- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kenapa Terminal Bis di Indonesia Rata-Rata Bau Pesing?


TS
chandrap
Kenapa Terminal Bis di Indonesia Rata-Rata Bau Pesing?
Quote:
Terminal bis di Indonesia rata-rata masih identik dengan preman, asap knalpot, bising dan juga pesing. Yups, meski ada terminal yang bangunannya baru, penataannya baru, tapi lama-lama kok dekil juga, akhirnya pesing juga deh. Berpadu dengan bermacam jenis bau keringat, bau pesing bakal semakin menyengat sangat. Kok bisa pesing sih? Nah ini dia yang mau kita kupas sampai tuntas, tas…
Bagaimanapun, beragam manusia hidup di terminal bis. Rata-rata mereka adalah kalangan menengah ke bawah dari mulai sopir, pedagang asongan, pengamen, preman kelas teri dan sebagainya. Bukannya mau memandang jelek orang-orang yang setiap hari berkecimpung mencari hidup di terminal bis. Tapi memang kondisi ekonomi dan hitung-hitungan untung rugi menjadi faktor utama, bahkan jika dikaitkan dengan hajat diri bernama pipis.
Rata-rata toilet, WC atau kamar kecil di terminal bis selalu pasang tarif. Pipis tarifnya 1000 rupiah, beol antara 2000 hingga 3000, kalau mandi bisa 5000 rupiah. Nah, tarif ini kadang berlaku juga untuk siapapun, termasuk orang-orang yang setiap hari menghidupi nafas terminal bis. Nggak ada yang namanya pipis gratis meski sama-sama teman ‘sekantor’ di terminal. Kecuali memang ada deal-deal tertentu, misalnya antara penjaga toilet umum dengan penjual mie ayam. Jadi pipis dan beol gratis tiap hari dibarter sama makan mie ayam gratis setengah porsi tiap hari.
Kok setengah porsi? Lah hitung saja kalau penjual mie ayam beroperasi sekitar 10 jam per hari dan butuh lima kali pipis. Harga mie ayam per porsi 10.000, maka kalau setengah porsi jadi 5000 rupiah kan? Setara dengan lima kali pipis, dan kalau harus beol tetap saja bilang pipis lama, nggak ada yang tahu ini.
Itulah repotnya hidup di terminal bis. Bisa dimaklumi juga bila banyak juga manusia di tempat itu tak ambil pusing soal pipis. Bukan pemandangan langka jika ada sopir bis nekat pipis mengarahkan air seninya di kolong bis yang sedang parkir. Makanya aspal terminal bis sering terlihat selalu basah, mengkilat dan licin karena perpaduan beberapa zat cair seperti oli, bensin, solar dan pipis.
Coba deh ada solusi jitu soal kebiasaan pipis gratis ini. Misalnya membuat semacam kartu langganan pipis buat orang-orang terminal. Atau juga semacam diskon khusus misalnya dua kali pipis gratis dua kali. Sekali beol gratis pipis sepuasnya, atau beragam jenis promosi lainnya.
Tapi, ternyata eh ternyata, pasti selalu saja ada komentar begini, ‘mau pipis aja kok repot?’




Bagaimanapun, beragam manusia hidup di terminal bis. Rata-rata mereka adalah kalangan menengah ke bawah dari mulai sopir, pedagang asongan, pengamen, preman kelas teri dan sebagainya. Bukannya mau memandang jelek orang-orang yang setiap hari berkecimpung mencari hidup di terminal bis. Tapi memang kondisi ekonomi dan hitung-hitungan untung rugi menjadi faktor utama, bahkan jika dikaitkan dengan hajat diri bernama pipis.
Rata-rata toilet, WC atau kamar kecil di terminal bis selalu pasang tarif. Pipis tarifnya 1000 rupiah, beol antara 2000 hingga 3000, kalau mandi bisa 5000 rupiah. Nah, tarif ini kadang berlaku juga untuk siapapun, termasuk orang-orang yang setiap hari menghidupi nafas terminal bis. Nggak ada yang namanya pipis gratis meski sama-sama teman ‘sekantor’ di terminal. Kecuali memang ada deal-deal tertentu, misalnya antara penjaga toilet umum dengan penjual mie ayam. Jadi pipis dan beol gratis tiap hari dibarter sama makan mie ayam gratis setengah porsi tiap hari.
Kok setengah porsi? Lah hitung saja kalau penjual mie ayam beroperasi sekitar 10 jam per hari dan butuh lima kali pipis. Harga mie ayam per porsi 10.000, maka kalau setengah porsi jadi 5000 rupiah kan? Setara dengan lima kali pipis, dan kalau harus beol tetap saja bilang pipis lama, nggak ada yang tahu ini.
Itulah repotnya hidup di terminal bis. Bisa dimaklumi juga bila banyak juga manusia di tempat itu tak ambil pusing soal pipis. Bukan pemandangan langka jika ada sopir bis nekat pipis mengarahkan air seninya di kolong bis yang sedang parkir. Makanya aspal terminal bis sering terlihat selalu basah, mengkilat dan licin karena perpaduan beberapa zat cair seperti oli, bensin, solar dan pipis.
Coba deh ada solusi jitu soal kebiasaan pipis gratis ini. Misalnya membuat semacam kartu langganan pipis buat orang-orang terminal. Atau juga semacam diskon khusus misalnya dua kali pipis gratis dua kali. Sekali beol gratis pipis sepuasnya, atau beragam jenis promosi lainnya.
Tapi, ternyata eh ternyata, pasti selalu saja ada komentar begini, ‘mau pipis aja kok repot?’
Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Kalu di Daerah Agan Terminal Bau Pesing Juga Gak?




0
4.7K
Kutip
56
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan