Dua pesawat jet latih tempur T-50i produksi Korea Aerospace Industries diterbangkan dari kluster industri aviasi di kawasan Sacheon, Gyeongsang Selatan, Korea Selatan, menuju Indonesia, Selasa pagi. Dua T-50i itu merupakan bagian dari 16 unit pesawat yang dipesan Kementerian Pertahanan. Kontrak pembelian senilai 400 juta dollar AS (Rp 4,5 triliun) itu ditandatangani pada Mei 2011.

Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Wisnu Dewabrata, dari Seoul, Rabu. Dalam pembuatan jet latih tempur canggih itu, Korea Aerospace Industries (KAI) bekerja sama dengan produsen pesawat tempur Amerika Serikat, Lockheed Martin, pembuat F-16 Fighting Falcon.

KAI saat ini melanjutkan produksi T-50i, yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan TNI Angkatan Udara. Menurut rencana, seluruh pesanan Indonesia akan tuntas dikirim April 2014.

Pengiriman dua T-50i pada tahap pertama ini dilakukan dengan diterbangkan langsung (ferry flights) dari Korsel ke Indonesia. Dua pesawat itu menempuh jarak sekitar 5.600 kilometer dengan dua kali pemberhentian untuk mengisi bahan bakar di Taiwan dan Cebu, Filipina. Pesawat yang akan menggantikan pesawat tempur Hawk Mk 53 TNI AU itu tiba di Pangkalan Udara TNI AU Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur, kemarin.

Pengiriman secara terbang langsung itu baru kali ini dilakukan. Cara itu jauh lebih murah dan menghemat waktu. Biasanya, pesawat-pesawat pesanan TNI AU, termasuk Sukhoi Su-30 buatan Rusia, dikirim menggunakan pesawat angkut raksasa.

Di Jakarta, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kemenhan Marsekal Muda FHB Sulistyo mengatakan, T-50i merupakan jenis lead in fighter training (LIFT) yang digunakan pilot lulusan sekolah penerbang sebelum jadi penerbang tempur.

Saat ini, KAI yang mempekerjakan 370 orang juga memproduksi berbagai varian jet tempur T-50, seperti T-50B, TA-50, dan FA-50. Proses pembuatan dilakukan manual. Penggunaan mesin dan robot hanya dilakukan pada tahap akhir produksi.

Setelah Indonesia, Filipina dan Irak juga tengah membicarakan rencana pemesanan jet tempur T-50. Bulan lalu, publik dikejutkan dengan kecelakaan salah satu jet latih tempur itu di pangkalan AU Korsel di Gwangju, yang menewaskan dua pilotnya saat menjalankan misi latihan. Setelah diselidiki dari rekaman data penerbangan, kecelakaan tidak terkait dengan kesalahan mekanik atau mesin.

Ekspor penjualan T-50 ke Indonesia memberikan keuntungan senilai 802 juta dollar AS dan menciptakan 7.700 lapangan kerja di Korsel. Sedikitnya 70 usaha kecil dan menengah ikut dilibatkan dalam proses pembuatannya, tambah Kepala Divisi Perencanaan Strategis KAI, Roh Dong-woo.