azuladevilAvatar border
TS
azuladevil
Sasaran Renstra Ekonomi LPMAK 2013-2017
Terpaan angin, badai dan gelombang itu rupanya menghantarkan pe­rahu itu kian melaju menuju tujuan akhir. Demikian kiasan yang tepat untuk mencermati rencana dan strategi program ekonomi oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) pasca dekade terakhir ini.
Kali ini setelah melalui perja­lanan berkelok penuh badai dan tantangan, pengalaman itu menjadi bahan pelajaran untuk melangkah lebih jauh secara professional, setidaknya selama 5 tahun (2013-2017) mendatang. Menurut Roy Kuncoro, Penanggungjawab kerjasama LPM-IU dengan LPMAK, renstra Biro Ekonomi LPMAK (2013-2017) yang difinalisasi selama 3 hari (Senin-Rabu, 11-13/2) memiliki ukuran target sebagai langkah awal.
“Mungkin tahun pertamanya kita akan bantu bikin lebih detail, untuk tahun berikut dan selanjutnya, internal harus me­ngu­raikan sendiri. Kami akan mendampingi dalam perjalanannya, kemudian selanjutnya membuat penjabaran secara stra­tegis,” ungkapnya di Jakarta, Senin (11/2).
Mula-mula konsep itu ditu­runkan dari visi dan misi LPMAK. Juga adanya klaim visi dan misi dari pemda meski berupa visioner, membuat Timika menjadi kota industri dan jasa. Maka itu butuh kerja keras karena berbicara soal jasa tak akan pernah ada habis-habisnya.
Renstra Ekonomi LPMAK me­miliki metodologi. Diantara­nya survei lapangan, FGD dan informasi sekunder, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi renstra sebelumnya (2007-2012), ser­ta kondisi Ekonomi Kabupaten Mimika. Dilanjutkan dengan diskusi-diskusi diantara para pe­mangku kepentingan, kemudian dirangkum menjadi satu ren­stra ekonomi LPMAK tahun 2013-2017. Dalam menyusun ren­stra itu, (LPM-UI) memakai prinsip-prinsip. Yakni keberlanjutan, tepat sasaran serta dapat di­im­plementasikan.
“Keberlanjut­an artinya perencanaan yang ber­kesinambungan, bukan perencanaan yang putus-putus. Kemudian dalam perjalananya hal-hal positif, komoditi atau sektor unggulan. Karena ini yang menjadi cikal-bakal ekonomi dari Ka­bupaten Mimika khususnya untuk masyarakat lokal,” jelasnya. Kedua evaluasi renstra terdahulu ada hal-hal yang memang tidak kena sasaran, mungkin tidak sesuai dengan kondisi­nya. Kita harapkan dengan ren­stra yang sekarang ini, untuk lebih dapat diimplementasikan. Renstra ini dianggap berhasil apa­bila dapat diimplementasikan. Diusahakan supaya menggu­nakan pendekatan-pendekatan bersifat aplikatif.
Garis besar kegiatan rencana strategi 2013-2017 yang diper­guna­kan adalah penyempurnaan dan penguatan kelembagaan LPMAK. Peningkatan hubung­an dan koordinasi antar lem­ba­ga. Inovasi dan penajaman pro­gram sektoral unggulan (pem­bangunan ekonomi kerakyatan). Penyusunan dan implementasi program rekayasa sosial (social engineering). Serta monitoring dan evaluasi berkala.
“Sebelum meningkatkan aktivitas kepada masyarakat, kita juga meningkatkan diri kita. perbaikan terus-menerus. Kita menjadikan organisasi (LPMAK) menjadi organisasi belajar memperbaiki diri melalui konsolidasi internal yang dikerjakan se­cara terus-menerus,” ucapnya, di­samping hubungan kelembagaan, menyusun program dan mengimplementasikannya. Jadi keselarasan kerja, keselarasan tu­juan dan keselarasan aktivitas antar institusi dalam konteks pengembangan ekonomi kerakyatan perluh ditingkatkan. Orang akan bosan, komoditas unggulan itu bila hanya ayam, babi dan sebagainya seperti yang dikerjakan selama ini. Maka dalam inovasi berdasarkan hasil evaluasi, ada beberapa sektor unggulan yang bisa dijadikan sebagai sasaran. Kita sepakati juga social engineering, sosial budaya yang merupakan latar belakang dari kegiatan ekonomi.
Ada perbedaan dengan In­do­­nesia lainnya, perubahan ekono­mi mentriger perubahan sosial budaya. Di Papua, faktor sosial budaya itu menjadi pemicu mainseat perubahan kegiat­an ekonomi. Ini merupakan kunci prasyarat mencapai tujuan ekonomi. Kemudian semua kegiat­an harus dimonitoring dan dieva­luasi agar menjadi feedback bagi kegiatan berikutnya.
Sasaran rencana strategis eko­no­mi 2013-2017. Ada macam-macam syarat dalam sasaran. Diantaranya, peningkatan kualitas, kemampuan, dan daya saing SDM lokal. Terciptanya partisipatif masyarakat yang sinergis melalui pembentukan kelompok sebagai posisi tawar yang kuat. Meningkatnya jumlah usaha produktif yang dapat diakses oleh kelompok masyarakat secara berkelanjutan dan memperbesar akses masyarakat dalam pemilikan faktor produksi. Me­melihara dan memperbaiki fungsi produktif dari SDA bagi masyarakat. Serta terciptanya keberpihakan kebijakan publik untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat.
Sasaran-sasaran tersebut disusun menurut taktis. Misalkan da­ya serap anggaran per-Biro 95%. Persentase realisasi penda­naan kelompok usaha (KU) ba­ru wajib mencapai 100%. Jumlah KU yang aktif dari total KU yang didanai sebesar 90%. Serta persentase realisasi KU dan tingkat penyerahan laporan pertanggungjawaban (LPJ) wajib mencapai 100%. Ukuran target lainnya adalah petumbuhan KU, pertumbuhan tabungan, pertumbuhan asset serta pertumbuhan omset pertahun wajib mencapai 50%.
Sekali lagi, target dan sasaran itu akan tercapai bila secara taktis merumuskan aplikasi detailnya. Misalnya sasaran penyempurna­an dan penguatan aspek kelemba­ga­an memberi fokus terhadap fak­tor operasional, sumber daya ma­­nusia (SDM), anggaran atau ke­uangan serta program kerjanya.
Bidang operasional melakukan tinjauan ulang, evaluasi dan redefinisi peran, tugas dan fungsi LPMAK. Mempertahankan eksistensi sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat. Penyempurnaan struktur organisasai yang baku. Penyempurnaan alur kerja, penyempurnaan proses pengambilan keputusan serta penyempurnaan standar operasi. Kemudian bidang sumber daya manusia, menyempurnaan job deskripsi dan job spesifikasi. Melatih personil kantor, melatih FS secara berkelanjutan, menambah FS secara periodik. Serta menstandarisasi proses rekruitmen personil dan penyempurnaan pengelolaan sumber daya manusia internal.
“LPMAK sejak 5 tahun kemarin sudah belajar, periode kedepan adalah lebih profesional untuk lebih ideal,” ujarnya.
Program berikutnya adalah me­­­ningkatkan hubungan antar lem­baga. Dengan pemerintah dae­­­­rah, komunikasi dan koordinasi melalui pertemuan berkala. Meningkatkan fungsi tukar menukar informasi dan masukkan, serta saling mendorong ker­jasama untuk memperluas akses pasar produk lokal. Sementara dengan lembaga swadaya (LSM), LPMAK wajib menetapkan kriteria standar kemudian melakukan evaluasi berkala atas kinerja LSM lain sebagai mitra kerjanya. Melakukan kerjasama dengan LSM lokal dalam rangka pendekatan sosial lokal, juga melakukan kerjasama dengan LSM luar Papua maupun institusi asing untuk kepentingan pen­dekatan yang tak mungkin dilakukan oleh LSM lokal.
Berikutnya adalah LEMASA dan LEMASKO selaku pilar uta­­ma LPMAK. Melakukan redefinisi peran, fungsi dan tugas LE­MASA dan LEMASKO. Me­­ng­­implementasikan peran, fungsi dan tugas LEMASA dan LEMASKO. Juga hubungan de­ng­an Perguruan Tinggi untuk me­ningkatkan dan memperluas kerjasama dengan Universitas lokal seperti UNIPA untuk program ekonomi berkesinambungan serta universitas luar Papua terkemuka bidang kelautan, manajemen, rekayasa dan lain-lainnya.
Hubungan LPMAK dengan PT Freeport Indonesia untuk me­nyem­purnakan pola hubungan ke­lembagaan, alur kerja, koordinasi, pelaporan, serta monitoring dan evaluasi, serta me­nyusun bersama langkah ekse­kusi program yang sinergis. Dukungan lainnya, kerjasama komunikasi dan koordinasi dengan perbankan, institusi keagamaan, serta berbagai perusahaan swasta (koorporasi) demi kepentingan jaringan komunikasi, distribusi dan pemasaran hasil binaan kelompok oleh LPMAK. “Komunikasi dengan Freeport, pemda itu harus ada forum komunikasinya dan dilaksanakan secara berkala,” tekannya.
0
1.1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan