- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bersyukurlah Bila Karpet Masih Kotor
TS
maula2073
Bersyukurlah Bila Karpet Masih Kotor
Kisah ini sedikit mengingatkan pada keluarga ane..
Meskipun kita kadang kesel karena rumah dibikin berantakan dan kotor oleh anak atau adik kita, tapi ternyata dibalik semua itu kita masih memiliki keluarga yang kita sayangi, yang membuat kita bahagia..
Meskipun kita kadang kesel karena rumah dibikin berantakan dan kotor oleh anak atau adik kita, tapi ternyata dibalik semua itu kita masih memiliki keluarga yang kita sayangi, yang membuat kita bahagia..
Spoiler for no repsol:
Quote:
Original Posted By 1
Ini adalah sebuah kisah nyata. Tentang seorang ibu, suaminya dan keempat anak lelakinya. Wanita ini adalah ibu yang sangat tanggap dan cekatan. Ia mampu mengatasi berbagai pekerjaan rumah tangga, termasuk belanja, memasak, mencuci, hingga menjaga kebersihan rumah.
Namun ibu yang sangat senang akan kebersihan ini, paling tak suka bila karpet di rumahnya kotor. Padahal ia memiliki 5 orang laki-laki yang mana hanya satu di antaranya yang mungkin bisa memahami peraturan bahwa istri dan ibunya tak suka karpet kotor. Tentu saja hal ini cukup membebaninya, keinginan akan sebuah karpet yang selalu bersih
Untuk mengatasi permasalahannya ini, keluarga wanita tersebut menyarankan agar dirinya bertemu dengan psikolog bernama Virginia Satir. Psikolog ini mendengarkan cerita wanita tersebut dengan seksama. Kemudian sambil tersenyum, Virginia berkata, "Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan".
Wanita itu kemudian menutup kedua matanya. Ia mendengarkan instruksi dari sang psikolog, "Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?"
Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.
Virginia Satir melanjutkan "Itu artinya tidak ada seorangpun di sisi ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.”
“Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi."
Mendengar apa yang dikatakan oleh Virginia, seketika wajah sang ibu berubah keruh. Senyumnya seketika menghilang, nafasnya terburu seolah terisak. Ada guncangan dalam perasaannya, serta langsung merasa gelisah memikirkan suami dan anaknya di rumah.
"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu," ujar Virginia.
Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia bisa membayangkan hal di rumahnya kembali membaik.
"Sekarang bukalah mata ibu," kata Virginia. Ibu itu membuka matanya. "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?" Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya,"Aku tahu maksud Anda," ujar sang ibu. "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif."
Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu di sana, ia tahu, keluarga yang dikasihinya ada di rumah.
Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) . Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.
Dari terapi itu, kita diingatkan akan beberapa hal. Ibarat sebuah rumah besar namun dengan penghuni sedikit dan jarang bertemu, tentu akan lain halnya dengan sebuah rumah kecil yang hangat akan canda dan suka duka bersama keluarga. Ibarat rumah yang selalu bersih namun selalu sunyi, apalah artinya bila dibandingkan dengan rumah yang harus selalu dibersihkan karena selalu hidup dan berpenghuni.
Kesempurnaan yang kita inginkan, janganlah menyingkirkan kehangatan yang kita miliki. Syukurilah apapun yang diberikan oleh-Nya. Semua ada untuk menyempurnakan hidup kita, baik itu manis maupun getir.
Semoga kisah ini bisa membuat kita lebih menghargai setiap momen bersama keluarga. Karena kesempurnaan bukan segalanya, melainkan kebahagiaan yang kita inginkan.
sumber
Spoiler for 1:
Ini adalah sebuah kisah nyata. Tentang seorang ibu, suaminya dan keempat anak lelakinya. Wanita ini adalah ibu yang sangat tanggap dan cekatan. Ia mampu mengatasi berbagai pekerjaan rumah tangga, termasuk belanja, memasak, mencuci, hingga menjaga kebersihan rumah.
Namun ibu yang sangat senang akan kebersihan ini, paling tak suka bila karpet di rumahnya kotor. Padahal ia memiliki 5 orang laki-laki yang mana hanya satu di antaranya yang mungkin bisa memahami peraturan bahwa istri dan ibunya tak suka karpet kotor. Tentu saja hal ini cukup membebaninya, keinginan akan sebuah karpet yang selalu bersih
Untuk mengatasi permasalahannya ini, keluarga wanita tersebut menyarankan agar dirinya bertemu dengan psikolog bernama Virginia Satir. Psikolog ini mendengarkan cerita wanita tersebut dengan seksama. Kemudian sambil tersenyum, Virginia berkata, "Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan".
Wanita itu kemudian menutup kedua matanya. Ia mendengarkan instruksi dari sang psikolog, "Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?"
Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.
Virginia Satir melanjutkan "Itu artinya tidak ada seorangpun di sisi ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.”
“Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi."
Mendengar apa yang dikatakan oleh Virginia, seketika wajah sang ibu berubah keruh. Senyumnya seketika menghilang, nafasnya terburu seolah terisak. Ada guncangan dalam perasaannya, serta langsung merasa gelisah memikirkan suami dan anaknya di rumah.
"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu," ujar Virginia.
Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia bisa membayangkan hal di rumahnya kembali membaik.
"Sekarang bukalah mata ibu," kata Virginia. Ibu itu membuka matanya. "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?" Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya,"Aku tahu maksud Anda," ujar sang ibu. "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif."
Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu di sana, ia tahu, keluarga yang dikasihinya ada di rumah.
Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) . Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.
Dari terapi itu, kita diingatkan akan beberapa hal. Ibarat sebuah rumah besar namun dengan penghuni sedikit dan jarang bertemu, tentu akan lain halnya dengan sebuah rumah kecil yang hangat akan canda dan suka duka bersama keluarga. Ibarat rumah yang selalu bersih namun selalu sunyi, apalah artinya bila dibandingkan dengan rumah yang harus selalu dibersihkan karena selalu hidup dan berpenghuni.
Kesempurnaan yang kita inginkan, janganlah menyingkirkan kehangatan yang kita miliki. Syukurilah apapun yang diberikan oleh-Nya. Semua ada untuk menyempurnakan hidup kita, baik itu manis maupun getir.
Semoga kisah ini bisa membuat kita lebih menghargai setiap momen bersama keluarga. Karena kesempurnaan bukan segalanya, melainkan kebahagiaan yang kita inginkan.
sumber
Quote:
Original Posted By Tambahan dari agan
Quote:
Original Posted By adr1ans► Ati2 salah Arti yah Gan...walaupun kotor karna ramainya keluarga itu menjadi hangat,,, tapi kalo ga di bersihin sama sekali malah jadi GUdang penyakit... so berpikir bijak yah bagi yg banyak tidak di PAHAMI,, bisa2 ente2 hancur rumah tangganya gara2 ga pernah bersihin tuh karpet atau tumah... nice share gan...
Quote:
Original Posted By agan punya ini
Quote:
Original Posted By Vedark►ane gak pake karpet gan
pakeknya gombal
pakeknya gombal
Quote:
Quote:
Original Posted By fajarpin►ane pake nya kasur palembang gaann.... yang tipis nan empuk...
mo kotor mo kagak, nyucinya sebulan sekali... itupun klo inget,,
mo kotor mo kagak, nyucinya sebulan sekali... itupun klo inget,,
Quote:
Original Posted By Pendapat agan
Quote:
Original Posted By Fandykriboo►
Keren ya psikolog bisa mikir yang diluar perkiraan.
Karpet bersih berarti ngga ada siapa2
Keren ya psikolog bisa mikir yang diluar perkiraan.
Karpet bersih berarti ngga ada siapa2
Quote:
Original Posted By rizkyhnd►wahwah kisahnya keren gan , semua pasti ada hikmahnya gan ya
Quote:
Original Posted By 5051555►cerita yang keren brader......
Quote:
Original Posted By chuanky►kisahnya sangat inspiratif nih
Quote:
Original Posted By 1015akbar►sering kali kita lebih mengedepankan emosi yang akhirnya akan merusak semuanya
Diubah oleh maula2073 17-10-2013 04:42
0
3.2K
Kutip
19
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan