- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku


TS
InRealLife
[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku
1
http://nasional.kompas.com/read/2013...indra.Bersaing
![[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku](https://dl.kaskus.id/pesatnews.com/pictures/%20gerindra.jpg-201307312253031.jpg)
=====
2
http://nasional.kompas.com/read/2013...tempel.Prabowo
![[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku](https://dl.kaskus.id/www.shnews.co/foto_berita/headline/headline_27210313-jokowi%20prabowo.jpg)
=====
3
http://nasional.kompas.com/read/2013...ak.Jadi.Capres
![[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku](https://dl.kaskus.id/nasionalis.me/wp-content/uploads/2012/12/bakrie_aburizal_flickr_golkar.jpg)
=====
4
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...i-Islam-Anjlok
![[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku](https://dl.kaskus.id/static.skalanews.com/media/news/thumbs-396-263/popularitas-tokoh-partai-islam-rendah_big__20121014153839_file_vino_cms.jpg)
=====
5
http://news.okezone.com/read/2013/09...res-terpopuler
![[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku](https://dl.kaskus.id/image.metrotvnews.com/bank_images/actual/157557.jpg)
======
Semoga bisa menjadi masukan bagi semua partai.
http://nasional.kompas.com/read/2013...indra.Bersaing
![[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku](https://dl.kaskus.id/pesatnews.com/pictures/%20gerindra.jpg-201307312253031.jpg)
Quote:
Di Kelas Menengah, PDIP-Gerindra Bersaing
JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil survei Lembaga Konsultan Riset Alvara, elektabilitas PDI Perjuangan dan Partai Gerindra di kalangan urban dan kelas menengah berada di urutan atas. Hanya, elektabilitas kedua parpol itu masih di bawah swing voters.
Hasil survei itu menunjukkan, elektabilitas PDIP mencapai 14,8 persen dan Partai Gerindra 12,5 persen. "Di kelompok menengah perkotaan, PDIP dan Gerindra bisa diterima oleh pemilih," kata CEO Alvara Hasanuddin Ali saat pemaparan hasil survei di Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Hasanuddin menjelaskan, PDIP banyak didukung oleh pemilih di kelas menengah berusia 20-24 tahun dan merata di semua profesi. Adapun Gerindra paling banyak didukung kelompok usia 25-29 tahun.
Ia menambahkan, elektabilitas di bawah Gerindra, yakni Partai Golkar (8,4 persen), Partai Demokrat (7,4 persen), Partai Nasdem (4,6 persen), Partai Hanura (3,8 persen).
Elektabilitas parpol berbasis massa Islam relatif rendah di kalangan menengah, yakni Partai keadilan Sejahtera (3,4 persen), Partai Persatuan Pembangunan (2,2 persen), Partai Amanat Nasional (2,1 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (1,7 persen), dan Partai Bulan Bintang (0,1 persen). Di urutan buncit, yakni Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (0,1 persen).
"Pemilih kelas menengah urban masih banyak yang ragu untuk menentukan partai mana yang akan dipilih. Pemilih yang belum menentukan pilihan partai mencapai 39 persen," kata Hasanuddin.
Hasanuddin menambahkan, elektabilitas parpol berbasis massa Islam rendah lantaran tidak ada tokoh yang populer di parpol tersebut. Selain itu, mayoritas responden lebih tertarik terhadap idelologi nasionalis.
Ketika ditanya mengapa elektabilitas Demokrat masih relatif tinggi meskipun telah diterpa citra negatif pascarentetan kasus korupsi, menurut Hasanuddin, hal ini tak terlepas dari unsur ketokohan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, kinerja SBY sebagai Presiden ditanggapi positif oleh kalangan menengah.
"Yang paling menikmati situasi ekonomi sekarang ini yah kelas menengah," pungkas Hasanuddin.
Alvara mengaku melakukan survei dengan wawancara tatap muka terhadap 1.532 responden. Mereka tinggal di kota-kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Medan, Surabaya, Makasar, Bandung, dan Semarang. Mereka dianggap mewakili seluruh kelas menengah di Indonesia.
Menurut Alvara, survei dilakukan 15 Juli sampai 23 Agustus 2013 dengan biaya sendiri. Responden yang diambil berusia 20-54 tahun dengan pengeluaran keluarga di atas Rp 4 juta per bulan.
Alasan hanya kelas menengah yang diambil sebagai responden lantaran jumlahnya sangat besar, yakni mencapai 135 juta orang. Selain itu, mereka memiliki pendidikan yang baik, mendapat akses informasi, serta rasional dalam memilih.
JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil survei Lembaga Konsultan Riset Alvara, elektabilitas PDI Perjuangan dan Partai Gerindra di kalangan urban dan kelas menengah berada di urutan atas. Hanya, elektabilitas kedua parpol itu masih di bawah swing voters.
Hasil survei itu menunjukkan, elektabilitas PDIP mencapai 14,8 persen dan Partai Gerindra 12,5 persen. "Di kelompok menengah perkotaan, PDIP dan Gerindra bisa diterima oleh pemilih," kata CEO Alvara Hasanuddin Ali saat pemaparan hasil survei di Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Hasanuddin menjelaskan, PDIP banyak didukung oleh pemilih di kelas menengah berusia 20-24 tahun dan merata di semua profesi. Adapun Gerindra paling banyak didukung kelompok usia 25-29 tahun.
Ia menambahkan, elektabilitas di bawah Gerindra, yakni Partai Golkar (8,4 persen), Partai Demokrat (7,4 persen), Partai Nasdem (4,6 persen), Partai Hanura (3,8 persen).
Elektabilitas parpol berbasis massa Islam relatif rendah di kalangan menengah, yakni Partai keadilan Sejahtera (3,4 persen), Partai Persatuan Pembangunan (2,2 persen), Partai Amanat Nasional (2,1 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (1,7 persen), dan Partai Bulan Bintang (0,1 persen). Di urutan buncit, yakni Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (0,1 persen).
"Pemilih kelas menengah urban masih banyak yang ragu untuk menentukan partai mana yang akan dipilih. Pemilih yang belum menentukan pilihan partai mencapai 39 persen," kata Hasanuddin.
Hasanuddin menambahkan, elektabilitas parpol berbasis massa Islam rendah lantaran tidak ada tokoh yang populer di parpol tersebut. Selain itu, mayoritas responden lebih tertarik terhadap idelologi nasionalis.
Ketika ditanya mengapa elektabilitas Demokrat masih relatif tinggi meskipun telah diterpa citra negatif pascarentetan kasus korupsi, menurut Hasanuddin, hal ini tak terlepas dari unsur ketokohan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, kinerja SBY sebagai Presiden ditanggapi positif oleh kalangan menengah.
"Yang paling menikmati situasi ekonomi sekarang ini yah kelas menengah," pungkas Hasanuddin.
Alvara mengaku melakukan survei dengan wawancara tatap muka terhadap 1.532 responden. Mereka tinggal di kota-kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Medan, Surabaya, Makasar, Bandung, dan Semarang. Mereka dianggap mewakili seluruh kelas menengah di Indonesia.
Menurut Alvara, survei dilakukan 15 Juli sampai 23 Agustus 2013 dengan biaya sendiri. Responden yang diambil berusia 20-54 tahun dengan pengeluaran keluarga di atas Rp 4 juta per bulan.
Alasan hanya kelas menengah yang diambil sebagai responden lantaran jumlahnya sangat besar, yakni mencapai 135 juta orang. Selain itu, mereka memiliki pendidikan yang baik, mendapat akses informasi, serta rasional dalam memilih.
=====
2
http://nasional.kompas.com/read/2013...tempel.Prabowo
![[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku](https://dl.kaskus.id/www.shnews.co/foto_berita/headline/headline_27210313-jokowi%20prabowo.jpg)
Quote:
Di Kelas Menengah, Jokowi "Ditempel" Prabowo
JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan hasil survei Lembaga Konsultan Riset Alvara, elektabilitas Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden berada di urutan teratas di kalangan pemilih urban dan kelas menengah. Sementara elektabilitas Prabowo Subianto "menempel" di bawah Jokowi.
Elektabilitas Jokowi mencapai 22,1 persen dan Prabowo sebesar 17 persen. Hasil survei itu dipaparkan oleh CEO Alvara, Hasanuddin Ali, di Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Ia mengungkapkan, survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1.532 responden. Mereka tinggal di kota-kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Medan, Surabaya, Makassar, Bandung, dan Semarang. Mereka dianggap mewakili seluruh kelas menengah di Indonesia.
Survei dilakukan 15 Juli sampai 23 Agustus 2013. Responden yang diambil berusia 20-54 tahun dengan pengeluaran keluarga di atas Rp 4 juta per bulan.
Hasanuddin mengungkapkan, alasan hanya kelas menengah yang diambil sebagai responden karena jumlahnya sangat besar, yakni mencapai 135 juta orang. Selain itu, mereka memiliki pendidikan yang baik, mendapatkan akses informasi, serta rasional dalam memilih.
Hasanuddin menambahkan, tanpa disodorkan nama, tokoh lain yang disebut responden akan dipilih ialah Jusuf Kalla (7,4 persen), Megawati Soekarnoputri (7 persen), Dahlan Iskan (6,9 persen), Aburizal Bakrie (6,2 persen), Wiranto (4 persen), Surya Paloh (2 persen), Hatta Rajasa (1 persen), dan Sultan Hamengku Buwono X (0,9 persen).
"Sebanyak 19,8 persen responden belum memutuskan pilihan," kata Hasanuddin.
Lalu, bagaimana dengan kandidat capres yang tengah mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat? Hasanuddin menjawab, responden tidak menyebut peserta konvensi karena ketika survei digelar, belum diketahui siapa saja peserta konvensi. Tentunya, jika survei kembali dilakukan, hasilnya bisa berbeda.
Ketika ditanya berasal dari mana dana untuk menggelar survei, Hasanuddin mengaku seluruhnya berasal dari swadaya tanpa ada bantuan dari parpol atau politisi. Ia mengaku sudah berkali-kali menggelar survei dengan biaya pihak lain.
"Kalau kami diorder, hasilnya tidak akan kami publikasi. Kalau kami lakukan sendiri, hasilnya kami publikasi," kata Hasanuddin, yang baru pertama kali memublikasi hasil survei.
JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan hasil survei Lembaga Konsultan Riset Alvara, elektabilitas Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden berada di urutan teratas di kalangan pemilih urban dan kelas menengah. Sementara elektabilitas Prabowo Subianto "menempel" di bawah Jokowi.
Elektabilitas Jokowi mencapai 22,1 persen dan Prabowo sebesar 17 persen. Hasil survei itu dipaparkan oleh CEO Alvara, Hasanuddin Ali, di Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Ia mengungkapkan, survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1.532 responden. Mereka tinggal di kota-kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Medan, Surabaya, Makassar, Bandung, dan Semarang. Mereka dianggap mewakili seluruh kelas menengah di Indonesia.
Survei dilakukan 15 Juli sampai 23 Agustus 2013. Responden yang diambil berusia 20-54 tahun dengan pengeluaran keluarga di atas Rp 4 juta per bulan.
Hasanuddin mengungkapkan, alasan hanya kelas menengah yang diambil sebagai responden karena jumlahnya sangat besar, yakni mencapai 135 juta orang. Selain itu, mereka memiliki pendidikan yang baik, mendapatkan akses informasi, serta rasional dalam memilih.
Hasanuddin menambahkan, tanpa disodorkan nama, tokoh lain yang disebut responden akan dipilih ialah Jusuf Kalla (7,4 persen), Megawati Soekarnoputri (7 persen), Dahlan Iskan (6,9 persen), Aburizal Bakrie (6,2 persen), Wiranto (4 persen), Surya Paloh (2 persen), Hatta Rajasa (1 persen), dan Sultan Hamengku Buwono X (0,9 persen).
"Sebanyak 19,8 persen responden belum memutuskan pilihan," kata Hasanuddin.
Lalu, bagaimana dengan kandidat capres yang tengah mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat? Hasanuddin menjawab, responden tidak menyebut peserta konvensi karena ketika survei digelar, belum diketahui siapa saja peserta konvensi. Tentunya, jika survei kembali dilakukan, hasilnya bisa berbeda.
Ketika ditanya berasal dari mana dana untuk menggelar survei, Hasanuddin mengaku seluruhnya berasal dari swadaya tanpa ada bantuan dari parpol atau politisi. Ia mengaku sudah berkali-kali menggelar survei dengan biaya pihak lain.
"Kalau kami diorder, hasilnya tidak akan kami publikasi. Kalau kami lakukan sendiri, hasilnya kami publikasi," kata Hasanuddin, yang baru pertama kali memublikasi hasil survei.
=====
3
http://nasional.kompas.com/read/2013...ak.Jadi.Capres
![[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku](https://dl.kaskus.id/nasionalis.me/wp-content/uploads/2012/12/bakrie_aburizal_flickr_golkar.jpg)
Quote:
Survei Alvara: Ical Populer, tetapi Dinilai Tak Layak Jadi Capres
JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan hasil survei Lembaga Konsultan Riset Alvara, popularitas Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden 2014 berada di urutan atas di kalangan urban dan kelas menengah. Namun, popularitas tersebut tidak sebanding dengan elektabilitasnya.
Ketika dilakukan survei, tanpa disodorkan nama, sebanyak 92,4 persen responden menyebut Ical ketika ditanya siapa saja kandidat presiden yang diketahui. Namun, menurut Alvara, hanya 6,3 persen yang menilai Ical layak memimpin Indonesia.
"Selain itu, hanya 6,2 persen yang bakal memilih Ical jika menjadi peserta pilpres. Ical popularitasnya tinggi karena tiap hari dia muncul di televisi, tapi dianggap enggak layak (jadi capres)," kata CEO Alvara Hasanuddin Ali saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Seperti diketahui, Ical terus mengampanyekan dirinya sebagai capres di jaringan televisi miliknya. Selain itu, ia juga terus melakukan road show ke berbagai daerah.
Hasanuddin menambahkan, tokoh yang rasionya baik antara popularitas dan elektabilitas adalah Joko Widodo alias Jokowi. Popularitas Jokowi di kalangan menengah berada di urutan ke lima dengan angka 70,5 persen. Namun, elektabilitasnya mencapai 22,1 persen.
Dari hasil survei Alvara, Prabowo Subianto paling populer di atas Ical dengan angka 92,4 persen. Namun, elektabilitasnya masih di bawah Jokowi dengan angka 17 persen. Tokoh yang popularitasnya di bawah Ical ialah Megawati Soekarnoputri di angka 82,5 persen. Namun, elektabilitasnya hanya 7 persen.
Popularitas tokoh lain, yakni Wiranto, sebesar 77,8 persen (elektabilitas 4,6 persen), Jusuf Kalla sebesar 69,1 persen (elektabilitas 7,4 persen), Dahlan Iskan sebesar 69,1 persen (elektabilitas 6,9 persen), Hatta Rajasa 61,6 persen (elektabilitas 1 persen), Surya Paloh 61,5 persen (elektabilitas 2 persen), dan lainnya.
JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan hasil survei Lembaga Konsultan Riset Alvara, popularitas Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden 2014 berada di urutan atas di kalangan urban dan kelas menengah. Namun, popularitas tersebut tidak sebanding dengan elektabilitasnya.
Ketika dilakukan survei, tanpa disodorkan nama, sebanyak 92,4 persen responden menyebut Ical ketika ditanya siapa saja kandidat presiden yang diketahui. Namun, menurut Alvara, hanya 6,3 persen yang menilai Ical layak memimpin Indonesia.
"Selain itu, hanya 6,2 persen yang bakal memilih Ical jika menjadi peserta pilpres. Ical popularitasnya tinggi karena tiap hari dia muncul di televisi, tapi dianggap enggak layak (jadi capres)," kata CEO Alvara Hasanuddin Ali saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Seperti diketahui, Ical terus mengampanyekan dirinya sebagai capres di jaringan televisi miliknya. Selain itu, ia juga terus melakukan road show ke berbagai daerah.
Hasanuddin menambahkan, tokoh yang rasionya baik antara popularitas dan elektabilitas adalah Joko Widodo alias Jokowi. Popularitas Jokowi di kalangan menengah berada di urutan ke lima dengan angka 70,5 persen. Namun, elektabilitasnya mencapai 22,1 persen.
Dari hasil survei Alvara, Prabowo Subianto paling populer di atas Ical dengan angka 92,4 persen. Namun, elektabilitasnya masih di bawah Jokowi dengan angka 17 persen. Tokoh yang popularitasnya di bawah Ical ialah Megawati Soekarnoputri di angka 82,5 persen. Namun, elektabilitasnya hanya 7 persen.
Popularitas tokoh lain, yakni Wiranto, sebesar 77,8 persen (elektabilitas 4,6 persen), Jusuf Kalla sebesar 69,1 persen (elektabilitas 7,4 persen), Dahlan Iskan sebesar 69,1 persen (elektabilitas 6,9 persen), Hatta Rajasa 61,6 persen (elektabilitas 1 persen), Surya Paloh 61,5 persen (elektabilitas 2 persen), dan lainnya.
=====
4
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...i-Islam-Anjlok
![[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku](https://dl.kaskus.id/static.skalanews.com/media/news/thumbs-396-263/popularitas-tokoh-partai-islam-rendah_big__20121014153839_file_vino_cms.jpg)
Quote:
Popularitas dan Elektabilitas Partai Islam Anjlok
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Alvara Riset Center menunjukkan popularitas dan elektabilitas partai berbasis agama Islam terus anjlok. Survei yang digelar pada Juli-Agustus 2013 ini sama sekali tidak menempatkan satu partai Islam pada posisi lima besar.
"Mereka bahkan menempati posisi paling bawah. Partai berbasis Islam sangat lemah dan terus melemah," kata pendiri dan Direktur Utama Alvara, Hasanuddin Ali, saat konferensi pers, Rabu, 11 September 2013.
Rendahnya popularitas dan elektabilitas ini diduga terkait dengan sejumlah kasus korupsi yang turut menjerat tokoh dan pemimpin Islam. Hal ini membuat para pemilih kalangan menengah tidak lagi bisa mengandalkan kepercayaan pada partai berbasis agama.
"Track record dan kapasitas tokoh Islam juga masih kurang. Belum ada tokoh yang dinilai pas," kata Hasanuddin.
Berdasarkan total popularitas, Alvara mencatat Partai Keadilan Sejahtera menempati posisi kelima sebesar 90,1 persen, Partai Amanat Nasional keenam dengan 86,7 persen, Partai Persatuan Pembangunan ketujuh dengan 84,8 persen, Partai Kebangkitan Bangsa kesepuluh dengan 81 persen, dan Partai Bulan Bintang pada posisi kesebelas dengan 58,7 persen. Kelimanya masih jauh dari peringkat pertama Partai Golkar dengan 97,8 persen.
Elektabilitas kelima partai Islam itu juga sangat rendah. Alvara mencatat PKS hanya mampu menempati posisi ketujuh sebesar 3,4 persen, diikuti secara berurutan PPP sebesar 2,2 persen, PAN sebesar 2,1 persen, PKB sebesar 1,7 persen, dan PBB sebesar 0,1 persen.
Dari segi popularitas, tokoh Islam yang masuk dalam daftar survei Alvara juga hanya seniman Rhoma Irama dan mantan Ketua Mahkamah Agung Mahfud Md. Akan tetapi, yang masuk dalam daftar kelayakan dan elektabilitas calon presiden hanya Mahfud Md.
Tingkat kelayakan Mahfud hanya 3,4 persen dan elektabilitasnya hanya 4 persen. "Kelompok kalangan menengah juga tidak terlalu primordial."
FRANSISCO ROSARIANS
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Alvara Riset Center menunjukkan popularitas dan elektabilitas partai berbasis agama Islam terus anjlok. Survei yang digelar pada Juli-Agustus 2013 ini sama sekali tidak menempatkan satu partai Islam pada posisi lima besar.
"Mereka bahkan menempati posisi paling bawah. Partai berbasis Islam sangat lemah dan terus melemah," kata pendiri dan Direktur Utama Alvara, Hasanuddin Ali, saat konferensi pers, Rabu, 11 September 2013.
Rendahnya popularitas dan elektabilitas ini diduga terkait dengan sejumlah kasus korupsi yang turut menjerat tokoh dan pemimpin Islam. Hal ini membuat para pemilih kalangan menengah tidak lagi bisa mengandalkan kepercayaan pada partai berbasis agama.
"Track record dan kapasitas tokoh Islam juga masih kurang. Belum ada tokoh yang dinilai pas," kata Hasanuddin.
