setiap peralihan pasti akan menempuh proses peralihan. Kebanyakan (atau semua) 'fotografer karir' pasti pernah mengalami proses peralihan ini. Jangan berpikir terlalu jauh ke depan. Kalau anda bingung mengenai proses peralihan ini, jalankan langkah pertama di atas, yaitu 'mulai menuntut bayaran atas jasa fotografi anda'. Kemungkinan akan terasa langkah ini yang paling sulit dan berat, padahal bukan. Langkah yang paling berat bukan memulai suatu bisnis, melainkan mempertahankan bisnis tersebut....

*sekali lagi, ini bukan tulisan saya ya. Saya hanya menyadur dari artikel yang saya baca, linknya ada di awal post.
Diubah oleh creatip 22-10-2013 06:12
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
1.2K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan