Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Sragen membuat air bersih menjadi barang langka dan mahal. Saking sulitnya, sejumlah warga bahkan sudah mulai menjual barang berharga berupa perhiasan untuk membeli air bersih.

Untuk mendapatkan satu tangki air bersih setara 4.000 liter, warga harus mengeluarkan uang hingga Rp 300 ribu. Menurut Gimin, warga Dukuh Brakbunder, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen, kekeringan yang terjadi beberapa pekan terakhir memaksa dirinya mencari alternatif sumber air. Tidak jarang dirinya harus mengeluarkan uang untuk membeli air dari tangki PDAM maupun swasta. "Kalau membeli langsung ke PDAM harganya Rp 200 ribu, tapi jika terpaksa membeli ke pihak swasta, harganya mencapai Rp 300 ribu," ujarnya kepada wartawan Minggu (29/9).

Menurut Gimin, satu tangki air yang dibeli ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan selama satu minggu. Sebenarnya warga bisa menunggu droping air dari Dinsos (Dinas sosial,red) dan gratis. Tapi droping air itu biasanya jumlahnya terbatas dan warga harus antri pangjang. "Makanya kami lebih memilih beli air sendiri daripada harus menunggu droping," jelasnya.

Gimin mengaku selama pembelian air dari tangki itu sudah dilakukan sebulan terakhir. Meski uang yang harus dikeluarkan cukup besar, namun hal itu merupakan kebutuhan dan tidak bisa ditunda. "Memang harus sedia uang yang tidak sedikit. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada air bersih. Saya terpaksa menjual perhiasan emas untuk membeli air,"
tandasnya.

Ditambahkan Sugito (70), warga Katelan yang lain, air tangki yang dibeli warga biasanya ditampung dalam sumur milik warga yang telah kering. Kemudian air ditimba setiap harinya dan kalau sudah kering, diisi lagi pasokan dari tangki yang dibeli. "Air tangki kami simpan di dalam sumur untuk kebutuhan seminggu. Kalau sudah kering, nanti membeli lagi," jelasnya.


NB: ckckckkc, benar2 bahaya bumi saat ini jika kita senantiasa bersifat boros dengan air, 1000 tahun kedepan bakal habis air bersih di bumi