- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ilmu Tanpa Agama Bagai Orang Lumpuh
TS
bayang5800
Ilmu Tanpa Agama Bagai Orang Lumpuh
Spoiler for :
Albert Einstein
Quote:
Quote:
Seratus tahun yang lalu, tahun 1905, Einstein seorang diri dalam umur 26 tahun telah mengguncang dunia dengan menghadirkan 6 karya ilmiah dalam satu tahun, yang mengubah pengertian kita dalam memandang alam dan sekitarnya. Secara lebih spesifik dia memberikan pengertian baru tentang cahaya, atom, waktu, ruangan (space), gerakan dan benda (matter). Bersamaan dengan ini diapun memberikan dampak diluar fisika pada filsafat, politik, agama bahkan seni dan musik. Bagi kita baik secara individual maupun institusional yang mengagumi dan mencintai ilmu pengetahuan sudah selayaknya ikut merayakan lahirnya “tahun keajaiban” ini “anno mirabilis” seabad yang lalu. Orang sekaliber Einstein sebelumnya dibidang fisika hanyalah Isaac Newton dari Inggris. Kali ini saya ingin ikut merayakannya dengan menghadirkan sosok Einstein dalam kaitan sekitar religiusitas nya yang banyak disitir oleh masyarakat kita.
Quote:
- Science without religion is lame
Religion without science is blind. (Einstein)
- God does not play dice. (Einstein)
Religion without science is blind. (Einstein)
- God does not play dice. (Einstein)
Quote:
Dua macam ungkapan diatas menimbulkan kesan kalau Einstein itu amat religius seperti layaknya kita mengerti bagaimana orang lain disekitar kita beragama. Dalam pengertian kita, orang beragama adalah orang tersebut percaya terhadap dogma yang diajarkan agama, percaya kepada Tuhan yang penuh kasih sayang dan kekuasaannya mengatur manusia dan segala yang ada , adanya rumah rumah ibadah bagi para pemeluknya. Apakah agama Einstein seperti itu ? Ternyata bukan.
Ungkapan Science without religion is lame(ilmu tanpa agama, lumpuh). Religion without science is blind (agama tanpa ilmu, buta) ini yang sering disitir seorang gurubesar teman saya, pernah saya tanyakan pada beliau dari mana dia dapatkan kutipan itu. Sayangnya waktu itu dia tidak dapat menyebutkan sumbernya karena lupa, entah dari mana.
Ungkapan Science without religion is lame(ilmu tanpa agama, lumpuh). Religion without science is blind (agama tanpa ilmu, buta) ini yang sering disitir seorang gurubesar teman saya, pernah saya tanyakan pada beliau dari mana dia dapatkan kutipan itu. Sayangnya waktu itu dia tidak dapat menyebutkan sumbernya karena lupa, entah dari mana.
Quote:
Semula, kesan saya ungkapan ini tidak masuk akal, bila datang dari Einstein.
Saya katakan waktu itu bahwa sejauh literatur yang saya punya, Einstein adalah seorang atheist. Dulunya dia memang penganut agama Yahudi yang fanatic , malah sering membuat syair pujaan pada Tuhan dan dinyanyikannya di jalan jalan dikampungnya. Masih menurut cerita itu, baru pada umur 11-12 tahun dia memutuskan keluar dari agama setelah membaca buku ilmiah popular yang dibawa sepupunya. Dia berpendapat kalau cerita dalam agama banyak kepalsuan dan menjerumuskannya (deceitful). Hebat juga dia, dalam umur yang masih begitu muda sudah bisa membuat keputusan penting untuk seluruh sisa hidupnya. Hal yang sama juga hadirnya karya ilmiah besarnya pun dalam umur hanya 26 tahun!. Sejak itu dia menjadi Atheist dan semua produk opini yang dikeluarkan adalah secular.
Di kemudian hari saya mendapatkan sumber ungkapan itu (Albert Einstein.Ideas and Opinions) dan ternyata ungkapan itu menang keluar dari Einstein. Lho kok bisa? Bukankah dia atheist? Dibuku yang baru saya dapatkan itulah diungkapkan apa yang dimaksud religion oleh Einstein. Dan itu bukan religion seperti yang kebanyakan kita kenal. Religion bagi scientist menurut Einstein adalah keyakinannya untuk bergelut dalam hidupnya mencari pengertian dan kebenaran dari fenomena yang ada dialam ini. Kekaguman yang luar biasa terhadap harmoni alam dan hukum alam, liberated himself from his selfish desire and cling to their superpersonal value. Ini semua adalah religious feeling dari seorang scientist. Dia juga menyebutnya sebagai cosmic religion. Dalam religion ini no dogmas, no Personal God, no Church.
Beliau mengatakan bahwa Ilmu akan menerangkan fakta dan menerangkan hubungan antar fakta. Tetapi yang mengarahkan ‘timbulnya keinginan mengungkap fakta’ adalah diluar bidang science , dan ini yang ia sebut religion.
Dengan sedikit keberanian maka saya akan terjemahkan religious feeling, faith dari Einstein ini dalam arti yang lebih umum adalah’ filsafat’ yang mengarahkan kemana ilmu itu mau dijalankan dan dipakai.
Dengan demikian maka kita mengerti bahwa Einstein memang bukanlah seorang yang agamis seperti pengertian yang kita pakai sehari hari , sehingga dalam arti biasa dia adalah atheist (dia sebutkan bahwa dia menyadarinya ) tetapi dia akan mengangap dirinya religious dalam arti yang berbeda.
Saya katakan waktu itu bahwa sejauh literatur yang saya punya, Einstein adalah seorang atheist. Dulunya dia memang penganut agama Yahudi yang fanatic , malah sering membuat syair pujaan pada Tuhan dan dinyanyikannya di jalan jalan dikampungnya. Masih menurut cerita itu, baru pada umur 11-12 tahun dia memutuskan keluar dari agama setelah membaca buku ilmiah popular yang dibawa sepupunya. Dia berpendapat kalau cerita dalam agama banyak kepalsuan dan menjerumuskannya (deceitful). Hebat juga dia, dalam umur yang masih begitu muda sudah bisa membuat keputusan penting untuk seluruh sisa hidupnya. Hal yang sama juga hadirnya karya ilmiah besarnya pun dalam umur hanya 26 tahun!. Sejak itu dia menjadi Atheist dan semua produk opini yang dikeluarkan adalah secular.
Di kemudian hari saya mendapatkan sumber ungkapan itu (Albert Einstein.Ideas and Opinions) dan ternyata ungkapan itu menang keluar dari Einstein. Lho kok bisa? Bukankah dia atheist? Dibuku yang baru saya dapatkan itulah diungkapkan apa yang dimaksud religion oleh Einstein. Dan itu bukan religion seperti yang kebanyakan kita kenal. Religion bagi scientist menurut Einstein adalah keyakinannya untuk bergelut dalam hidupnya mencari pengertian dan kebenaran dari fenomena yang ada dialam ini. Kekaguman yang luar biasa terhadap harmoni alam dan hukum alam, liberated himself from his selfish desire and cling to their superpersonal value. Ini semua adalah religious feeling dari seorang scientist. Dia juga menyebutnya sebagai cosmic religion. Dalam religion ini no dogmas, no Personal God, no Church.
Beliau mengatakan bahwa Ilmu akan menerangkan fakta dan menerangkan hubungan antar fakta. Tetapi yang mengarahkan ‘timbulnya keinginan mengungkap fakta’ adalah diluar bidang science , dan ini yang ia sebut religion.
Dengan sedikit keberanian maka saya akan terjemahkan religious feeling, faith dari Einstein ini dalam arti yang lebih umum adalah’ filsafat’ yang mengarahkan kemana ilmu itu mau dijalankan dan dipakai.
Dengan demikian maka kita mengerti bahwa Einstein memang bukanlah seorang yang agamis seperti pengertian yang kita pakai sehari hari , sehingga dalam arti biasa dia adalah atheist (dia sebutkan bahwa dia menyadarinya ) tetapi dia akan mengangap dirinya religious dalam arti yang berbeda.
Quote:
Kini kita bicarakan ungkapan kedua “God does not play dice.” (Tuhan tidak bermain dadu). Dia maksudkan bahwa semua fenomena alam ini tidak ada yang terjadi secara random, secara acak, terjadi begitu saja tanpa sistem , tanpa aturan. Justru yang sebenarnya terjadi adalah, selalu terdapat sistem , ada semacam protocol dan ada algoritme yang mendasari terjadinya semua fenomena alam. Inilah dasar dimana ilmu itu mengembangkan teori nya.
Jadi pernyataan tersebut yang menyebut God, sama sekali bukanlah pernyataan yang agamis dimana menurut agama justru semua phenomena dialam ini bisa terjadi begitu saja asal Tuhan mau, atau dengan kata lain bisa terjadi secara random. Pernyataan Einstein bertolak belakang dengan pernyataan agama.
Jadi pernyataan tersebut yang menyebut God, sama sekali bukanlah pernyataan yang agamis dimana menurut agama justru semua phenomena dialam ini bisa terjadi begitu saja asal Tuhan mau, atau dengan kata lain bisa terjadi secara random. Pernyataan Einstein bertolak belakang dengan pernyataan agama.
Quote:
Apa dampak pernyataan Einstein kalau di interpretasikan sesuai dengan pengertian Einstein ataupun bila diinterpretasikan secara salah.?
Quote:
Kalau diterjemahkan sesuai dengan pengertian Einstein, itu tidak memberikan dampak yang merugikan, karena memang ilmu harus berdasar fakta dan secular; artinya, tidak bisa dicampur dengan kaidah agama, yang penuh dogma dan menjunjung kekuasaan.. Kalau diinterpretasikan secara salah seolah olah Ilmu dan Agama itu bisa dicampur dan itu dikatakan dilakukan oleh Einstein , ini akan berdampak menjerumuskan, misleading. Menjual nama besar ilmuwan sekaliber Einstein ditempat yang salah. Di lingkungan perguruan tinggipun pernah sangat popular, bahkan mungkin sampai saat ini masih ada yang getol menulis IPTEK/ IMTAQ (singkatan Ilmu Pengetahuan Teknologi/ Iman Taqwa.). Menuliskannya harus selalu digabungkan! Saat bersamaan juga getolgetolnya mensitir ungkapan pertama Einstein diatas. Ini adalah kesalahan korelasi. Religion nya Einstein adalah FILSAFAT , no dogmas, no personal God and no church. Ilmu dan kebenaran ilmiah tidak ada hubungannya dengan iman dan taqwa. Kita bisa jadi jauh dari pengertian sebenarnya dari ilmu.
Quote:
Itulah Albert Einstein yang mengaku religious dalam pengertiannya sendiri dan atheist dalam pengertian lain.
sumber
Diubah oleh bayang5800 03-10-2013 08:00
0
9.2K
Kutip
4
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan