- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hari Raya dan Perayaan Unik di Bali
TS
jegegbulan
Hari Raya dan Perayaan Unik di Bali
Bali, siapa yang tak kenal dengan nama salah satu pulau di Indonesia Raya ini dan merupakan salah satu destinasi wisata dunia. Tidak hanya terkenal dengan alamnya yang indah, namun Bali juga terkenal dengan budaya serta adat istiadatnya yang unik. Langsung aja cekibrot gan, hari raya dan perayaan unik yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali.
1. Pagerwesi
2. Tumpek Landep
3. Tumpek Wariga/Uduh
4. Galungan
5. Kuningan
6. Tumpek Uye
Tumpek Uye disebut juga Tumpek Wewalungan/Oton Wewalungan atau Tumpek Kandang, yaitu hari selamatan binatang-binatang piaraan (binatang yang dikandangkan) atau binatang ternak (wewalungan).
Pada saat Tumpek Kandang, hewan khususnya ternak dibuatkanupacara atau disebut otonan. Dalam prosesi ritual itu umat memohon ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi agar ternak peliharaannya diberkati kerahayuan. Tetapi, secara filsafati kembali kami tekankan, perayaan Tumpek Uye/Tumpek Kandang itu mengandung makna bahwa umat hendaknya mengembangkan kasih sayang kepada semua makhluk ciptaan-Nya. Dalam konteks ekonomi, prosesi ritual itu mengamanatkan sektor pertanian dalam arti luas (peternakan) bisa dikembangkan untuk memperkuat sendi-sendi perekonomian masyarakat.
7. Saraswati
8. Nyepi
Sekian trit dari ane gan, mudah-mudahan bermanfaat buat agan2 sekalian. Jangan lupa timpuk ane pake
atau boleh juga
1. Pagerwesi
Spoiler for :
Hari Raya Pagerwesi merupakan hari raya penting bagi umat Hindu Bali hari pagerwesi bermakna benteng nurani untuk meningkatkan keteguhan iman bagi umat Hindu Bali.Pada hari Pagerwesi ini merupakan hari libur fakultatif bagi kantor instansi pemerintah, kantor swasta dan sekolah.yaitu boleh libur / tidak sehubungan Hari Raya Pagerwesi.
Pagerwesi arti Pager berasal dari kata Jawa berarti pagar, dan Wesi berarti besi. Jadi, Pagerwesi berarti pagar dari besi ,yang me-lambangkan suatu perlindungan yang kuat seperti pagar dari besi.
Hari Pagarwesi merupakan siklus pawukon Bali atau isitilah hari-hari dalam tradisi Hindu . Pada hari pagerwesi, Umat Hindu Bali diingatkan untuk memagari diri dengan pertahanan yang kuat terhadap kekuatan jahat sampai hari pagerwesi berikutnya, yaitu siklus 210 hari kemudian dalam kalender Bali. Hari Raya Pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu sebagai hari untuk memagari diri .
Pada PagerWesi ini nama Tuhan yang dipuja adalah Sanghyang Pramesti Guru. Sanghyang Paramesti Guru yaitu nama lain dari Dewa Siwa sebagai manifestasi Tuhan untuk melebur segala yang buruk dan bertujuan menyelamatkan jiwa semua mahluk hidup.
Pagerwesi arti Pager berasal dari kata Jawa berarti pagar, dan Wesi berarti besi. Jadi, Pagerwesi berarti pagar dari besi ,yang me-lambangkan suatu perlindungan yang kuat seperti pagar dari besi.
Hari Pagarwesi merupakan siklus pawukon Bali atau isitilah hari-hari dalam tradisi Hindu . Pada hari pagerwesi, Umat Hindu Bali diingatkan untuk memagari diri dengan pertahanan yang kuat terhadap kekuatan jahat sampai hari pagerwesi berikutnya, yaitu siklus 210 hari kemudian dalam kalender Bali. Hari Raya Pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu sebagai hari untuk memagari diri .
Pada PagerWesi ini nama Tuhan yang dipuja adalah Sanghyang Pramesti Guru. Sanghyang Paramesti Guru yaitu nama lain dari Dewa Siwa sebagai manifestasi Tuhan untuk melebur segala yang buruk dan bertujuan menyelamatkan jiwa semua mahluk hidup.
2. Tumpek Landep
Spoiler for :
Hari raya Tumpek Landep adalah hari yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dalam wujudnya sebagai Dewa Senjata ( Pasupati ). Tumpek Landep diperingati saat Saniscara Kliwon wuku Landep setiap 6 bulan sekali.
Kata Landep sendiri mengandung pengertian Tajam. Tumpek Landep adalah ungkapan rasa terima kasih umat Hindu khususnya di Bali terhadap Sang Hyang Widi Wasa yang turun ke dunia dan memberikan ketajaman pemikiran kepada manusia. Adapun ketajaman itu layaknya senjata yang berbentuk lancip/runcing seperti keris, tombak dan pedang.
Dalam pengertian lain bahan logam seperti besi, perak, perunggu tersebut sudah banyak membantu dan mempermudah pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari hari.
Dalam perayaan Tumpek Landep sendiri bisa dilakukan di rumah dan pura dengan cara mengumpulkan benda benda pusaka atau benda yang terbuat dari logam, upacara ini dilakukan dari pagi hingga sore hari.
Upacara ini terus dilakukan secara turun temurun sampai saat ini, dimana pada masa sekarang tidak hanya senjata yang terbuat dari besi namun barang/alat lain yang mengandung unsur besi atau benda dapat bergerak terbuat dari logam seperti (sepeda motor, mobil) alat rumah tangga dan lain lain yang ikut diupacarakandiberikan hiasan khusus dari janur yang di sebut tamian.Saat upacara berlansung benda benda yang terbuat atau mempunyai unsur logam ini diberikan sesajen agar dapat mempermudah dan memperlancar kegiatan manusia untuk menjalani kehidupan sehari hari.
Kata Landep sendiri mengandung pengertian Tajam. Tumpek Landep adalah ungkapan rasa terima kasih umat Hindu khususnya di Bali terhadap Sang Hyang Widi Wasa yang turun ke dunia dan memberikan ketajaman pemikiran kepada manusia. Adapun ketajaman itu layaknya senjata yang berbentuk lancip/runcing seperti keris, tombak dan pedang.
Dalam pengertian lain bahan logam seperti besi, perak, perunggu tersebut sudah banyak membantu dan mempermudah pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari hari.
Dalam perayaan Tumpek Landep sendiri bisa dilakukan di rumah dan pura dengan cara mengumpulkan benda benda pusaka atau benda yang terbuat dari logam, upacara ini dilakukan dari pagi hingga sore hari.
Upacara ini terus dilakukan secara turun temurun sampai saat ini, dimana pada masa sekarang tidak hanya senjata yang terbuat dari besi namun barang/alat lain yang mengandung unsur besi atau benda dapat bergerak terbuat dari logam seperti (sepeda motor, mobil) alat rumah tangga dan lain lain yang ikut diupacarakandiberikan hiasan khusus dari janur yang di sebut tamian.Saat upacara berlansung benda benda yang terbuat atau mempunyai unsur logam ini diberikan sesajen agar dapat mempermudah dan memperlancar kegiatan manusia untuk menjalani kehidupan sehari hari.
3. Tumpek Wariga/Uduh
Spoiler for :
Hari Tumpek Wariga atau lebih dikenal dengan Tumpek Uduh merupakan salah satu perayaan umat Hindu Dharma di Bali sebagai persembahan suci yang khusus ditujukan untuk menghormati semua jenis tumbuh-tumbuhan.
Kegiatan ritual menggunakan kelengkapan sarana banten, rangkaian janur kombinasi bunga dan buah-buahan, dengan kekhususan "bubuh sumsum", yakni bubur dari tepung ketan yang diberi warna hijau alami dari daun kayu sugih, ditaburi dengan parutan kelapa dan diberi gula merah.
Masyarakat menggelar kegiatan ritual itu yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari di ladang, sawah, dan pekarangan masing-masing.
Tumpek Uduh, bukan hari untuk menyembah tumbuh-tumbuhan, namun hari untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar melalui tumbuh-tumbuhan umat manusia bisa diberikan kemakmuran dan keselamatan terhindar dari berbagai bencana.
Kegiatan ritual menggunakan kelengkapan sarana banten, rangkaian janur kombinasi bunga dan buah-buahan, dengan kekhususan "bubuh sumsum", yakni bubur dari tepung ketan yang diberi warna hijau alami dari daun kayu sugih, ditaburi dengan parutan kelapa dan diberi gula merah.
Spoiler for Bubur Sumsum:
Masyarakat menggelar kegiatan ritual itu yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari di ladang, sawah, dan pekarangan masing-masing.
Tumpek Uduh, bukan hari untuk menyembah tumbuh-tumbuhan, namun hari untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar melalui tumbuh-tumbuhan umat manusia bisa diberikan kemakmuran dan keselamatan terhindar dari berbagai bencana.
4. Galungan
Spoiler for :
Hari raya Galungan merupakan hari raya kemenangan dharma melawan adharma. Makna Galungan menurut arti bahasa artinya peperangan.Sedangkan makna dalam bahasa Sunda Galungan berarti berperang.Dan dalam makna bahasa jawa kuno kata Galungan artinya menang atau bertarung. Makna Galungan juga sama artinya dengan Dungulan, yang juga berarti menang.
Untuk memenangkan dharma itu ada serangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum dan setelah hari raya Galungan. Sebelum Galungan ada disebut Sugihan Jawa dan Sugihan Bali. Kata Jawa di sini sama dengan Jaba, artinya luar. Sugihan Jawa bermakna menyucikan bhuana agung dirayakan pada hari Wrhaspati Wage Wuku Sungsang, enam hari sebelum Galungan.
Sehari setelah Sugihan Jawa di kenal dengan istilah Sugihan Bali, dimana umat Hindu di Bali menghaturkan sesajen untuk melakukan penyucian terhadap diri sendiri sebagai umat manusia, sehingga bersih dari segala perbuatan dosa, serta memohon keselamatan.Kata bali dalam bahasa Sansekerta artinya kekuatan yang ada didalam diri.
Pada hari raya Galungan, ada tradisi untuk membuat Penjor yang merupakan simbol dari Gunung sekaligus simbol keberadaan para Dewa. Penjor biasanya dibuat sebelum hari raya Galungan dan dipasang pada hari menjelang Hari raya Galungan, umat Hindu di Bali memasang penjor di depan rumah masing-masing. Penjor atau bambu yang berisi bermacam hiasan merupakan salah satu sarana upacara hari raya Galungan. Tradisi ini selalu dilakukan warga Bali setiap memasuki penampahan atau satu hari sebelum Galungan.
Hari Raya Galungan adalah salah satu upacara agama Hindu yang mengingatkan manusia secara ritual dan spritual agar menegakkan dharma melawan adhrama.Hari raya Galungan adalah perayaan dominasi dharma (baik) atas adharma (kejahatan) dan hari raya Galungan berlangsung selama tiga hari.
Meskipun Hari raya Galungan jatuh pada hari Rabu, Bali memulai hari 'libur' mereka pada hari selasa atau satu hari sebelum hari raya Galungan , Hari pertama disebut Penampahan Galungan. Pada hari ini, umat hindu Bali menyiapkan persembahan untuk hari raya Galungan.Dimana semua keluarga orang Bali sibuk menyiapkan persembahan dan memasak. Bahkan Ibu rumah tangga telah sibuk berhari-hari sebelumnya untuk membuat canang banten, orang-orang desa menyembelih babi untuk merayakan hari raya Galungan ini. Mereka juga menyiapkan banyak makanan, termasuk Lawar makanan khas Bali . Bahkan, jauh sebelum hari raya ini, orang sudah mulai membuat kue dan membantai babi. Hari-hari ini disebut Penyekeban dan Penyajaan.
Pada pagi hari raya Galungan, seluruh keluarga berdoa bersama di pura keluarga dan dilanjutkan ke kuil desa untuk berdoa dalam upacara yang lebih besar dengan penduduk desa lainnya.Pada saat itu Umat hindu Bali menghaturkan syukur kepada Tuhan agar melindungi manusia dari segala cobaan dan godaan.
Keesokan harinya disebut Manis Galungan, yaitu waktu untuk bersama-sama dengan keluarga dan menjalin tali kekeluargaan dengan kerabat jauh agar lebih harmonis, yang telah datang dari jauh untuk berkumpul dan berdoa di sanggah itu.
Untuk memenangkan dharma itu ada serangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum dan setelah hari raya Galungan. Sebelum Galungan ada disebut Sugihan Jawa dan Sugihan Bali. Kata Jawa di sini sama dengan Jaba, artinya luar. Sugihan Jawa bermakna menyucikan bhuana agung dirayakan pada hari Wrhaspati Wage Wuku Sungsang, enam hari sebelum Galungan.
Sehari setelah Sugihan Jawa di kenal dengan istilah Sugihan Bali, dimana umat Hindu di Bali menghaturkan sesajen untuk melakukan penyucian terhadap diri sendiri sebagai umat manusia, sehingga bersih dari segala perbuatan dosa, serta memohon keselamatan.Kata bali dalam bahasa Sansekerta artinya kekuatan yang ada didalam diri.
Pada hari raya Galungan, ada tradisi untuk membuat Penjor yang merupakan simbol dari Gunung sekaligus simbol keberadaan para Dewa. Penjor biasanya dibuat sebelum hari raya Galungan dan dipasang pada hari menjelang Hari raya Galungan, umat Hindu di Bali memasang penjor di depan rumah masing-masing. Penjor atau bambu yang berisi bermacam hiasan merupakan salah satu sarana upacara hari raya Galungan. Tradisi ini selalu dilakukan warga Bali setiap memasuki penampahan atau satu hari sebelum Galungan.
Hari Raya Galungan adalah salah satu upacara agama Hindu yang mengingatkan manusia secara ritual dan spritual agar menegakkan dharma melawan adhrama.Hari raya Galungan adalah perayaan dominasi dharma (baik) atas adharma (kejahatan) dan hari raya Galungan berlangsung selama tiga hari.
Meskipun Hari raya Galungan jatuh pada hari Rabu, Bali memulai hari 'libur' mereka pada hari selasa atau satu hari sebelum hari raya Galungan , Hari pertama disebut Penampahan Galungan. Pada hari ini, umat hindu Bali menyiapkan persembahan untuk hari raya Galungan.Dimana semua keluarga orang Bali sibuk menyiapkan persembahan dan memasak. Bahkan Ibu rumah tangga telah sibuk berhari-hari sebelumnya untuk membuat canang banten, orang-orang desa menyembelih babi untuk merayakan hari raya Galungan ini. Mereka juga menyiapkan banyak makanan, termasuk Lawar makanan khas Bali . Bahkan, jauh sebelum hari raya ini, orang sudah mulai membuat kue dan membantai babi. Hari-hari ini disebut Penyekeban dan Penyajaan.
Pada pagi hari raya Galungan, seluruh keluarga berdoa bersama di pura keluarga dan dilanjutkan ke kuil desa untuk berdoa dalam upacara yang lebih besar dengan penduduk desa lainnya.Pada saat itu Umat hindu Bali menghaturkan syukur kepada Tuhan agar melindungi manusia dari segala cobaan dan godaan.
Keesokan harinya disebut Manis Galungan, yaitu waktu untuk bersama-sama dengan keluarga dan menjalin tali kekeluargaan dengan kerabat jauh agar lebih harmonis, yang telah datang dari jauh untuk berkumpul dan berdoa di sanggah itu.
5. Kuningan
Spoiler for :
Hari Raya Kuningan diperingati setiap 210 hari atau 6 bulan sekali dalam kalender Bali tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan. (1 bulan dalam kalender Bali = 35 hari). Di hari Raya Kuningan yang suci ini diceritakan Ida Sang Hyang Widi turun ke dunia untuk memberikan berkah kesejahteraan buat seluruh umat di dunia. Masyarakat Hindu di Bali yakini, pelaksanaan upacara pada hari raya Kuningan sebaiknya dilakukan sebelum tengah hari, sebelum waktu para Dewa, Bhatara, dan Pitara kembali ke sorga.
Hari raya Kuningan adalah rangkaian upacara Galungan, 10 hari sebelum Kuningan. Ada beberapa perlengkapan Hari Kuningan yang khas yaitu: Endongan sebagai simbol persembahan kepada Hyang Widhi. Tamyang sebagai simbol penolak malabahaya. Kolem sebagai simbol tempat peristirahatan hyang Widhi, para Dewa dan leluhur kita.
Pada hari Raya ini dibuat nasi kuning, lambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen-sesajen sebagai tanda terima kasih kita sebagai umat manusia atas anugrah yang telah diberikan Hyang Widhi, sesajen itu berupa bahan-bahan sandang dan pangan yang semuanya itu dilimpahkan oleh beliau kepada umatNya atas dasar cinta-kasihnya. Tamyang ini mengingatkan manusia pada hukum alam, bila alam lingkungan kita jaga dan pelihara itu semua akan mendatangkan anugerah dan kemakmuran, namun sebaliknya bila alam dirusak akan menimbulkan bencana dan petaka buat kita dan umat manusia. Sedangkan endongan bermakna perbekalan. Bekal yang paling utama dalam mengarungi kehidupan adalah ilmu pengetahuan dan bhakti Oleh karena itu melalui perayaan Hari Kuningan ini umat Hindu khususnya di bali, diharapkan mampu menata kembali kehidupan yang harmonis (hita) sesuai dengan tujuan yang telah di gariskan oleh Hyang Widhi.
Seluruh umat Hindu yang ada di Bali melakukan upacara adat Hari Raya Kuningan ini tidak di wajibkan melaksanakannya di pura, apa lagi bila jarak pura terlalu jauh dari tempat tinggal. Pelaksanaan upacara ini bisa dilakukan juga dirumah mengingat waktu nya yang terlalu singkat, kebiasaaan ini menjadi salah satu adat yang terus dilestarikan hingga saat ini.
Hari raya Kuningan adalah rangkaian upacara Galungan, 10 hari sebelum Kuningan. Ada beberapa perlengkapan Hari Kuningan yang khas yaitu: Endongan sebagai simbol persembahan kepada Hyang Widhi. Tamyang sebagai simbol penolak malabahaya. Kolem sebagai simbol tempat peristirahatan hyang Widhi, para Dewa dan leluhur kita.
Pada hari Raya ini dibuat nasi kuning, lambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen-sesajen sebagai tanda terima kasih kita sebagai umat manusia atas anugrah yang telah diberikan Hyang Widhi, sesajen itu berupa bahan-bahan sandang dan pangan yang semuanya itu dilimpahkan oleh beliau kepada umatNya atas dasar cinta-kasihnya. Tamyang ini mengingatkan manusia pada hukum alam, bila alam lingkungan kita jaga dan pelihara itu semua akan mendatangkan anugerah dan kemakmuran, namun sebaliknya bila alam dirusak akan menimbulkan bencana dan petaka buat kita dan umat manusia. Sedangkan endongan bermakna perbekalan. Bekal yang paling utama dalam mengarungi kehidupan adalah ilmu pengetahuan dan bhakti Oleh karena itu melalui perayaan Hari Kuningan ini umat Hindu khususnya di bali, diharapkan mampu menata kembali kehidupan yang harmonis (hita) sesuai dengan tujuan yang telah di gariskan oleh Hyang Widhi.
Seluruh umat Hindu yang ada di Bali melakukan upacara adat Hari Raya Kuningan ini tidak di wajibkan melaksanakannya di pura, apa lagi bila jarak pura terlalu jauh dari tempat tinggal. Pelaksanaan upacara ini bisa dilakukan juga dirumah mengingat waktu nya yang terlalu singkat, kebiasaaan ini menjadi salah satu adat yang terus dilestarikan hingga saat ini.
Spoiler for Penampakan Endongan dan Tamiang:
Spoiler for Nasi kuning:
Nasi kuningnya hampir sama dengan yang di gambar tapi untuk sesajennya ditaruh di mangkok kecil yang terbuat dari janur dan diisi pelengkapnya
6. Tumpek Uye
Spoiler for :
Tumpek Uye disebut juga Tumpek Wewalungan/Oton Wewalungan atau Tumpek Kandang, yaitu hari selamatan binatang-binatang piaraan (binatang yang dikandangkan) atau binatang ternak (wewalungan).
Pada saat Tumpek Kandang, hewan khususnya ternak dibuatkanupacara atau disebut otonan. Dalam prosesi ritual itu umat memohon ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi agar ternak peliharaannya diberkati kerahayuan. Tetapi, secara filsafati kembali kami tekankan, perayaan Tumpek Uye/Tumpek Kandang itu mengandung makna bahwa umat hendaknya mengembangkan kasih sayang kepada semua makhluk ciptaan-Nya. Dalam konteks ekonomi, prosesi ritual itu mengamanatkan sektor pertanian dalam arti luas (peternakan) bisa dikembangkan untuk memperkuat sendi-sendi perekonomian masyarakat.
7. Saraswati
Spoiler for :
Hari Saraswati di sebut juga hari Ilmu pengetahuan, dimana pada hari ini Sang Hyang Widhi telah menciptakan Ilmu pengetahuan bagi umat manusia untuk dapat selaras dengan alam. Hari Raya Saraswati dirayakan oleh umat Hindu di Indonesia setiap 6 bulan sekali ( 210 ) hari sekali , dan menurut perhitungan kalender Jawa Bali,hari Saraswati jatuh pada hari sabtu.
Saraswati digambarkan berujud seorang Dewi cantik memakai pakaian putih bertangan empat yang membawa alat music, gimetri, pustaka suci, teratai dan duduk di atas angsa.
Pada hari ini, seluruh umat Hindu di bali Terutama para pamong, guru, dosen, tokoh adat, mahasiswa dan pelajar bersama bergotong royang membersihkan pusaka, lontar, buku-buku dan alat-alat tulis menulis yang mengandung ilmu pengetahuan, ajaran agama, kesusilaan dan sebagainya, lalu dikumpulkan disuatu tempat, di pura, di pemerajan atau di dalam bilik untuk diupacarai.Dalam upacara ini seluruh benda benda tersebut diatas diberikan mantra, Setelah pemujaan terhadap dewi Saraswati selesai, biasanya dilakukan semedhi ditempat yang suci di malam hari atau melakukan pembacaan lontar-lontar semalam suntuk dengan tujuan menemukan pencerahan dari Ida Hyang Saraswati (dewi Ilmu pengetahuan ).Esok harinya semua benda benda yang sudah di berkati tersebut di atas di mandikan dan sambil memanjatkan doa ke Sang hyang Widhi agar tetap bisa digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan khususnya.
Saraswati digambarkan berujud seorang Dewi cantik memakai pakaian putih bertangan empat yang membawa alat music, gimetri, pustaka suci, teratai dan duduk di atas angsa.
Spoiler for Dewi Saraswati:
Pada hari ini, seluruh umat Hindu di bali Terutama para pamong, guru, dosen, tokoh adat, mahasiswa dan pelajar bersama bergotong royang membersihkan pusaka, lontar, buku-buku dan alat-alat tulis menulis yang mengandung ilmu pengetahuan, ajaran agama, kesusilaan dan sebagainya, lalu dikumpulkan disuatu tempat, di pura, di pemerajan atau di dalam bilik untuk diupacarai.Dalam upacara ini seluruh benda benda tersebut diatas diberikan mantra, Setelah pemujaan terhadap dewi Saraswati selesai, biasanya dilakukan semedhi ditempat yang suci di malam hari atau melakukan pembacaan lontar-lontar semalam suntuk dengan tujuan menemukan pencerahan dari Ida Hyang Saraswati (dewi Ilmu pengetahuan ).Esok harinya semua benda benda yang sudah di berkati tersebut di atas di mandikan dan sambil memanjatkan doa ke Sang hyang Widhi agar tetap bisa digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan khususnya.
8. Nyepi
Spoiler for :
Hari Raya Nyepi merupakan hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun BaruSaka. Dimana pada hari ini umat hindu melakukan amati geni yaitu mengadakan Samadhi pembersihan diri lahir batin. Pembersihan atas segala dosa yang sudah diperbuat selama hidup di dunia dan memohon pada yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan untuk bisa menjalankan kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang . Hari Raya Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang diyakini saat baik untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan dipercayai merupakan hari penyucian para dewa yang berada dipusat samudra yang akan datang kedunia dengan membawa air kehidupan (amarta ) untuk kesejahteraan manusia dan umat hindu di dunia. Pada Hari Raya Nyepi ini, seluruh umat Hindu di Bali melakukan perenungan diri untuk kembali menjadi manusia manusia yang bersih , suci lahir batin. Oleh karena itu semua aktifitas di Bali ditiadakan, fasilitas umum hanya rumah sakit saja yang buka.
Adapun rangkaian upacara sebelum hari raya Nyepi dilaksanakan, yaitu:
1. Melasti
2. Upacara Bhuta Yajna
Sehari setelah hari raya Nyepi disebut Ngembak Geni dimana para warga melaksanakan Dharma Shanty, saling berkunjung dan maaf memaafkan sehingga umat hindu khususnya bisa memulai tahun baru Caka dengan hal hal baru yang fositif,baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat. sehingga terbinanya kerukunan dan perdamaian yang abadi.
Adapun rangkaian upacara sebelum hari raya Nyepi dilaksanakan, yaitu:
1. Melasti
Spoiler for :
Selang waktu dua tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi, diadakan upacara Melasti atau disebut juga Melis/cumiyis, dihari ini, seluruh perlengkapan persembahyang yang ada di Pura di arak ke tempat tempat yang mengalirkan dan mengandung air seperti laut, danau dan sungai, karena laut, danau dan sungai adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa membersihkan dan menyucikan dari segala kotoran yang ada di dalam diri manusia dan alam.
2. Upacara Bhuta Yajna
Spoiler for :
Sebelum hari Raya Nyepi diadakan upacara Bhuta Yajna yaitu upacara yang mempunyai makna pengusiran terhadap roh roh jahat dengan membuat hiasan atau patung yang berbentuk atau menggambarkan buta kala ( Raksasa Jahat ) dalam bahasa bali nya sebut ogoh ogoh, Upacara ini dilakukan di setiap rumah, Banjar, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi. Upacara ini dilakukan di depan pekarangan , perempatan jalan, alun-alun maupun lapangan,lalu ogoh ogoh yang menggambarakan buta kala ini yang diusung dan di arak secara beramai ramai oleh masyarakat dengan membawa obor di iringi tetabuhan dari kampung kekampung, upacara ini kira kira mulai di laksanakan dari petang hari jam enam sore sampai paling lambat jam dua belas malam, setelah upacara ini selesai ogoh ogoh tersebut di bakar, ini semua bermakna bahwa seluruh roh roh jahat yang ada sudah diusir dan dimusnahkan.
Sehari setelah hari raya Nyepi disebut Ngembak Geni dimana para warga melaksanakan Dharma Shanty, saling berkunjung dan maaf memaafkan sehingga umat hindu khususnya bisa memulai tahun baru Caka dengan hal hal baru yang fositif,baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat. sehingga terbinanya kerukunan dan perdamaian yang abadi.
Sekian trit dari ane gan, mudah-mudahan bermanfaat buat agan2 sekalian. Jangan lupa timpuk ane pake
atau boleh juga
0
3.7K
Kutip
15
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan