- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Penguburan Kapten Nazi Ditolak Dimana-Mana


TS
dragonroar
Penguburan Kapten Nazi Ditolak Dimana-Mana
Spoiler for dulu:

Spoiler for sekarang:

Spoiler for di Argentina:
BUENOS AIRES -- Argentina tidak akan menerima jasad penjahat perang Nazi Erich Priebke yang meninggal di Italia, kata pejabat di Buenos Aires, Jumat (11/10).
"Menteri Luar Negeri Hector Timerman telah memberikan perintah untuk tidak menerima tindakan sedikitpun untuk memungkinkan kembalinya tubuh penjahat Nazi Erich Priebke ke negara kita,"kata kementerian luar negeri dalam Twitter yang dilansir AFP. "Argentina tidak akan menerima penghinaan semacam ini terhadap martabat manusia."
Dia mengatakan, Argentina tidak akan memaafkan atau melupakan penjahat perang Nazi yang terbukti melakukan genosida.
sumber
"Menteri Luar Negeri Hector Timerman telah memberikan perintah untuk tidak menerima tindakan sedikitpun untuk memungkinkan kembalinya tubuh penjahat Nazi Erich Priebke ke negara kita,"kata kementerian luar negeri dalam Twitter yang dilansir AFP. "Argentina tidak akan menerima penghinaan semacam ini terhadap martabat manusia."
Dia mengatakan, Argentina tidak akan memaafkan atau melupakan penjahat perang Nazi yang terbukti melakukan genosida.
sumber
Spoiler for di Italia:
Roma - Walikota Roma dan gereja Katolik menolak untuk memberikan upacara pemakaman bagi penjahat perang Nazi, Erich Priebke, yang meninggal di kota itu.Ia diketahui berpartisipasi dalam salah satu pembantaian terburuk di Italia selama pendudukan Jerman.
Tak jelas bagaimana nasib jenazahnya. Pasalnya, baik negara asalnya, Jerman, maupun negara keguanya, Argentina, sama-sama menolak untuk memberikan izin bagi pemakamannya.
Keuskupan Agung Roma membuat pernyataan resmi pada Senin, mengatakan Kardinal Agostino Vallini telah melarang setiap gereja untuk menggelar upacara pemakamannya. Secara terpisah, kepala polisi Roma dan pemerintah kota juga melarang "segala bentuk pengkhidmatan atau perayaan publik untuk Priebke". Walikota Roma, Ignazio Marino, mengatakan tak akan mengizinkan wilayahnya untuk lokasi pemakaman Priebke.
Penyataan gereja mendapat dukungan komunitas Yahudi Roma. Semula, mereka memprotes pelonggaran hukuman bagi Priebke, terutama setelah ia diberikan kebebasan kecil dari tahanan rumahnya untuk pergi ke gereja.
Tempo.co.id
Tak jelas bagaimana nasib jenazahnya. Pasalnya, baik negara asalnya, Jerman, maupun negara keguanya, Argentina, sama-sama menolak untuk memberikan izin bagi pemakamannya.
Keuskupan Agung Roma membuat pernyataan resmi pada Senin, mengatakan Kardinal Agostino Vallini telah melarang setiap gereja untuk menggelar upacara pemakamannya. Secara terpisah, kepala polisi Roma dan pemerintah kota juga melarang "segala bentuk pengkhidmatan atau perayaan publik untuk Priebke". Walikota Roma, Ignazio Marino, mengatakan tak akan mengizinkan wilayahnya untuk lokasi pemakaman Priebke.
Penyataan gereja mendapat dukungan komunitas Yahudi Roma. Semula, mereka memprotes pelonggaran hukuman bagi Priebke, terutama setelah ia diberikan kebebasan kecil dari tahanan rumahnya untuk pergi ke gereja.
Tempo.co.id
Spoiler for klimaks:
ROMA, KOMPAS.com - Kematian Erich Priebke, seorang penjahat perang Nazi terakhir, menimbulkan masalah baru setelah Vatikan melarang gereja memberikan upacara pemakaman, Argentina menolak pengembalian jasadnya, dan keluarga meminta jasadnya dikremasi.
Saat ini jasad Priebke masih berada di kamar jenazah sebuah rumah sakit di Roma, Italia, sementara perdebatan terkait jasad tokoh Nazi yang tak menyesali hingga akhir hayatnya, pembunuhan ratusan warga sipil Italia pada 1944 itu, terus memuncak.
Yayasan Simon Wiesenthal, lembaga pemburu tokoh Nazi, mengusulkan agar jasad Priebke dikirim ke Jerman yang memiliki undang-undang yang melarang perkumpulan neo-Nazi.
Kuasa hukum Priebke, Paolo Giachini sebelumnya mengatakan jasad Priebke akan dikebumikan di samping makam istrinya di Argentina, tempat mereka tingga selama 40 tahun setelah Perang Dunia II berakhir.
Namun, rencana itu batal karena pemerintah Argentina menolak menerima kembali jasad Priebke. Situasi semakin sulit ketika Gereja Katolik juga menolak memberikan upacara pemakaman.
Kondisi ini membuat Giachini mengancam akan menggelar pemakaman di taman Villa Borghese, Roma atau di jalanan.
"Anak-anaknya menginginkan Priebke dimakamkan secara Katolik. Mereka ingin keinginan sang ayah, yang adalah seorang Katolik, dihormati," ujar Giachini.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Priebke berhasil kabur dari kamp tahanan perang Inggris dan mendapatkan dokumen perjalanan Vatikan dari seorang uskup Katolik.
Priebke lalu tingga hampir 50 tahun di Argentina, sebelum jejaknya tercium dan ditangkap pada 1994 dan diektradisi ke Italia sebelum diadili pada 1996.
Pada 1998, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup untuk Priebke atas perannya dalam pembantaian 335 warga sipil Italia -termasuk 75 orang Yahudi- di gua Ardeatine, Roma pada 1944.
Namun, karena usia dan kesehatannya maka Priebke menjalani hukuman tahanan rumah di kediaman Giachini, hingga dia meninggal dunia pekan lalu dalam usia 100 tahun.
KOMPAS.com
Saat ini jasad Priebke masih berada di kamar jenazah sebuah rumah sakit di Roma, Italia, sementara perdebatan terkait jasad tokoh Nazi yang tak menyesali hingga akhir hayatnya, pembunuhan ratusan warga sipil Italia pada 1944 itu, terus memuncak.
Yayasan Simon Wiesenthal, lembaga pemburu tokoh Nazi, mengusulkan agar jasad Priebke dikirim ke Jerman yang memiliki undang-undang yang melarang perkumpulan neo-Nazi.
Kuasa hukum Priebke, Paolo Giachini sebelumnya mengatakan jasad Priebke akan dikebumikan di samping makam istrinya di Argentina, tempat mereka tingga selama 40 tahun setelah Perang Dunia II berakhir.
Namun, rencana itu batal karena pemerintah Argentina menolak menerima kembali jasad Priebke. Situasi semakin sulit ketika Gereja Katolik juga menolak memberikan upacara pemakaman.
Kondisi ini membuat Giachini mengancam akan menggelar pemakaman di taman Villa Borghese, Roma atau di jalanan.
"Anak-anaknya menginginkan Priebke dimakamkan secara Katolik. Mereka ingin keinginan sang ayah, yang adalah seorang Katolik, dihormati," ujar Giachini.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Priebke berhasil kabur dari kamp tahanan perang Inggris dan mendapatkan dokumen perjalanan Vatikan dari seorang uskup Katolik.
Priebke lalu tingga hampir 50 tahun di Argentina, sebelum jejaknya tercium dan ditangkap pada 1994 dan diektradisi ke Italia sebelum diadili pada 1996.
Pada 1998, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup untuk Priebke atas perannya dalam pembantaian 335 warga sipil Italia -termasuk 75 orang Yahudi- di gua Ardeatine, Roma pada 1944.
Namun, karena usia dan kesehatannya maka Priebke menjalani hukuman tahanan rumah di kediaman Giachini, hingga dia meninggal dunia pekan lalu dalam usia 100 tahun.
KOMPAS.com
Diubah oleh dragonroar 16-10-2013 13:42
0
1.8K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan