Kedatangan Erick Thohir ke Inter Milan ternyata memberi dampak yang cukup besar. Leonardo dan Roberto Mancini berkali-kali memberikan dukungan mereka terhadap Erick Thohir; bahkan Presiden Juventus sampai merasa perlu mengeluarkan komentar untuk menyambut kedatangan pebisnis asal Indonesia ini.

Terlepas dari komentar Agnelli ada dalam konteks bercanda (seperti yang diterangkan Moratti) atau berasal dari lubuk hatinya, kita bisa melihat dari situasi ini bahwa Juventus (sang juara bertahan Liga Italia) merasakan ancaman dengan kehadiran amunisi baru bernama Erick Thohir di kubu Inter Milan.

Kenapa Erick Thohir harus diwaspadai rival-rivalnya? Padahal Erick Thohir bukan anggota keluarga kaya raya asal negara Arab yang tidak pernah pusing soal uang.

Sebetulnya sangat wajar jika Agnelli merasa khawatir. Presiden Juventus itu sangat paham bahwa profil Erick Thohir sebagai pebisnis yang punya passion di bidang olahraga bisa menjadi modal yang lebih mumpuni ketimbang kemampuan finansial yang berlimpah.

Agnelli sendiri yang membuktikan hal tersebut. Tanpa banyak menghamburkan uang, dia berhasil membawa Juventus merajai Italia setelah dua musim sebelumnya hanya bisa terpaku di papan tengah; situasi yang sama persis seperti yang dialami Inter Milan musim lalu.

Bisa dibilang Agnelli seperti melihat sosok dirinya sendiri di dalam diri Erick Thohir. Dan melihat prestasi yang berhasil dicapai Juventus dalam dua musim terakhir, sangat wajar jika Agnelli merasa khawatir.

Tentunya sangat membanggakan jika kekhawatiran Agnelli menjadi kenyataan. Inter Milan kembali bangkit merajai Italia dan Eropa berkat kehadiran sosok pebisnis asal Indonesia; Erick Thohir. Di era sepakbola modern, sebuah klub profesional dituntut tidak hanya berprestasi tapi juga mampu mengemas olahraga menjadi industri yang menguntungkan banyak pihak (klub, pemain, fans). Namun pastinya, bukan sebagai kendaraan politik.

Banyak pecinta sepakbola Indonesia yang berharap kehadiran Erick Thohir ke Inter Milan bisa membuat Evan Dimas cs diboyong ke Italia untuk belajar jadi pesepakbola yang benar-benar profesional. Namun lebih dari itu, saya berharap Erick Thohir bisa mengajarkan para petinggi sepakbola nasional untuk mengelola klub secara benar-benar profesional dan memperbaiki Liga Sepakbola Indonesia menjadi tidak bobrok dan penuh konflik lagi.