Didemo karena non-muslim, Lurah cantik ini dibela MUI
TS
brght
Didemo karena non-muslim, Lurah cantik ini dibela MUI
Nama Susan Jasmine Zulkifli tak henti-hentinya mencuat ke permukaan masyarakat ibukota. Sebab, perempuan berusia 43 tahun ini sedang menjadi perbincangan hangat lantaran pro kontra yang menerpanya sebagai Lurah Lenteng Agung. Dia banyak ditolak oleh masyarakat karena hanya satu alasan, dia non muslim.
Aksi penolakan masyarakat tersebut dicurahkan dengan demonstrasi yang tak kunjung henti. Dari yang berdemo di depan kantor kelurahan milik Susan bekerja, hingga aksi massal jalan kaki masyarakat.
Alasan masyarakat tersebut pun cukup sederhana, karena perbedaan keyakinan antara bu lurah cantik itu dan warga, membuat sejumlah kegiatan di lingkungan mereka merasa terganggu.
Quote:
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, siapa pun tak bisa menggugat posisi Susan Jasmine Susan sebagai Lurah Lenteng Agung, hanya lantaran berbeda agama.
Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin mengatakan, warga Lenteng Agung harus segera diajarkan tentang hidup dalam keberagaman. Baik keberagamaan etnis, budaya, maupun agama.
"Warga Lenteng Agung harus segera dididik agar bisa menerima dan hidup dalam keberagaman. Itu supaya mereka bisa menerima Susan Jasmine Zulkifli sebagai lurah meski agamanya berbeda," kata Maruf Amin kepada Tribun via telepon, Rabu (25/9/2013).
Menurut Amin yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama ini, warga harus bisa mendukung Susan Jasmine yang ditugaskan Pemprov DKI untuk menjadi lurah di daerah tersebut.
"(Susan) harus didukung, agar seluruh programnya untuk memajukan daerah itu bisa terlaksana secara baik. Kalau terus bermasalah seperti ini, warga bakal rugi karena kemajuan daerahnya terhambat," tandasnya.
Hal yang sama juga diutarakan Budayawan Betawi Ridwan Saidi. Menurutnya, tidak boleh ada yang mempersoalkan agama seseorang.
"Agama itu hak pribadi masing-masing. Termasuk Susan, dia berhak memilih agamanya sendiri. Jangan agama dijadikan pembenaran bagi kepentingan politik segelintir orang," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, sekelompok orang kembali menggelar aksi menolak penempatan Susan Jasmine Zulkifli sebagai Lurah Lenteng Agung, di depan Kantor Kelurahan Lenteng Agung, Rabu (25/9/2013).
Pantauan Tribunnews.com, massa aksi juga menggelar aksi tanda tangan dengan membentangkan kain putih sepanjang 50 meter sebagai bukti penolakan warga terhadap Lurah Susan.
Massa juga membawa bendera kuning, sebagai simbolisasi matinya hati nurani Pemprov DKI Jakarta yang tidak mendengarkan tuntutan mereka.
Quote:
Budayawan Betawi Ridwan Saidi, ikut angkat bicara mengenai upaya penolakan Susan Jasmine Zulkifli sebagai Lurah Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Ridwan menegaskan, kalau tak ada alasan maupun dasar argumentasi yang kuat, setiap pihak jangan lagi mengusik posisi Susan Jasmine sebagai Lurah Lenteng Agung.
"Salahnya dia (Susan Jasmine) itu apa? Kalau tidak ada alasan yang kuat, jangan lagi diusik," tegas Ridwan Saidi kepada Tribun via telepon, Rabu (25/9/2013).
Siapa pun, kata dia, harus memiliki paramater yang jelas dan konkret untuk menilai Lurah Susan. Misalnya, dari aspek kinerja pelayanan publiknya. "Jangan diukur dari hal-hal yang tidak konkret atau bersifat pribadi. Tidak bisa itu," tukasnya.
Mantan anggota DPR RI 1977-1987 ini juga gusar, setelah mengetahui adanya aksi unjuk rasa sekelompok orang yang mengatasnamakan warga Lenteng Agung yang menolak Susan Jasmine sebagai lurah, Rabu pagi.
"Apa yang dimasalahkan oleh pendemo itu? Yang demo itu juga siapa, dari mana? Sudahlah, tidak ada masalah dengan Lurah Susan," tandasnya.
Spoiler for Tambahan:
Semua berita ini TS Copas langsung dari sumber berikut dan juga sumber berikut jadi bukanlah karya TS sendiri. Namun disini TS ingin menyampaikan kepada agan kaskuser agar semakin bijak dalam menerima informasi dan tidak mudah terprovokasi yang salah satunya dengan hal-hal sensitif yang berkaitan dengan masalah SARA. Terutama sebagai seorang muslim, ane tidak ingin agama Islam di cap mengajarkan hal-hal fanatis dan mengajarkan umatnya untuk bersikap arogan dan tidak mampu berbaur dalam menerima keberagaman