phlaAvatar border
TS
phla
TAN MALAKA, PEWARIS KEPRESIDENAN KEDUA RI


A. Misteri Pada Malam Takbiran

Dari seorang penutur yang terpercaya, Dr. R. Soeharto yang merupakan dokter pribadi Bung Karno, dikisahkan sebuah sejarah yang tak terungkap selama puluhan tahun kekuasaan Orde Baru. Awal September 1945, persis pada malam takbiran di rumah Dr. R. Soeharto, Jl. Kramat Raya 128 Jakarta Pusat cerita itu bermula. Dilakukan sebuah rapat gelap antara Bung Karno dengan seorang misterius bernama Abdul Rajak, yang belakangan diketahui merupakan nama samaran Tan Malaka.

Spoiler for Tan Malaka:


Dalam rapat tersebut, Tan Malaka mengusulkan dirinya menjadi pengganti tunggal pucuk kepemimpinan Republik Indonesia apabila dalam suatu kondisi Bung Karno dan Hatta ditangkap atau dibunuh oleh penjajah.

Rapat kedua diadakan di rumah Mr. Soebarjo pada Oktober 1945. Rapat tersebut masih mengusung agenda yang sama mengenai pewaris tahta RI jika Bung Karno dan Hatta ditangkap atau dibunuh. Namun, ada penambahan nama yang diusulkan. Hatta (yang memang tidak begitu baik hubungannya dengan Tan Malaka) mengusulkan nama Syahrir dan Wongsonegoro. Sementara Mr. Soebarjo mengusulkan nama Iwa Sumantri. Jadi, urutan pertama tetap Tan Malaka, diikuti oleh Syahrir, Wongsonegoro dan Iwa Sumantri.

Ini menjadi catatan sejarah yang sempat dihilangkan. Sebab, inilah sejarah politik yang sah mengenai warisan kepemimpinan RI oleh Bung Karno dan Hatta. Dengan adanya kesepakatan tersebut, sebenarnya Tan Malaka-lah yang berhak menjadi Presiden RI kedua jika terjadi apa-apa kepada dwi-tunggal.

"Jika saya tiada berdaya lagi, saya akan menyerahkan pimpinan revolusi kepada seorang yang telah mahir dalam gerakan revolusioner, Tan Malaka...,"ujar Soekarno saat itu.

Pada tahun 1948, dwitunggal (Soekarno-Hatta) ditangkap. Terjadi kekosongan kepemimpinan (referensi lain menyebutkan bahwa sebenarnya tidak terjadi kekosongan karena telah terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di SUmatera Barat).

Menurut Tan Malaka, dwitunggal sudah tidak bisa memimpin revolusi sehingga ia mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin revolusi untuk melaksanakan testamen (suatu pernyataan dari orang yang masih hidup yang harus dilaksanakan pada waktu ia mati atau menghilang) politik Soekarno. Banyak sejarawan menganggap tindakan Tan Malaka sudah sesuai dan sah. Jika ini benar maka Presiden Kedua RI adalah Tan Malaka, bukan Letjen Soeharto sebagaimana kita tahu saat ini. Akan tetapi, kesimpangsiuran informasi di medan pertempuran pada akhirnya membuat Tan Malaka dipandang sebagai pemberontak yang ingin mengambil alih kekuasaan secara paksa dengan memanfaatkan momen ditangkapnya dwitunggal. Gerakannya dipandang membahayakan revolusi. Perpecahan pun terjadi dalam tubuh TKR (Tentara Keamanan Rakyat) pimpinan Jenderal Sudirman kala itu. Meskipun terjadi perdebatan sejarah mengenai dari siapa komando untuk menghabisi Tan Malaka, akhirnya tentara RI menembak mati Tan Malaka di Kediri.


B. Siapa Tan Malaka?

Spoiler for Tan Malaka:


Akibat rezim Orde Baru menyembunyikan rahasia sejarah mengenai Tan Malaka, saat ini masyarakat Indonesia tidak mengenal siapa Tan Malaka. Namun, seorang asing berkebangsaan Belanda, Dr. Harry A. Poeze mengungkapkannya ke publik. Baru pada hari-hari terakhir ini kita mengetahui bahwa sesungguhnya kita memiliki seorang pewaris kepemimpinan nasional pada masa revolusi dulu.

Tan Malaka lebih dulu memperjuangkan revolusi dibandingkan dengan Soekarno-Hatta. Ia pula yang pertama kali memperkenalkan kata Naar de Repoeblik Indonesia (Menuju Republik Indonesia) pada 1925, jauh sebelum Hatta (1928) yang menulis Indonesia Vrije (Indonesia Merdeka) dan Soekarno (1933) yang menulis Menuju Indonesia Merdeka. Ia adalah revolusioner sejati, keras dan tanpa kompromi kepada penjajah. Bersama Jenderal Sudirman ia menolak perundingan. Ini pula penyebab mengapa ia berseberangan dengan Hatta-Syahrir yang memilih jalan lunak kepada Belanda sehingga RI harus menanggung utang-utang Belanda sebagai balasan pengakuan mereka terhadap kemerdekaan RI di Konferensi Meja Bundar. Kemudian, Presiden Soekarno mengangkat Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional pada 1963.


0
4.3K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan