SELAMAT DATANG DI THREAD YANG SEDERHANA N" KEREN INI

Sejarah zaman perang di Eropa pada era 1940′an tidak hanya diwarnai oleh aneka senjata dan kejamnya pembunuhan massal. Tentara Jerman, yang pada saat itu dipimpin oleh Sang Führer, menyimpan kisah kelamnya tersendiri. Memang benar bahwa serangan dari Perancis pada Perang Dunia ke II berhasil membantai banyak tentara Nazi, namun tak disangka-sangka ternyata jumlah korban tentara yang meninggal akibat ngamuknya si ‘Raja Singa’ (syphillis) lebih banyak dari korban perang.


Invasi pasukan Jerman di Paris

Karena desakkan kebutuhan biologis, para tentara Nazi ini rupanya hobi ‘jajan’ dari prostitut selama menjajah tanah Perancis. Mayoritas dari wanita penjaja seks tersebut ditengarai membawa penyakit syphillis kepada para tentara Jerman. Banyaknya jumlah korban syphillis pada masa itu dinilai sangat merugikan pihak Jerman yang sedang bergerilya menguasai daratan Eropa. Ketua SS Heinrich Himmler, dengan segera menginformasikan Hitler dan mencari solusi memberhentikan penyebaran syphillis di antara pasukan Nazi.

Alhasil sebuah misi rahasia dijalankan. Demi menjaga pasukannya dari petualangan cinta satu malam, Hitler mengizinkan produksi boneka seks bagi semua tentaranya. Misi produksi gynoid, nama lain dari boneka seks ala Nazi, masuk kedalam misi yang dinamakan “ The Borghild Project “. Alasan boneka seks ini diproduksi ialah karena sex dolls dinilai jauh lebih higienis untuk digunakan sebagai penyalur hasrat para tentara. Selain itu boneka seks dapat menghindari percampuran ras murni Arya dari wanita-wanita Perancis tersebut.



SS Heinrich Himmler berkata :

“ Hal yang paling membahayakan di Paris adalah menyebar luasnya para wanita jalang yang mencari mangsa mereka di bar-bar, dancehalls dan tempat-tempat lainnya. Ini adalah tugas kita untuk menghindari para tentara dari penyakit menular hanya demi petualangan singkat belaka.”



Secara khusus pembuatan gynoid diserahkan kepada para ahli dari Germany’s Hygiene Museum di Dresden. Teknis pembuatan wanita-wanita karet ini ternyata cukup rumit. Desain gynoid pada awalnya terinspirasi oleh kecantikan aktris Hungaria bernama Kathe Von Nagy. Namun sayangnya aktris tersebut menolak bila wajahnya dijadikan model untuk boneka seks tentara Nazi. Tak habis akal, proyek yang di supervisi oleh Franz Tschakert ini memberikan gynoid warna rambut pirang dan mata biru sebagai tambahan ide fantasi para tentara.

Setelah dilakukan tes, Himmler memesan 50 boneka untuk pasukannya. Namun pada tahun 1942, proyek ini diberhentikan. Para tentara yang malu menolak untuk membawa-bawa gynoid berukuran lebih kecil dari manusia asli ke dalam tas mereka selama perang. Mereka ingin menghindari resiko di olok-olok oleh tentara oposisi bilamana mereka tertangkap.

Sejarah militer Nazi yang cukup aneh ini berhasil menyedot banyak perhatian. Sebagian orang berkata bahwa proyek boneka seks Nazi adalah hoax sebab memang tidak ada barang bukti yang tersisa setelah pabrik gynoid di Dresden hancur akibat serangan bom oleh Amerika dan Inggris. Kebenaran dari cerita ini masih dipertanyakan namun nampaknya hal ini tidak berlaku bagi seorang penulis bernama Graeme Donald. Ia mengaku menemukan informasi yang tidak disangka-sangka saat ia mempelajari sejarah penemuan boneka anak-anak, si cantik Barbie.



Apa pendapat agan?


Setelah membaca hal diatas, apa pendapat anda bila boneka seks di produksi di Indonesia sebagai solusi menakan angka prostitusi, penyebaran penyakit menular seksual, ledakan penduduk dan seks bebas?. Apakah boneka seks yang dijual bebas akan efektif mengurangi masalah-masalah tersebut?. Menurut sudut pandang anda pribadi, akankah keberadaan boneka seks memberikan lebih banyak keuntungan atau kerugian bagi masyarakat, khususnya laki-laki?. Dari sisi perempuan, adakah boneka seks mengintimidasi derajat perempuan di mata masyarakat atau sebaliknya?.