4 alasan Indonesia akan selalu import garam. IRONIS
TS
otekasep
4 alasan Indonesia akan selalu import garam. IRONIS
Anda tahu garam? YA!, yang asin dan membuat gurih masakan itu loh. Kebutuhan akan garam bagi kita saat ini sudah tidak ter-elakkan lagi, baik untuk konsumsi sehari-hari ataupun untuk kebutuhan industri.
Tahukah anda bahwa kebutuhan Indonesia akan garam adalh 3.4 juta ton pada tahun 2011, untuk memenuhi angka tersebut, pemerintah harus melakukan IMPORT garam sebanyak 2 juta ton!! (http://sigapbencana-bansos.info/beri...-juta-ton.html)
IMPORT?? bukannya negara kita adalah negara denga garis pantai terpanjang ke-2 di dunia (setelah Canada)?? lalu kenapa import? sebodoh itu kah industri garam kita?
Weeeeitsss. tunggu dulu. Anda mungkin dapat berpikiran seperti itu, memang logis dan sah-sah saja, tapi coba baca dulu penjelasan berikutnya. Berikut adalah 4 alasan mengapa Indonesia akan selalu import garam:
Spoiler for alasan PERTAMAX:
Pasang surut laut di Indonesia tidak tinggi
Dalam benak setiap orang pasti kalau mau bikin garam adalah dengan cara menguapkan air laut. ya memang benar.
Tapi bagaimana cara menguapkannya?? tidak mungkin air laut tersebut mengering sendiri di laut, jadi air laut harus dinaikkan ke daratan mengandalkan fenomena alam Pasang Surut air laut. Jika menggunakan pompa, biaya produksi akan sangat mahal, tidak sebanding dengan harga pasar.
Ketinggian pasang surut di Indonesia paling tinggi adalah hanya 2 m. dan itu pun tidak di seluruh wilayah kepulauan Indonesia ini, jadi bisa dibilang akan sulit untuk memenuhi produksi 3.4 juta ton per tahun.
Spoiler for alasan KEDUAX:
Indonesia berada di daerah tropis
Dari penjelasan nomor 1, disebutkan bahwa air laut mesti di-uapkan untuk mendapatkan garam. Tentu anda tahu bahwa negara kita ini berada di garis katulistiwa, atau disebut di daerah tropis, sehingga curah hujan di negara kita ini cukup tinggi.
Bayangkan saja apabila anda membutuhkan waktu 1 minggu untuk mengeringkan air laut menjadi garam, dan ternyata hari ke-7 turun hujan, apa yang anda lakukan?? tentu anda akan kesal dan bisa-bisa merugi.
Di Madura ---garda depan produksi garam nasional---, panjang kemarau tanpa hujan hanya 3-4 minggu saja.
Spoiler for alasan KETIGAX:
Laut indonesia kotor !!
Tidak semua air laut bagus dijadikan garam, alias kualitasnya beragam. ditambah lagi budaya orang indonesia yang “menganggap” sungai adalah tempat sampah.
Boleh ditengok di Ibu Kota kita, brapa banyak sampah yang berada di sungai, dan sungai tersebut bermuara ke laut, tentunya laut akan terkontaminasi oleh sampah-sampah yang dihasilkan oleh manusia.
Spoiler for alasan KEEMPATX:
Di luar negeri garam bukan di-TAMBAK tetapi di-TAMBANG !!
Ya ! Tambang Garam ! sama halnya seperti batubara, garam pun ada tambangnya.. mungkin anda akan heran, karena saya pun masih heran ketika menulis post ini.
Bayangkan saja jika kita harus bersusah payah menghasilkan garam karena kendala 3 poin sebelumnya yang saya sebutkan, di Polandia, Turki, dll garam itu di-TAMBANG, alias digali.
Di dalam tanah terdapat batuan-batuan yang memiliki kadar garam yang cukup tinggi, tambang tersebut dapat menghasilkan berpuluh-puluh juta ton garam per tahunnya. hal ini membuat industri garam kita kalah saing harga, harga garam dari pertambangan tentu lebih murah daripada garam hasil penguapan air laut, dan apabila pembentukkan garam itu sudah berjuta-juta tahun yang lalu (sebelum manusia membuang sampah sembarangan) tentu kualitas dari garam itu akan lebih baik daripada garam dari air laut sekarang.
Dan juga ternyata, tambang-tambang garam tersebut menjadi tempat wisata. salah satunya adalah tambang garam Wieliczka di Polandia. Tambang garam tersebut sudah mulai beroperasi dari abad ke-13 dan masih produktif sampai sekarang. Di dalam tambang tersebut dibuat banyak wahana-wahana tentang sejarah tambang tersebut maupun karya seni yang khusus dibuat untuk wisatawan.