- Beranda
- Komunitas
- News
- Entrepreneur Corner
Mengenal Hambatan Dalam Networking
TS
entrepreneurfes
Mengenal Hambatan Dalam Networking
Quote:
Semakin banyak bukti kesuksesan dari pemanfaatan networking untuk mengembangkan dan mempromosikan bisnis. Namun masih ada banyak sekali orang yang, karena satu dan lain hal, masih menghindari networking. Banyak sekali pebisnis yang masih tidak menggunakan networking untuk mengembangkan bisnis, namun mengalokasikan dana begitu banyak pada pemasaran dan iklan, padahal networking memberikan hasil yang besar dari investasi dana yang jauh lebih kecil.
Ada empat alasan utama mengapa pebisnis terkesan menghindari keuntungan dari networking, menurut apa yang ada di lapangan:
1. Tidak percaya diri.
Ini adalah alasan paling umum yang menghalangi networking. Untuk beberapa orang, bayangan tentang berinteraksi dengan orang tak dikenal itu menakutkan, sedangkan faktor lainnya adalah gabungan dari kepercayaan diri yang rendah, malu, dan under-estimation tentang apa yang dapat mereka berikan. Lainnya takut akan penolakan.
Menyerah pada hal tersebut tidak baik untuk bisnis. Entrepreneur yang sukses tidaklah dihalangi oleh ketakutan atau kekhawatiran. Nyatanya, banyak orang membuktikan bahwa sekali mereka benar-benar terjun bertemu orang dengan networking, mereka tidak hanya membangun bisnis – tapi juga kegiatan yang menyenangkan.
2. Terlalu sibuk.
Tidak memiliki waktu untuk networking adalah alasan lainnya. Orang-orang tidak berfikir ada keuntungan mengorbankan hal lainnya untuk networking, atau sesederhana menganggap mereka tidak punya waktu untuk networking.
Namun menggunakan alasan ‘terlalu sibuk’ berarti mereka tidak memahami apa yang mereka ingin capai dengan networking. Ketika mereka mengalami bahwa keluar dari rutinitas ternyata bisa memperkaya pengalaman, mereka akan bisa mencari jalan untuk menyempatkannya.
3. Anda tidak sabar.
Seringkali orang tidak melakukan networking karena mengharapkan hasil yang cepat. Mereka menolak fakta bahwa networking berguna, karena mereka tidak melakukan follow up dengan orang yang mereka tuju dan tidak mendapatkan hasilnya. Mereka tidak sabar dan tidak memahami value dari menyempatkan membangun hubungan yang ternyata berguna. Terkadang networking tidak berhasil, karena mereka bertujuan untuk menutup deal, yang jelas berbanding terbalik dengan networking value yaitu untuk membangun kepercayaan dan hubungan terlebih dahulu.
Dewasa ini kita berada di dalam society yang terburu-buru – bahkan demanding – untuk hasil yang sesegera mungkin dari sebuah usaha. Networking bukanlah skema ‘get-rich-quick’. Usaha networking yang sukses lebih seperti bertani daripada berburu. Kita harus memupuk hubungan baik yang dapat menghasilkan dalam jangka panjang, dari tahun ke tahun.
4.Menganggap networking adalah selling.
Orang seringkali menghindari networking karena takut dimanfaatkan atau tidak ingin pitch penjualan mereka di dalam ruang penuh kompetisi.
Apa yang tidak mereka sadari adalah networking tidak seperti ‘cold-calling’. Bukanlah sesuatu yang anda lakukan untuk orang lain – melainkan hal yang anda lakukan dengan mereka. Juga merupakan sebuah percakapan yang melibatkan lebih dari sekedar mendengarkan. Jika kedua pihak mengecamkan itu baik-baik, masing-masing akan saling tertarik ketika mengenal satu sama lain. Ketertarikan ini yang mengarah pada kenyamanan, yang lantas menuju pada opportunities untuk memberikan referensi yang mengarah pada bisnis.
Ada empat alasan utama mengapa pebisnis terkesan menghindari keuntungan dari networking, menurut apa yang ada di lapangan:
1. Tidak percaya diri.
Ini adalah alasan paling umum yang menghalangi networking. Untuk beberapa orang, bayangan tentang berinteraksi dengan orang tak dikenal itu menakutkan, sedangkan faktor lainnya adalah gabungan dari kepercayaan diri yang rendah, malu, dan under-estimation tentang apa yang dapat mereka berikan. Lainnya takut akan penolakan.
Menyerah pada hal tersebut tidak baik untuk bisnis. Entrepreneur yang sukses tidaklah dihalangi oleh ketakutan atau kekhawatiran. Nyatanya, banyak orang membuktikan bahwa sekali mereka benar-benar terjun bertemu orang dengan networking, mereka tidak hanya membangun bisnis – tapi juga kegiatan yang menyenangkan.
2. Terlalu sibuk.
Tidak memiliki waktu untuk networking adalah alasan lainnya. Orang-orang tidak berfikir ada keuntungan mengorbankan hal lainnya untuk networking, atau sesederhana menganggap mereka tidak punya waktu untuk networking.
Namun menggunakan alasan ‘terlalu sibuk’ berarti mereka tidak memahami apa yang mereka ingin capai dengan networking. Ketika mereka mengalami bahwa keluar dari rutinitas ternyata bisa memperkaya pengalaman, mereka akan bisa mencari jalan untuk menyempatkannya.
3. Anda tidak sabar.
Seringkali orang tidak melakukan networking karena mengharapkan hasil yang cepat. Mereka menolak fakta bahwa networking berguna, karena mereka tidak melakukan follow up dengan orang yang mereka tuju dan tidak mendapatkan hasilnya. Mereka tidak sabar dan tidak memahami value dari menyempatkan membangun hubungan yang ternyata berguna. Terkadang networking tidak berhasil, karena mereka bertujuan untuk menutup deal, yang jelas berbanding terbalik dengan networking value yaitu untuk membangun kepercayaan dan hubungan terlebih dahulu.
Dewasa ini kita berada di dalam society yang terburu-buru – bahkan demanding – untuk hasil yang sesegera mungkin dari sebuah usaha. Networking bukanlah skema ‘get-rich-quick’. Usaha networking yang sukses lebih seperti bertani daripada berburu. Kita harus memupuk hubungan baik yang dapat menghasilkan dalam jangka panjang, dari tahun ke tahun.
4.Menganggap networking adalah selling.
Orang seringkali menghindari networking karena takut dimanfaatkan atau tidak ingin pitch penjualan mereka di dalam ruang penuh kompetisi.
Apa yang tidak mereka sadari adalah networking tidak seperti ‘cold-calling’. Bukanlah sesuatu yang anda lakukan untuk orang lain – melainkan hal yang anda lakukan dengan mereka. Juga merupakan sebuah percakapan yang melibatkan lebih dari sekedar mendengarkan. Jika kedua pihak mengecamkan itu baik-baik, masing-masing akan saling tertarik ketika mengenal satu sama lain. Ketertarikan ini yang mengarah pada kenyamanan, yang lantas menuju pada opportunities untuk memberikan referensi yang mengarah pada bisnis.
Written by Ivan Misner
Originally posted on Entrepreneur.com
Also seen on Entrepreneurfestival.co.id
0
2.4K
Kutip
0
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan