Misano - Valentino Rossi menyambangi Misano, salah satu balapan kandangnya, dengan rasa percaya diri tinggi. Apalagi di masa lalu pebalap Yamaha itu pun punya hasil-hasil bagus di sana.

Misano terletak cuma beberapa kilometer dari kampung halaman Rossi di Tavullia. Itu mengapa MotoGP San Marino menjadi salah satu balapan kandang buatnya, selain juga tentu MotoGP Italia.

Sirkuit ini kembali ke kalender balap pada tahun 2007, tetapi suporter tuan rumah ketika itu harus menelan kekecewaan setelah Rossi retire akibat masalah mekanis. Namun, kemudian ia berhasil tampil sebagai pemenang di 2008 dan 2009, juga finis ketiga di tahun 2010 dengan kondisi fisik yang kurang maksimal.

Di periode mengecewakan Rossi bersama Ducati pada 2011 dan 2012, Misano juga memberikan sedikit hiburan untuk 'The Doctor' setelah ia berhasil finis kedua musim lalu. Maka bersama Yamaha musim ini, Rossi pun membidik hasil yang tak kalah oke.

"Misano adalah balapan kandangku dan merupakan akhir pekan penting. Aku suka lintasannya, aku selalu cepat di sana, terutama dengan Yamaha, dan tahun lalu aku pun mampu melakukan balapan bagus (dengan Ducati)," kata Rossi di Crash.

"Di masa lalu aku selalu naik podium dengan Yamaha. Kami akan tiba dengan amat tangguh dan bakal berusaha sebaiknya," serunya.

Dalam tiga balapan terakhir Rossi finis di posisi empat. Ia kini juga berada di posisi empat klasemen sementara.

Kembali ke Kondisi Terbaik, Lorenzo Incar Kemenangan di Misano

Jakarta - Jorge Lorenzo menyebut dirinya kini sudah kembali ke kondisi terbaik, seperti sebelum saat mengalami dua kecelakaan beruntun. Di Misano akhir pekan ini, rider Yamaha itu membidik podium teratas.

Indikasi Lorenzo sudah kembali ke kondisi dan performa terbaiknya sudah terlihat dua pekan lalu. Berlaga di MotoGP Inggris dia berhasil menjadi juara, itu menjadi kemenangan pertamanya setelah yang terakhir didapat di Catalunya pada 16 Juni lalu.

Menjelang seri berikutnya di San Marino, Lorenzo menyebut kalau dia kini benar-benar sudah pulih. Sisa-sisa kecelakaan yang dia alami di Belanda dan Jerman, yang memaksanya naik meja operasi, sudah tak dirasakan lagi.

"Saya merasa kuat lagi, seperti saat Montmelo dan Mugello sebelum kecelakaan (di Assen). Penampilan di Silvertsone sangat baik, satu-satunya titik lemah soal top speed jika dibandingkan dengan para rival. Tapi akhirnya kami bisa meraih kemenangan hebat atas Marc (Marquez)," cetus Lorenzo di Crash.

"Saya pikir sangat sulit untuk mengalahkannya saat dia menyalip saya, tapi akhirnya saya bisa meraih kemenangan dan itu sesuatu yang fantastis," lanjut dia.

Kemenangan di Inggris berhasil merapatkan jarak Lorenzo dengan Marquez menjadi hanya 39 poin saja. Rider asal Spanyol itu saat ini masih duduk di posisi tiga klasemen sementara dengan poin 193, terpaut sembilan angka dari Dani Pedrosa yang ada di posisi kedua.

Peluang Lorenzo untuk kembali menjejak podium tertinggi dalam balapan di akhir pekan ini terbuka sangat lebar. Dia selalu jadi pemenang di dua balapan terakhir di San Marino.

"Misano adalah trek yang sangat saya nikmati dan Yamaha juga nyaman di sana. Target saya adalah bertarung untuk kembali meraih kemenangan. Dan saya pikir, dari satu balapan ke balapan berikutnya kami akan berusaha meningkatkan kecepatan kami," tuntasnya.

Misano - Pebalap Repsol Honda Dani Pedrosa mengaku tak puas dengan hasilnya belakangan ini. Ia pun bertekad meraih hasil lebih sip di Misano pada akhir pekan.

Dalam dua seri terakhir yang diwarnai pertarungan ketat, Pedrosa kalah dari Marc Marquez yang rekan setimnya sendiri di Brno. Ia kemudian finis ketiga, walaupun cuma dengan jarak 1,5 detik dari kemenangan, pada seri berikutnya di Silverstone.

"Saya sedikit kecewa setelah Silverstone karena kami tahu punya kecepatan dan laju balap untuk mengejar kemenangan, bagaimanapun juga kami harus belajar dari kesalahan dan terus maju," kata Pedrosa seperti dikutip Crash.

"Misano adalah trek yang cukup tricky dan tingkat cengkeramannya selalu menjadi tantangan, tapi saya suka membalap di sana. Saya pernah punya hasil-hasil bagus meskipun tahun lalu kami mengalami mimpi buruk saat balapan," ujarnya merujuk pada insiden dengan Hector Barbera, yang membuat kesempatannya jadi juara dunia tahun lalu menipis.

Dalam lajunya di Silverstone lalu, Pedrosa sebenarnya memang mampu memperlihatkan laju oke dan bahkan membuat rekor lap baru. Hal itu boleh jadi kian melecutnya untuk memangkas ketinggalan 30 poin dari Marquez yang memuncaki klasemen dan berada satu posisi lebih baik dari dirinya.

"Tahun ini kami datang dengan percaya diri dan bertekad memangkas jarak poin dengan Marquez di klasemen," tambah pebalap asal Spanyol itu.