- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Antara aku, dia dan istriku


TS
mang.ndut
Antara aku, dia dan istriku
Mohon maaf, demi kenyamanan dan keamanan saya, saya tidak pakai prime id.
Cerita ini memang terjadi, dan sampai sekarang masi berjalan.......
Saya, seorang suami dari dua orang anak. Pernikahan kami sudah berjalan selama 9 tahun. Sejak awal pernikahan kami selalu di tuntut untuk berjauhan karena tuntutan pekerjaan, namun sejak kelahiran anak kedua kami bisa tinggal bersama di satu daerah.
Waktu berlalu dengan cepat.... tanpa terasa rutinitas pekerjaan, tuntutan pekerjaan tersebut menjadikan saya menjadi sebuah robot. Rutinitas setiap pagi sejak bangun tidur, mengantar anak sekolah lalu bekerja. Keseharian bekerja membuat lupa waktu, paling cepat sampai dirumah jam 2200 bahkan bisa dihitung itupun sangat jarang dan malah sering pulang larut....
Hal itu mulai mengikis hati saya, perasaan cinta dari awal pernikahan perlahan sirna, ruang hati yang semula berisikan cinta perlahan hilang, dan mulai kosong, dan yang bersisa hanya rasa tanggung jawab saja pada keluarga. Saya akui saya tidak bisa kesepian. Saya mulai mencari teman teman baru, bahkan hampir merasakan jatuh cinta lagi namun saya disadarkan bahwa dia itu bukan pasangan yang terbaik untuk saya.
Perasaan hampa ini diperparah dengan tuntutan pekerjaan, saya diharuskan untuk melakukan pekerjaan dilain daerah. Pada awalnya berat meninggalkan keluarga, saya mulai mengisi waktu dengan mencari teman baru. Rutinitas dengan beberapa orang teman membuat saya nyaman bersama mereka. Dan sampai akhirnya saya menemukan seorang teman, seorang yang saya lihat membutuhkan perhatian juga.
Dia seorang janda muda, beranak satu. Kami sering bertemu, saling bercerita, saling bertukar pikiran. Perasaan nyaman, perasaan saling membutuhkan mulai muncul, dan mungkin di hati ini yang sudah kosong menemukan jawaban. Hari demi hari berlalu bersama dia. Tak terasa juga hubungan ini lambat laun lebih dalam lagi. Ikatan janji, janji setia, saling mengikat janji sebagai pasangan suami istri. Akhir dari kisah cinta kita ini pun sudah disepakati, pada akhirnya kita pasti berpisah. saya memberikan hati ini pada dia lebih dari istri saya sendiri.
Berbagai permasalahan mulai muncul. Hubungan kami ditentang oleh keluarganya. kami hadapi permasalahan itu, dan mulai menemukan jalan terang.
Lebih banyak suka dibanding duka. lebih banyak bahagia dibanding kesedihan. Liburan bersama, sering kami habiskan bersama. Sampai pada akhirnya.... muncul pertanyaan
Kapan mau punya anak?
Pertanyaan seperti itu bagai petir menyambar. Binggung, bimbang, kalut, itu semua hadir dalam hati ini. Perasaaan sayang, cinta sama dia, mendadak buyar. saya cuma menjawab, "saya tidak bisa kasi anak untuk kamu".
Jawaban itu membuat dia kecewa. Ada beberapa kali pertanyaan itu dilontarkan. Dan setiap kali pula dia merasa kecewa. disaat kekecewaan itu datang mungkin dia mencari lagi seseorang. hubungan dia dengan laki lain itu sama sekali, sampai suatu ketika dia minta untuk mencari pekerjaan di kota lain.
Awal pikiran saya betul dia mencari pekerjaan. tapi hati kecil berbicara lain, hari demi hari saya cari informasi. Sampai akhirnya saya ketahui, dia bersama dengan laki lain......................
(to be continue)
Cerita ini memang terjadi, dan sampai sekarang masi berjalan.......
Antara aku, dia dan istriku......
Saya, seorang suami dari dua orang anak. Pernikahan kami sudah berjalan selama 9 tahun. Sejak awal pernikahan kami selalu di tuntut untuk berjauhan karena tuntutan pekerjaan, namun sejak kelahiran anak kedua kami bisa tinggal bersama di satu daerah.
Waktu berlalu dengan cepat.... tanpa terasa rutinitas pekerjaan, tuntutan pekerjaan tersebut menjadikan saya menjadi sebuah robot. Rutinitas setiap pagi sejak bangun tidur, mengantar anak sekolah lalu bekerja. Keseharian bekerja membuat lupa waktu, paling cepat sampai dirumah jam 2200 bahkan bisa dihitung itupun sangat jarang dan malah sering pulang larut....
Hal itu mulai mengikis hati saya, perasaan cinta dari awal pernikahan perlahan sirna, ruang hati yang semula berisikan cinta perlahan hilang, dan mulai kosong, dan yang bersisa hanya rasa tanggung jawab saja pada keluarga. Saya akui saya tidak bisa kesepian. Saya mulai mencari teman teman baru, bahkan hampir merasakan jatuh cinta lagi namun saya disadarkan bahwa dia itu bukan pasangan yang terbaik untuk saya.
Perasaan hampa ini diperparah dengan tuntutan pekerjaan, saya diharuskan untuk melakukan pekerjaan dilain daerah. Pada awalnya berat meninggalkan keluarga, saya mulai mengisi waktu dengan mencari teman baru. Rutinitas dengan beberapa orang teman membuat saya nyaman bersama mereka. Dan sampai akhirnya saya menemukan seorang teman, seorang yang saya lihat membutuhkan perhatian juga.
Dia seorang janda muda, beranak satu. Kami sering bertemu, saling bercerita, saling bertukar pikiran. Perasaan nyaman, perasaan saling membutuhkan mulai muncul, dan mungkin di hati ini yang sudah kosong menemukan jawaban. Hari demi hari berlalu bersama dia. Tak terasa juga hubungan ini lambat laun lebih dalam lagi. Ikatan janji, janji setia, saling mengikat janji sebagai pasangan suami istri. Akhir dari kisah cinta kita ini pun sudah disepakati, pada akhirnya kita pasti berpisah. saya memberikan hati ini pada dia lebih dari istri saya sendiri.
Berbagai permasalahan mulai muncul. Hubungan kami ditentang oleh keluarganya. kami hadapi permasalahan itu, dan mulai menemukan jalan terang.
Lebih banyak suka dibanding duka. lebih banyak bahagia dibanding kesedihan. Liburan bersama, sering kami habiskan bersama. Sampai pada akhirnya.... muncul pertanyaan
Kapan mau punya anak?
Pertanyaan seperti itu bagai petir menyambar. Binggung, bimbang, kalut, itu semua hadir dalam hati ini. Perasaaan sayang, cinta sama dia, mendadak buyar. saya cuma menjawab, "saya tidak bisa kasi anak untuk kamu".
Jawaban itu membuat dia kecewa. Ada beberapa kali pertanyaan itu dilontarkan. Dan setiap kali pula dia merasa kecewa. disaat kekecewaan itu datang mungkin dia mencari lagi seseorang. hubungan dia dengan laki lain itu sama sekali, sampai suatu ketika dia minta untuk mencari pekerjaan di kota lain.
Awal pikiran saya betul dia mencari pekerjaan. tapi hati kecil berbicara lain, hari demi hari saya cari informasi. Sampai akhirnya saya ketahui, dia bersama dengan laki lain......................
(to be continue)


anasabila memberi reputasi
1
3.1K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan