Jika Anda berpikir bahwa patung batu di atas benar-benar terbuat dari batu, maka Anda salah. Sebab patung pejuang berwarna hitam tersebut sebenarnya adalah manusia asli. Ya, patung yang biasa disebut dengan manusia patung atau manusia batu ini dapat dijumpai saat kita mengunjungi Museum Fatahilah yang terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta. Sosoknya yang berdiri di samping meriam membuatnya menjadi obyek foto favorit bagi para pengunjung. Patung tersebut berdiri tepat di lapangan depan Museum Fatahilah.

Lantas siapakah sosok patung batu tersebut?
Laki-laki tersebut bernama Idris. Sejak kehilangan pekerjaannya pada bulan Juni 2012, pria asal Tonggol, Bogor, ini terus berpikir untuk mencari profesi baru. Hingga suatu hari, Idris memutuskan untuk menggelar dagangannya di Museum Fatahilah. Namun saat ia sampai di sana, ia melihat sudah banyak sekali para pedagang yang mencari rejeki dan menjajakan berbagai macam barang di sekitar museum tersebut. Idris pun tak menyerah. Ia hanya duduk sambil memandangi kondisi sekitar museum. Saat itu pandangannya tertuju pada para pengunjung yang tengah asyik berfoto bersama meriam. Sebuah ide kreatif pun muncul. Ia berpikir mengapa bukan ia saja yang menjadi obyek foto bagi para pengunjung? Saat itu, ia hanya memiliki dua pilihan. Harus menjadi badut atau patung? Namun karena menurutnya badut sudah sangat biasa dijumpai, maka ia pun memutuskan untuk menjadi patung yang berdiri di dekat meriam.
Sejak tanggal 14 Juli 2012, Idris mulai menekuni profesi tersebut hampir setiap hari. Ayah satu anak ini biasa memulai pekerjaannya dari jam 12 siang hingga jam 6 sore. Sedangkan pada hari libur, ia mulai mematung sejak jam 8 pagi hingga jam 6 sore

Bagaimana ia bekerja?
Untuk memulai profesi barunya, Idris memerlukan modal pakaian petugas keamanan yang seluruh bagiannya di cat hitam. Setelah menggunakan kostumnya, idris kemudian melumuri wajahnya dengan cat khusus wajah, seperti body painting, berwarna hitam. Ia juga melengkapi penampilannya dengan sepeda dan senapan mainan berwarna hitam. Aksinya mampu memikat pengunjung untuk berfoto bersamanya.
Idris tidak memasang tarif khusus bagi pengunjung yang ingin berfoto dengannya. Dia hanya menyediakan keranjang bertuliskan “Manusia Batu” yang digunakan sebagai tempat uang. Dari pekerjaan uniknya tersebut, Idris mampu menghasilkan uang mulai dari 300 ribu hingga 1 juta rupiah setiap harinya

Mendirikan Komunitas Manusia Patung
Selain Idris, kini kawasan Kota Tua juga semakin diramaikan dengan kehadiran manusia patung lainnya yang memiliki karakter berbeda-beda. Ada yang mematung sebagai Noni Belanda, Si Pitung, Tentara Plastik, Bung Karno, Tentara Belanda bahkan vampir Cina. Mereka membentuk sebuah komunitas bernama Komunitas Manusia Patung Museum Fatahillah yang resmi dibentuk pada 1 April 2013. Komunitas itu terdiri dari sepuluh orang dan tidak akan pernah ditambah lagi kecuali jika ada anggotanya yang keluar.

Nih gan penampakan di sebelum beraksi