Berdasarkan total popularitas, Alvara mencatat Partai Keadilan Sejahtera menempati posisi kelima sebesar 90,1 persen, Partai Amanat Nasional keenam dengan 86,7 persen, Partai Persatuan Pembangunan ketujuh dengan 84,8 persen, Partai Kebangkitan Bangsa kesepuluh dengan 81 persen, dan Partai Bulan Bintang pada posisi kesebelas dengan 58,7 persen. Kelimanya masih jauh dari peringkat pertama Partai Golkar dengan 97,8 persen.
Elektabilitas kelima partai Islam itu juga sangat rendah. Alvara mencatat PKS hanya mampu menempati posisi ketujuh sebesar 3,4 persen, diikuti secara berurutan PPP sebesar 2,2 persen, PAN sebesar 2,1 persen, PKB sebesar 1,7 persen, dan PBB sebesar 0,1 persen.
Dari segi popularitas, tokoh Islam yang masuk dalam daftar survei Alvara juga hanya seniman Rhoma Irama dan mantan Ketua Mahkamah Agung Mahfud Md. Akan tetapi, yang masuk dalam daftar kelayakan dan elektabilitas calon presiden hanya Mahfud Md.
Tingkat kelayakan Mahfud hanya 3,4 persen dan elektabilitasnya hanya 4 persen. "Kelompok kalangan menengah juga tidak terlalu primordial."
FRANSISCO ROSARIANS
=====
5
http://news.okezone.com/read/2013/09...res-terpopuler
![[Survei lagi] ALVARA: PDIP-Gerindra bersaing, Jokowi tempel Prabowo, Ical Ga Laku](https://dl.kaskus.id/image.metrotvnews.com/bank_images/actual/157557.jpg)
Quote:
Wiranto Masuk Empat Besar Capres Terpopuler
JAKARTA - Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengalahkan popularitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), sebagai calon kandidat presiden 2014.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo menempati peringkat pertama calon presiden terpopuler dengan dengan 92,4 persen, diikuti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie 90,2 persen dan diperingkat ketiga Ketua Umum PDIP Megawati dengan 82,5 persen.
"Sedangkan Wiranto berada diperingkat empat dengan 77,8 persen mengungguli Jokowi sebesar 70,5 persen," kata Hasanuddin peneliti lembaga survei Alvara, di Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Menurutnya, nama-nama tersebut merupakan tokoh lama yang masih mendominasi politik di Indonesia.
"Prabowo, Ical dan Mega merupakan tiga kandidat yang populer masih didominasi muka-muka lama, meski demikian Jokowi dan Dahlan Iskan sudah mulai naik ke papan atas," pungkasnya.
Survei Alvara tersebut dilakukan pada 15 Juli-23 Agustus 2013 dari 1,532 responden dengan 2,5 persen margin error. Survei dilakukan terhadap kelas menengah berpendidikan, pengetahuan sosial politik yang lebih baik dan senang bersosialisasi dengan wilayah survei di Jabodetabek, Medan, Surabaya, Makasar, Bandung dan Semarang. (ahm)
JAKARTA - Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengalahkan popularitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), sebagai calon kandidat presiden 2014.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo menempati peringkat pertama calon presiden terpopuler dengan dengan 92,4 persen, diikuti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie 90,2 persen dan diperingkat ketiga Ketua Umum PDIP Megawati dengan 82,5 persen.
"Sedangkan Wiranto berada diperingkat empat dengan 77,8 persen mengungguli Jokowi sebesar 70,5 persen," kata Hasanuddin peneliti lembaga survei Alvara, di Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Menurutnya, nama-nama tersebut merupakan tokoh lama yang masih mendominasi politik di Indonesia.
"Prabowo, Ical dan Mega merupakan tiga kandidat yang populer masih didominasi muka-muka lama, meski demikian Jokowi dan Dahlan Iskan sudah mulai naik ke papan atas," pungkasnya.
Survei Alvara tersebut dilakukan pada 15 Juli-23 Agustus 2013 dari 1,532 responden dengan 2,5 persen margin error. Survei dilakukan terhadap kelas menengah berpendidikan, pengetahuan sosial politik yang lebih baik dan senang bersosialisasi dengan wilayah survei di Jabodetabek, Medan, Surabaya, Makasar, Bandung dan Semarang. (ahm)
======
Semoga bisa menjadi masukan bagi semua partai.
0
2.7K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan