Ada Pungutan Her Rp 20 Ribu di SMPN 1 Manado

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kepala SMPN 1 Manado Elisabeth Mononutu langsung berang, ketika mendapat informasi ada oknum guru di sekolah yang ia pimpin, menerapkan uang 'her' bagi siswa yang tidak mendapat nilai standar dalam ujian.

Her merupakan singkatan dari heregistrasi, yang kerap dipakai di lingkungan perguruan tinggi. Istilah ini merujuk pada pendaftaran ulang mahasiswa, untuk mengikuti mata pelajaran yang gagal diikuti sebelumnya.

Dalam hal ini, gagal bisa disebabkan karena nilai mata pelajaran yang diraih tidak mencapai standar. Ada biaya tertentu yang wajib dipenuhi mahasiswa saat melakukan heregistrasi.

Ternyata, kebijakan itu diberlakukan oleh oknum guru di SMPN 1 Manado. Tiap siswa yang gagal mencapai nilai standar pada mata pelajaran, diwajibkan membayar uang her. Kepala SMPN 1 Manado mengaku tidak pernah memerintahkan pungutan itu.

"Kurang ajar wali kelas yang seperti itu! Saya akan cari dulu siapa guru-guru yang berlaku demikian," katanya kepada Tribun Manado, Rabu (25/9/2013).

Maikel, orangtua siswa, mengaku khawatir praktik pungutan liar yang disebut her. Anak kandungnya yang bersekolah di sana, selalu diminta uang her Rp 20 ribu.

"Saya sudah tanya beberapa orang, dan benar demikian," ujarnya.

Tak hanya uang her, para siswa juga dibebani iuran Rp 1.000 dan Rp 2.000 per minggu. Maikel khawatir, tindakan tersebut membudaya.

Ia menilai hal itu sangat tidak mendidik, karena segala sesuatu diukur dengan uang. Kepala Dinas Pendidikan Kota Manado Dante Tombeg mengatakan, dalam dunia pendidikan tidak mengenal adanya uang her. Kalau untuk kas masih bisa dimaklumi.

"Saya akan mengecek hal itu. Jika terbukti, kami akan melakukan tindakan pembinaan," tegas Dante.