- Beranda
- Komunitas
- News
- Kepolisian
Da Costa, personel Polri kepercayaan PBB di Sudan Selatan


TS
fadhlierlanda
Da Costa, personel Polri kepercayaan PBB di Sudan Selatan

Da Costa anggota Polri kepercayaan PBB
Selasa, 8 Oktober 2013
Polri tampaknya boleh berbangga hati. Sebab Senin siang (7/10), khusus di Gedung Divisi Humas Mabes Polri sempat kedatangan tiga orang tamu polisi dengan baret biru muda dengan emblem bendera merah putih di bagian dada. Mereka adalah AKBP Don Gaspar Mikel Da Costa serta dua orang Polisi Wanita (Polwan) yakni Brigadir Pol June Carla Nanariain (Lala) dan Aipda Nedrawati (Nedra).
Rupanya mereka bertiga baru saja pulang dari Sudan, Afrika Timur, dalam rangka mengemban tugas menjadi UNMISS (United Nation Mission in South Sudan) Police, dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak April 2012. Mereka bertiga diberi kepercayaan oleh PBB untuk mendampingi anggota polisi di Sudan Selatan.
Yang paling menarik, ternyata Da Costa juga langsung dipilih PBB menjadi Kepala Divisi Humas dan Penerangan di Polda Sudan Selatan tanpa tes apapun.
"Saya membidangi tugas-tugas kehumasan dan penerangan Sudan Selatan. Kenapa kami ditunjuk tanpa tes? Karena tentu saja PBB yakin bahwa kualitas Polri dalam hal ini untuk membidangi kehumasan dan penerangan untuk Kepolisian PBB di Sudan Selatan dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Sehingga Polri mendapat kepercayaan untuk melepas salah satu perwiranya untuk menjalani tugas tersebut setelah negara itu merdeka," kata Da Costa.
Da Costa menjelaskan, berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB No 1996 Tanggal 9 Juli 2011, Polisi PBB dibutuhkan di Sudan Selatan dalam misi yang disebut UNMISS dengan tugas pokok memberikan penguatan kapasitas melakukan tugas-tugas pendampingan dan memberikan pelatihan-pelatihan kepada polisi-polisi di Sudan Selatan.
"Di mana polisi Sudan Selatan ini yang baru memulai negara mereka yang baru, itu pada umumnya tidak melalui pendidikan-pendidikan kepolisian. Lebih banyak di antara mereka itu mantan milisi, yang berperang sudah berpuluh-puluh tahun untuk memisahkan diri dari utara. Sehingga ketika negaranya merdeka, mereka direkrut menjadi polisi tanpa basic yang kuat tentang kepolisian," ujar pria berdarah Papua ini.
Selain Da Costa, dua orang Polwan yang bernama Brigadir Lala dan Aipda Nedra ternyata juga mempunyai pengaruh besar saat berada di Sudan Selatan. Lala contohnya, dia dipercaya oleh kepolisian PBB menjadi Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak.
"Saya di bidang Perlindungan Perempuan dan Anak. Kendala utama yang saya hadapi sendiri, saat pertama kali bekerja saya ditempatkan seperti di tingkat polres dan ada dua faktor utama, yang pertama adalah faktor alam di mana sangat serius dan itu pun seperti contoh kita harus memberikan training atau memberikan pengetahuan kepada polisi wanita lokal, kita sendiri harus datang dan menjemput polisi wanita ini di polsek dimana mereka bekerja," ujar Lala bersemangat.
Sementara itu, Aipda Nedra juga tak kalah susahnya untuk memimpin para kepolisian di Sudan Selatan. Nedra didaulat menjadi Kepala Polisi Lalu Lintas di Sudan Selatan. Dia harus memberikan pemahaman tentang kesadaran lalu lintas lantaran disana masih minimnya pengetahuan tentang berkendara yang baik. Alih-alih sadar, Sudan Selatan menurut Nedra belum mempunyai aturan hukum lalu lintas yang resmi.
"Masyarakatnya masih kurang kesadaran tentang lalu lintas karena tiap hari pasti selalu ada kecelakaan lalu lintas. Saya pikir karena mereka memang belum mengerti tentang aturan berlalu lintas. Dan belum ada aturan yang jelas tentang lalu lintas. Mereka juga belum mengenal helm, saya belum pernah sama sekali melihat orang Sudan Selatan memakai helm," imbuhnya.
Hingga saat ini, menurut Da Costa belum ada lagi perwakilan dari Polri untuk mengganti posisinya di Sudan Selatan. Namun menurutnya, beberapa anggota Polri telah banyak yang berdatangan ke sana untuk tetap melanjutkan misi perdamaian dunia dari PBB.
"Prestasi yang diraih Polri di sana yang jelas sampai detik terakhir kami meninggalkan negara itu, kami sangat yakin bahwa bendera merah putih masih berkibar sangat megah di angkasa, karena ada anak-anak bangsa di sana yang tergabung dalam Kontingen Garuda Bhayangkara Polri 7B 2012. Kami bertiga telah mendapat penghargaan berupa medali perdamaian dari PBB beserta sertifikatnya dalam acara penganugerahan medali perdamaian yang diberikan langsung oleh UNMISS Police commissioner," tutup Da Costa.
http://www.merdeka.com/peristiwa/da-...n-selatan.html
keren banget Polri saking terpercayanya bisa tanpa tes untuk membantu kepolisian Sudan di bidang kehumasan dan penerangan



tien212700 memberi reputasi
1
2.9K
3
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan