Bola.net - Kemenangan Timnas U-19 Indonesia atas Korea Selatan, Sabtu (12/10) malam tak hanya membawa Skuat Garuda Jaya lolos ke ajang AFC U-19 di Myanmar tahun depan. Sukses Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan, mampu mengirim bangsa Indonesia pada kebahagiaan, yang sepertinya sudah lama tak dirasakan.
Dalam laga yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta ini, Skuat Garuda Jaya sukses menghempaskan jawara 12 kali di ajang AFC U-19 -Korea Selatan- dengan skor 3-2. Gol-gol kemenangan Indonesia dicetak melalui hat-trick Evan Dimas. Sementara, dua gol balasan Ksatria Taeguk, julukan Korea Selatan, diceploskan Seol Tae Su dan Suh Myeong Won.
Ada banyak faktor di balik kemenangan Skuat Garuda Jaya tersebut. Berikut beberapa hal yang kami anggap sebagai kunci kembali mengangkasanya Garuda Jaya:
1. Dominasi Lini Tengah
Spoiler for Lini Tengah:
Beberapa waktu sebelum pertandingan, Pelatih Timnas U-19 Indonesia, Indra Sjafri menyebut akan memaksimalkan kinerja lini tengahnya dan menjadikan sektor gelandang sebagai tumpuan permainan mereka. Dalam pertandingan ini, ucapan pelatih kelahiran 2 Februari 1963 ini mampu diterjemahkan dengan baik oleh gelandang Skuat Garuda Jaya.
Trio Evan Dimas, M. Hargianto dan Zulfiandi tampil perkasa di laga ini. Tiga orang penggawa tersebut menunjukkan visi dan determinasi di atas rata-rata. Tak hanya mengawali serangan dan mengirim umpan, tiga gelandang belia Indonesia ini juga kerap turun membantu lini pertahanan.
2. Mental
Spoiler for Mental:
Melawan tim yang berstatus 12 kali juara AFC U-19 tak membuat gentar para penggawa Timnas U-19. Mereka tak terpengaruh nama besar Ksatria Taeguk.
Sejak menit pertama pertandingan, Timnas Indonesia memainkan permainan yang selama ini menjadi jati diri mereka. Umpan-umpan pendek, kecepatan dan agresifitas permainan sukses ditunjukkan para penggawa Garuda Jaya.
Bukan hanya dalam menyerang, dalam bertahan, lini belakang Timnas U-19 -yang dikomando Hansamu Yama Pranata- juga menunjukkan kelasnya. Meski berada dalam tekanan, mereka relatif jarang kehilangan fokus. Bahkan, meski menghadapi pemain-pemain Korea Selatan, yang dikenal garang di kotak penalti, para penggawa Timnas U-19 Indonesia tak gentar berduel satu lawan satu.
3. Secondline Yang Agresif
Spoiler for Secondline:
Tiga gol Skuat Garuda Jaya dicetak bukan oleh trio penyerang mereka. Evan Dimas, yang mencetak hat-trick di laga ini adalah seorang gelandang.
Dalam skema racikan Indra Sjafri, gol memang tak harus datang dari kaki Maldini Palli, Muchlis Hadi Ning Syaifullah atau Ilham Udin Armaiyn. Menurut Indra, gol bisa datang dari mana saja.
Di pertandingan ini omongan Indra Sjafri terbukti dengan gamblang. Dengan skema yang kerap dilatihkan, winger (Ilham atau Maldini) menusuk sampai sejajar garis out kemudian memberi umpan tarik ke secondline, Evan yang munculdari lini kedua melepas sepakan akurat yang tiga kali membobol gawang Korea Selatan.
Bukan hanya Evan yang menjadi aktor utama di lini tengah Indonesia. Tandemnya, Hargianto dan Zulfiandi juga tampil luar biasa. Beberapa kali sepakan dan pergerakan mereka mengancam gawang Korea Selatan.
4. Evan Dimas
Spoiler for Evan Dimas:
Bagi Timnas U-19 Indonesia, Evan Dimas bukan hanya sekadar otak permainan. Lebih dari itu, sosok penggawa Persebaya 1927 ini adalah 'jimat' Skuat Garuda Jaya.
Permainan Evan di laga ini sangat dominan. Menurut salah satu situs statistik sepakbola, akurasi umpan pemain kelahiran 13 Maret 1995 ini mencapai lebih dari 83%. Sementara, untuk urusan akurasi tembakan ke gawang, Evan mencatat prosentase sebesar 75%.
Selain unggul masalah kuantitas, kualitas umpan Evan Dimas juga menunjukkan visi yang tajam dari pemain yang juga bisa diposisikan sebagai penyerang lubang ini. Dia mampu melihat celah di lini belakang Korea Selatan dan mengirim umpan ke rekan-rekannya yang siap mengeksploitasi celah tersebut.
Di pertandingan ini, Evan juga mampu membuat para penggawa Korea Selatan frustasi. Terbukti, beberapa kali barisan belakang Ksatria Taeguk melanggar Kapten Garuda Jaya ini.
5. Faktor Indra Sjafri
Spoiler for Indra Sjafri:
Jika Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono mengaku bukan pemimpin kacangan, Indra Sjafri telah lebih jauh. Pelatih Timnas U-19 ini telah membuktikan dirinya sebagai sosok pelatih yang tidak kacangan.
Melawan Korea Selatan -yang notabene raksasa sepakbola Asia- Indra tak gentar. Urang awak ini justru menebarkan optimismenya bahwa Skuat Garuda Jaya bakal mempecundangi Ksatria Taeguk.
Optimisme yang disebarkan Indra Sjafri menular pada anak asuhnya. Para penggawa Garuda Jaya bermain tak kenal jeri. Umpan-umpan pendek dan permainan cepat -yang menjadi ciri khas mereka- dipertunjukkan dengan sempurna oleh penggawa Timnas U-19. Tak ada demam panggung yang nampak meski lawan mereka bukan tim kacangan. Korea Selatan telah 12 kali menjuarai ajang AFC U-19 ini.
Indra Sjafri bisa dikatakan faktor kunci di balik kemenangan Skuat Garuda Jaya ini. Tak salah jika Pelatih Korea Selatan, Kim Sang Ho, melontarkan pujian khusus bagi Indra Sjafri.
"Pemain terbaik dari tim pemenang? Pelatih mereka (Indra Sjafri, red)," puji Kim, usai anak asuhnya dikalahkan Garuda Jaya.
Terbukti sudah seleksi ketat pencarian bakat yg di lakukan indra sjafri mampu membawa garuda muda menaklukan juar asia . Ini momen kebangkitan sepakbola Indonesia, Evan dimas dkk memberi harapan untuk Indonesia, jika lebih di matangkan lagi di masa depan sepakbola Indonesi akan di segani oleh tim" elit dunia !