[CATPER] Petualangan ke Kawah Ijen 7-8 September 2013
TS
kalashnikov45
[CATPER] Petualangan ke Kawah Ijen 7-8 September 2013
Heavens in Hells
Ijen Crater - Banyuwangi
7-8 September 2013
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرحْمَنِ اارحِيم
Kawah Ijen (Gunung Ijen) dengan ketinggian 2386mdpl terletak di Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur (8°3.465'S, 114°14.252'E). Kawasan Ijen termasuk dalam gugusan Pegunungan Ijen, dan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo.
Wisata ini pernah dipublikasikan dan terkenal Sampai Negara Perancis melalui Tayangan Ushuwaia Adventure yang memperlihatkan Nicolai Hulot sang penjelajah.
Keunikan yang utama dari wisata Kawah Ijen selain dari pada panoramanya yang sangat indah adalah melihat penambangan belerang tradisional yang diangkut dengan cara dipikul tenaga manusia. Penambangan tradisional ini konon hanya terdapat di Indonesia saja (Welirang dan Ijen). Beban yang diangkut masing-masing per orangnya sampai seberat 85kg.
Spoiler for :
Quote:
Berawal dari mendengar cerita-cerita teman yang sudah pernah ke kawah Ijen, akhirnya rasa penasaran itu tetap muncul walaupun berkali-kali rencana tertunda. Awalnya saya berencana kesana sebelum bulan Romadhon, tetapi ada daya terus tertunda akibat jadwal kantor dan kuliah yang padat, ditambah harus mengantar teman-teman ke Gn. Agung kemarin, padahal teman-teman SMA ngajakin 17 Agustus-an ke Ijen (hehS E N S O R. sok sibuk banget yah).
Quote:
Setelah perencanaan yang matang, akhirnya ditetapkan kami akan berangkat pada tgl 7 September 2013 dengan berjumlah 14 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 3 orang wanita. Dengan 7 buah sepeda motor, kami siap berangkat menuju cek poin 1 yaitu Pantai Soka, Tabanan.
Sebelumnya, mari kita berkenalan dengan peserta perjalanan ini.
Spoiler for Peserta:
Berdiri dari kiri ke kanan : Akin, Yefri, Yuda. Lukman, Firman, David, Niko, Arif, Eko, Mirza, Erry
Jongkok dari kiri ke kanan : Eva, Yuni, Hesti
Lokasi : Pos Bunder
7 September 2013
07.00 WITA - Meeting Point
Quote:
Meeting point di Sudirman pukul 07.00 WITA. Satu per satu anggota tim mulai berdatangan.
Setelah mengecek personil dan peralatan, kami siap untuk berangkat.
08.00 WITA - Denpasar to Gilimanuk
Quote:
Perjalanan dimulai dari kota Denpasar, melewati ramainya hiruk pikuk orang-orang yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing dan lalu lalang kendaraan yang melintas. Kemudian berlanjut melewati Kabupaten Tabanan dengan jalannya yang berkelok-kelok ditambah dengan truk dan bus besar yang kerap harus kita dahului.
Beberapa jam perjalanan yang lumayan membuat bokong panas, kita beristirahat dulu di Pantai Soka Tabanan, untuk mengecek personil sekalian nyemil-nyemil dan sekedar meluruskan kaki & badan.
Spoiler for Istirahat di Pantai Soka:
Setelah cukup istirahat dan nyemil-nyemil, kita lanjutkan lagi menuju cek poin 2 yaitu Pelabuhan Gilimanuk.
10.00 WITA - Pantai Soka to Gilimanuk
Quote:
Setelah melewati Kabupaten Negara yang didominasi hutan dan jalan yang sepi, akhirnya kami sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Sebelum memasuki Kapal kami menjalani pemeriksaan SIM dan STNK, Alhamdulillah semua aman. Kemudian dengan membayar tiket senilai Rp19.000 per motor, kami masuk ke Kapal Ferry untuk menyeberang ke Pelabuhan Ketapang.
11.00 WITA - Gilimanuk to Ketapang
Quote:
Penyeberangan dari Gilimanuk menuju Ketapang sebernarnya hanya membutuhkan waktu 30 menit, namun karena Kapal harus mengantri untuk docking, jadi total waktu yang dibutuhkan hampir 1,5 jam.
Spoiler for Mengisi waktu dengan bermain UNO:
Spoiler for Cheese:
12.30 WITA - Ketapang to Kota Banyuwangi
Quote:
Keluar dari Kapal, kita langsung menuju alun-alun Kota Banyuwangi untuk mencari masjid dan makan siang. Akhirnya kita berhenti di Masjid Baiturrahmah. Kebetulan hari ini bertepatan dengan diadakannya Banyuwangi Etnik Festival (BEF) jadi jalanan agak macet. Festival ini adalah rangkaian kegiatan menyambut hari jadi Kota Banyuwangi (infonya bisa diliat disini). Setelah melaksanakan sholat, kami pergi ke depan alun-alun untuk mencari makan.
Spoiler for Makan siang dulu di alun-alun kota Banyuwangi:
Spoiler for Di depan masjid BaiturRahmah Banyuwangi:
Makan siang selesai, kita memutuskan untuk berangkat menuju Cek poin 3 yaitu Paltuding. Ternyata karnaval telah dimulai, jalanan penuh sesak. Antusias warga Banyuwangi yang ingin melihat pawai ini sangat luar biasa, dan banyak pula fotografer yang hunting foto saat event ini berlangsung. Mereka sampai naik ke lantai atas masjid untuk mendapatkan foto yang diinginkan. Karena pintu keluar masjid penuh oleh kendaraan dan kerumunan orang, terpaksa kita menunggu dulu sambil nonton karnaval.
Spoiler for Wow kakak wow:
Spoiler for Keren cuy:
Saat karnaval hampir usai, kami segera keluar dari areal masjid untuk menuju Paltuding. Untunglah takmir masjid mau membantu kita untuk keluar menuju jalan raya.
16.30 WITA - Kota Banyuwangi menuju Paltuding
Quote:
Untuk menuju Paltuding, kita tinggal mengikuti arah jalan yang tertera. Sebelum ke Paltuding, kami mampir dulu di Indomaret untuk mengisi logistik.
Awalnya jalur yang dilewati sangat mudah. Ketika sudah mencapai desa Jambu, terdapat portal yang dijaga oleh orang-orang sana. Lewati saja secara biasa.
Kemudian jalur berubah menjadi semakin menanjak, untunglah semua motor dapat melewatinya, walaupun motornya Eko sempat mengalami overheat.
Jalur Jambu - Paltuding awalnya didominasi oleh perkebunan kopi penduduk setempat, kemudian setelah melewati shelter yang sudah lapuk, jalur didominasi oleh hutan tropis di sepanjang kanan dan kiri jalan.
Sebaiknya, berhati-hati melewati jalur ini, karena disamping jalurnya yang menanjak, di beberapa titik jalur ini juga rawan longsoran tebing-tebing di sisi kanan dan kiri jalan.
Berdasarkan patok jalan, jarak Desa Jambu ke Paltuding adalah 15km dan FYI, informasi dari teman, bagi yang membawa sepeda motor, untuk menuju Paltuding sebaiknya sebelum matahari terbenam. Karena disinyalir akan dicegat oleh pemuda-pemuda disana untuk menggunakan jasa guide mereka secara paksa, bila kita meluncur lebih dari jam 6 malam.
Spoiler for Biarkan mereka berfoto:
Spoiler for Akhirnya mereka datang juga:
18.00 WIB - Paltuding
Quote:
Akhirnya kita sampai di basecamp Paltuding dengan selamat sentosa, menghantarkan rakyat ke depan pintu gerbang negara Republik Indonesia (haha, jadi ngelantur). Di Paltuding masing-masing dikenai biaya registrasi Rp9.000 berdua, sudah termasuk parkir sepeda motor. Saat sampai disini, suasananya ramai sekali, tidak mirip basecamp pendakian lainnya.
Sudah terdapat pondokan-pondokan, guest house, warung makan (jadi teringat Gn. Batur di Bali yang ada warung sampai di puncaknya)
Banyak terdapat mobil-mobil, bule-bule, dan remaja-remaja alay yang berpakaian bagai ke mall sambil menenteng gitar dan beberapa ada yang membawa minuman keras (cape deh, maksudnya apa coba?)
Karena si Eko merasa sakit perut, jadinya saya mengantarnya untuk mencari tempat buang air.
Awalnya kami mengira disana terdapat fasilitas untuk buang air, tapi ternyata stok air sudah lama tidak ada. Berdasarkan informasi, air mengalir dari desa terakhir hanya saat pagi saja. Kemudian kita bertanya pada bocah cilik penjaga parkir, kami diberitahu untuk menuju ke sebelah barat basecamp Paltuding sekitar 5 menit bila menggunakan sepeda motor. Disana terdapat sungai dimana orang-orang biasa buang air.
Di sungai ini banyak terdapat sampah-sampah berserakan. Dan sungai ini juga bukan sungai biasa, karena air yang mengalir disini mengandung belerang dengan konsentrasi tinggi, sampai-sampai warna airnya kehijauan padahal aliran air cukup deras. Berhati-hatilah menyentuh air bila anda sedang terluka, karena rasanya sangat perih T_T.
Spoiler for Sementara mereka berfoto ria, kita berdua entah berada dimana:
Setelah Eko tuntas menunaikan hajatnya, kami segera kembali ke basecamp. Dilanjutkan dengan menunaikan sholat Magrib jamak Isya'. Kami pun bergegas mencari pondok yang bisa dijadikan tempat istirahat, karena semakin malam, semakin ramai saja orang-orang yang datang ke basecamp Paltuding.
Tempat istirahat pun kami dapatkan, tapi ada sekumpulan remaja labil yang menganggap basecamp ini adalah tempat konser. Sambil memainkan gitar dan bernyanyi-nyanyi mereka membuat suasana malam yang seharusnya hening menjadi hingar bingar (cape deh).
Acara makan malam pun kami mulai, dengan segelas mie instan dan minuman energi cukup membuat perut-perut kami berhenti bernyanyi mengikuti suara gitar tetangga sebelah (hohoho...).
Ternyata, keributan yang mereka buat dilanjutkan hingga sampai larut malam. Sampai-sampai, kita tidak bisa sekedar memejamkan mata untuk summit attack besok. Mendekati tengah malam barulah orkes melayu itu berhenti.
01.30 WIB - Summit Attack
Quote:
Bangun dari tidur sambil ditendang-tendang Mirza. Ternyata jam sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB. Cuma dapat tidur-tidur ayam, gara-gara tetangga sebelah yang ngadain orkes melayu. Tapi apa boleh buat, waktunya summit attack.
Maunya sebelum summit attack, ngisi perut dengan energen dulu, tapi entah kenapa, teman-teman langsung aja angkat tas dan ngacir. Ikutan dah jadinya, ngacir juga.
Jalur pendakian dimulai dari jalur paving kemudian berganti dengan jalur tanah. Di sepanjang perjalanan sudah banyak terlihat orang-orang yang juga menuju kawah Ijen. Ada yang beristirahat karena lelah, ada juga yang menunggu temannya yang ketinggalan.
Jalur pendakian sebenarnya sangat mudah, jalur yang dilewati didominasi oleh tanah dengan kemiringan 15-30 derajat. Mungkin karena Kawah Ijen sudah menjadi objek wisata yang mendunia sehingga jalurnya menjadi sangat mudah seperti ini.
Di tengah perjalanan, salah satu kawan yaitu Eva mengalami sedikit masalah. Dia merasa sedikit pusing dan mual. Hipoksia sepertinya. Dengan istirahat sebentar dan bantuan dari teman-teman lain, akhirnya ia mampu melanjutkan perjalanan sampai di Kawah Ijen.
Spoiler for Hoy, temen kalian yang di kiri sakit tuh, koq malah foto-foto:
1,5 jam berjalan kita sampai di pos/pondok Bunder. Mengapa disebut pos bunder? Saat pagi hari baru kita ketahui jawabannya. Disini terdapat banyak kerajinan-kerajinan tangan penambang belerang. Karena perjalanan masih setengah lagi, jadi kita hanya istirahat sebentar di pos ini.
Spoiler for Pos Bunder:
Hampir 1 jam berjalan, jalur berganti menjadi sedikit berbatu, yang artinya kita sudah hampir sampai di atas kawah Ijen. Segera saja bau belerang yang menusuk tercium seiring dengan bertiupnya angin lembah.
Masker pun dipakai untuk mengurangi bau belerang yang menyengat.
04.00 WIB - Summit Kawah Ijen
Udara dingin (dalam fisika, dingin itu tidak ada, yang ada hanyalah kehilangan kalor, hehS E N S O R) mulai terasa di pinggiran Kawah. Dan api biru yang tersohor itupun mulai menampakkan eksistensinya.
Spoiler for Api biru di Kawah Ijen:
Saat mendekati jalur untuk turun ke bawah menuju api biru, kami sempat diteriaki oleh orang yang mengaku penjaga. Sempat ragu untuk turun ke bawah, karena teman-teman juga tidak mau mengambil resiko untuk melanggar aturan.
Spoiler for Berpuisi:
Lazimnya kebanyakan orang sangka,
kegilaan orang-orang macam kita,
berjalan penuh peluh di ujung nyawa,
menuju titik penuh asa,
lalu turun kembali ke peraduan jua,
ditengah gelapnya malam buta,
didalam bekunya udara,
dihempas riuhnya angin yang berirama,
"tiada ada guna"
itu kata mereka...
--- Mereka yang tidak pernah berani menapaki gunung,
selamanya hanya akan berada di gelapnya lembah