- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Jokes & Cartoon
Asal Mula Kata Tauran


TS
verlino16
Asal Mula Kata Tauran
Entah dari mana munculnya istilah TAWURAN, saya belum menemukan historisitas kata ini. Tetapi, saya ingin berpendapat walau sedikit ngayal semoga tidak ngeyel tentang kata yang sedang rame dibicarakan sekarang ini. Ketika mendengar istilah TAWURAN, Sebagai orang sunda asli, imajinasi saya tiba-tiba merambat pelan menuju masa lalu dimana kakek dan nenek di kampung sering megatakan “Awas montong diawur-awur atuh jang sangu teh, leubar!!” kalau saya terjemahkan ke bahasa Indonesia kurang lebih seperti ini “Awas jangan dibuang kemana-mana nasi itu, sayang sekali!!”
Istilah diawur-awur sangat lumrah dan sudah sangat biasa diungkapkan ketika seorang anak atau siapapun termasuk orang dewasa menggerakan tangannya untuk membuang sesuatu sehingga apapun yang dipegangnya menjadi berhamburan, berantakan atau menyebar kemana-mana. Kenapa saya menggunakan istilah sesuatu? Hal ini untuk menunjukan bahwa benda yang dihamburkan itu bisa apapun tidak hanya nasi seperti yang saya contohkan di atas. Artinya benda yang dihamburkan atau yang dibuang itu bisa saja, kerikil, tanah, beras, terigu, dan lain-lain.
Istilah diawaur-awur menunjukan makna banyak atau jamak dari sisi benda yang dibuangnya. Selain itu, istilah Tawuran memiliki kedekatan fonem, suara atau bunyi dengan diawur-awur. Kata yang paling dekat dari sisi bunyi ialah kata “wur”. Kata wur ini memiliki makna meyembur, menebar, meyebar, berserakan, dll.
Kalau kita perhatikan, aksi tawuran yang sering terjadi baru-baru ini selalu menyisakan ketidak rapihan, berantakan, penyebaran berita, penebaran isu, berserakannya sampah-sampah, peralatan, dan benda-benda yang lainnya. Semua ini menunjukan adanya keserasian makna antara diawur-awur yang memiliki makna berantakan, menebar, menyebar, dan berserakan tidak karuan. Jadi, menurut persi saya sebagai orang sunda, kata TAWURAN itu besar kemungkinan berasal dari istilah sunda yakni “awur-awuran”. Tetapi, sayapun masih terus menelusuri jangan-jangan bahasa sunda yang sedikit meniru atau mengadopsi ponem dari istilah tawuran bahasa Indonesia. Atau juga istilah TAWURAN dengan “diawur-awur” merupakan hasil dari bahasa, serapan kata atau istilah dari negara atau bangsa lain yang berasimilasi, berkolaborasi, membaur menjadi satu sehingga lahirlah istilah TAWURAN yang sekarang kita kenal.
Tetapi yang jelas, kita sepakat bahwa TAWURAN merupakan perbuatan yang tidak bermoral, tidak berpendidikan, tidak berperikemanusiaan juga merugikan berbagai pihak. Bangsa ini tidak butuh manusia yag suka tawuran tetapi bangsa ini memerlukan manusia yang cerdas, kreatif, dan anti kekerasan. Oleh karena itu, kita sepakat untuk mendidik anak-anak kita agar terbiasa hidup rukun dan damai. Ajari mereka dengan kelembutan dan jangan ajari anak didik kita kekerasan apalagi keserakahan. Yuk, kita sama-sama katakan… LEBIH BAIK BERPRESTASI (LBB)…. YUK, DAMAI…STOP TAWURAN!!!!

Istilah diawur-awur sangat lumrah dan sudah sangat biasa diungkapkan ketika seorang anak atau siapapun termasuk orang dewasa menggerakan tangannya untuk membuang sesuatu sehingga apapun yang dipegangnya menjadi berhamburan, berantakan atau menyebar kemana-mana. Kenapa saya menggunakan istilah sesuatu? Hal ini untuk menunjukan bahwa benda yang dihamburkan itu bisa apapun tidak hanya nasi seperti yang saya contohkan di atas. Artinya benda yang dihamburkan atau yang dibuang itu bisa saja, kerikil, tanah, beras, terigu, dan lain-lain.
Istilah diawaur-awur menunjukan makna banyak atau jamak dari sisi benda yang dibuangnya. Selain itu, istilah Tawuran memiliki kedekatan fonem, suara atau bunyi dengan diawur-awur. Kata yang paling dekat dari sisi bunyi ialah kata “wur”. Kata wur ini memiliki makna meyembur, menebar, meyebar, berserakan, dll.
Kalau kita perhatikan, aksi tawuran yang sering terjadi baru-baru ini selalu menyisakan ketidak rapihan, berantakan, penyebaran berita, penebaran isu, berserakannya sampah-sampah, peralatan, dan benda-benda yang lainnya. Semua ini menunjukan adanya keserasian makna antara diawur-awur yang memiliki makna berantakan, menebar, menyebar, dan berserakan tidak karuan. Jadi, menurut persi saya sebagai orang sunda, kata TAWURAN itu besar kemungkinan berasal dari istilah sunda yakni “awur-awuran”. Tetapi, sayapun masih terus menelusuri jangan-jangan bahasa sunda yang sedikit meniru atau mengadopsi ponem dari istilah tawuran bahasa Indonesia. Atau juga istilah TAWURAN dengan “diawur-awur” merupakan hasil dari bahasa, serapan kata atau istilah dari negara atau bangsa lain yang berasimilasi, berkolaborasi, membaur menjadi satu sehingga lahirlah istilah TAWURAN yang sekarang kita kenal.
Tetapi yang jelas, kita sepakat bahwa TAWURAN merupakan perbuatan yang tidak bermoral, tidak berpendidikan, tidak berperikemanusiaan juga merugikan berbagai pihak. Bangsa ini tidak butuh manusia yag suka tawuran tetapi bangsa ini memerlukan manusia yang cerdas, kreatif, dan anti kekerasan. Oleh karena itu, kita sepakat untuk mendidik anak-anak kita agar terbiasa hidup rukun dan damai. Ajari mereka dengan kelembutan dan jangan ajari anak didik kita kekerasan apalagi keserakahan. Yuk, kita sama-sama katakan… LEBIH BAIK BERPRESTASI (LBB)…. YUK, DAMAI…STOP TAWURAN!!!!





Diubah oleh verlino16 15-10-2013 22:08
0
2.3K
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan