- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Peraturan LCGC berpotensi merugikan negara
TS
wonggading
Peraturan LCGC berpotensi merugikan negara
Quote:
JAKARTA (DP) – Terserah Anda menilai judul di atas. Tapi 9 September 2013 menjadi era baru bagi industri otomotif nasional dengan dimulainya penjualan mobil-mobil, yang katanya, dengan harga terjangkau (murah) dan ramah lingkungan – Low Cost & Green Car (LCGC).
Bagi para pelaku industri kebijakan Pemerintah yang memberikan tax holiday PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) kepada para pembeli mobil LCGC, tentunya disambut dengan sangat antusias. Dengan begitu produksi mereka meningkat dan penjualan mobil meroket. Dan, mereka berkata ini demi kemajuan industri otomotif – penjualan mobil meningkat, mengundang investasi dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Tapi ada beberapa hal yang patut kita cermati. Pertama dari beban negara (baca: rakyat). Kedua, potensi kehilangan triliunan rupiah dari sector pajak. Ketiga, bertambahnya kemacetan dan pemborosan energy.
Kami melihat adanya potensi menjebol APBN dari sektor Subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak). Kami bisa meramalkan jumlah para pemilik mobil LCGC yang membeli BBM bersubsidi akan lebih banyak dibandingkan membeli BBM non-subsidi.
Begini alasannya, hingga hari ini saja kita masih melihat banyak para pemilik mobil di atas 150 juta rupiah ‘nyedot’ BBM bersubsidi. Nah, apalagi nanti para pemilik mobil LCGC.
Sebagai informasi, sepanjang 2012, Pemerintah mengeluarkan dana Rp 133,4 triliun untuk subisidi BBM. Pada tahun ini, di dalam APBN, subsidi BBM dianggarkan 193,8 triliun.
Kita masih punya 4 bulan sebelum tahun berganti. Diperkirakan subsidi BBM akan melewati target subsidi Pemerintah.
Dari sektor pajak, Pemerintah terancam kehilangan triliunan rupiah karena mobil-mobil LCGC tak ber-PPnBM. Sebagaimana diketahui bahwa nilai PPnBM untuk mobil murah sebesar 20%.
Itu artinya, Negara akan kehilangan 20% dari hasil PPnBM per satu unit mobil. Padahal untuk satu pabrikan mobil rata-rata bisa menjual 100 ribu unit. Nah, kita tinggal kalikan saja.
Menurut Suhari Sargo, pengamat otomotif nasional, kebijakan LCGC ini tidak tepat karena akan semakin membebani negara dari subsidi BBM dan negara akan kehilangan pajak. Akan lebih bijak seandainya PPnBM tersebut dialokasikan untuk mendanai angkutan umum seperti kereta listrik, bis.
Akibat lainnya, tentu saja menambah kemacetan di jalan raya yang mengakibatkan pemborosan energi. Kami prediksi penyebaran mobil-mobil berdimensi comopact dari proyek LCGC ini tidak merata, lebih banyak di Jabodetabek karena infrastrukturnya lebih bagus daripada di luar kawasan tersebut.
Kami tidak anti-mobil murah & ramah lingkungan. Apalagi jika mobil-mobil tersebut berkualitas. Namun, kami mendorong Pemerintah untuk mencabut kebijakan tax holiday, karena tanpa itu pun penjualan kendaraan bermotor telah mencapai 1 juta unit per tahun. Mobil listrik, hybrid atau gas ada baiknya menjadi pertimbangan.
Dan, bagi para pemilik mobil LCGC, kami minta Anda tidak membeli BBM bersubsidi. Toh, Anda sudah mampu membeli mobil, plus tidak dikenai PPnBM. [dp/ Hml, Ind]
© 2013, Majalah Otomotif Online by. Dapurpacu.com. All rights reserved
Bagi para pelaku industri kebijakan Pemerintah yang memberikan tax holiday PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) kepada para pembeli mobil LCGC, tentunya disambut dengan sangat antusias. Dengan begitu produksi mereka meningkat dan penjualan mobil meroket. Dan, mereka berkata ini demi kemajuan industri otomotif – penjualan mobil meningkat, mengundang investasi dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Tapi ada beberapa hal yang patut kita cermati. Pertama dari beban negara (baca: rakyat). Kedua, potensi kehilangan triliunan rupiah dari sector pajak. Ketiga, bertambahnya kemacetan dan pemborosan energy.
Kami melihat adanya potensi menjebol APBN dari sektor Subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak). Kami bisa meramalkan jumlah para pemilik mobil LCGC yang membeli BBM bersubsidi akan lebih banyak dibandingkan membeli BBM non-subsidi.
Begini alasannya, hingga hari ini saja kita masih melihat banyak para pemilik mobil di atas 150 juta rupiah ‘nyedot’ BBM bersubsidi. Nah, apalagi nanti para pemilik mobil LCGC.
Sebagai informasi, sepanjang 2012, Pemerintah mengeluarkan dana Rp 133,4 triliun untuk subisidi BBM. Pada tahun ini, di dalam APBN, subsidi BBM dianggarkan 193,8 triliun.
Kita masih punya 4 bulan sebelum tahun berganti. Diperkirakan subsidi BBM akan melewati target subsidi Pemerintah.
Dari sektor pajak, Pemerintah terancam kehilangan triliunan rupiah karena mobil-mobil LCGC tak ber-PPnBM. Sebagaimana diketahui bahwa nilai PPnBM untuk mobil murah sebesar 20%.
Itu artinya, Negara akan kehilangan 20% dari hasil PPnBM per satu unit mobil. Padahal untuk satu pabrikan mobil rata-rata bisa menjual 100 ribu unit. Nah, kita tinggal kalikan saja.
Menurut Suhari Sargo, pengamat otomotif nasional, kebijakan LCGC ini tidak tepat karena akan semakin membebani negara dari subsidi BBM dan negara akan kehilangan pajak. Akan lebih bijak seandainya PPnBM tersebut dialokasikan untuk mendanai angkutan umum seperti kereta listrik, bis.
Akibat lainnya, tentu saja menambah kemacetan di jalan raya yang mengakibatkan pemborosan energi. Kami prediksi penyebaran mobil-mobil berdimensi comopact dari proyek LCGC ini tidak merata, lebih banyak di Jabodetabek karena infrastrukturnya lebih bagus daripada di luar kawasan tersebut.
Kami tidak anti-mobil murah & ramah lingkungan. Apalagi jika mobil-mobil tersebut berkualitas. Namun, kami mendorong Pemerintah untuk mencabut kebijakan tax holiday, karena tanpa itu pun penjualan kendaraan bermotor telah mencapai 1 juta unit per tahun. Mobil listrik, hybrid atau gas ada baiknya menjadi pertimbangan.
Dan, bagi para pemilik mobil LCGC, kami minta Anda tidak membeli BBM bersubsidi. Toh, Anda sudah mampu membeli mobil, plus tidak dikenai PPnBM. [dp/ Hml, Ind]
© 2013, Majalah Otomotif Online by. Dapurpacu.com. All rights reserved
0
1.6K
Kutip
12
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan