- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Di Hari Ulang Tahun SBY Pengrajin Tahu Tempe Mogok Berjualan


TS
chandrap
Di Hari Ulang Tahun SBY Pengrajin Tahu Tempe Mogok Berjualan
Quote:
Quote:

Liputan6.com, Jakarta : Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengancam akan menggelar aksi mogok produksi dan mogok berjualan terhitung mulai 9-11 September 2013. Aksi yang bertepatan dengan ulang tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyno tersebut merupakan buntut dari lonjakan harga kedelai baru-baru ini.
Ancaman mogok tersebut disampaikan Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin saat konferensi pers di Pusdiklat Perum Bulog. "Ini berdasarkan permintaan dan desakan dari pengrajin tahu tempe, maka kami akan melakukan aksi solidaritas ini. Kami tidak akan melakukan sweeping terhadap pelaku usaha tempe tahu, karena ini mereka yang minta," ujarnya di Jakarta, Minggu (1/9/2013).
Menurut Aip, keputusan tersebut diambil setelah rapat koordinasi yang dihadiri oleh pusat-pusat Kopti (Puskopti) di seluruh Indonesia sejak kemarin hingga hari ini di Gedung Bulog II Jakarta. Dijelaskannya, pengrajin tempe tahu sejak pertengahan Agustus 2013 banyak yang tidak produksi atau mengurangi produksi tempe tahu serta merumahkan para pekerjanya.
"Ini akbat dari tidak terkendalinya dan kenaikan harga yang tidak wajar. Kami berat hati lakukan mogok ini, ini agar supaya masyarakat juga tahu," lanjutnya.
Menanggapi jadwal aksi mogok yang bertepatan dengan hari ulang tahun Presiden SBY, Aip mengaku tidak tahu jika kedua hal tersebut pertepatan.
"Kami lakukan ini semata karena kalau kedelai ini tidak ada, maka mereka (pengrajin) tidak bisa produksi, otomatis juga tidak bisa makan, ini yang kami khawatirkan," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, para perajin juga meminta maaf dan berharap pengertian dari masyarakat. "Semua ini terpaksa kami lakukan. Kami juga mohon agar tidak ada tindakan anarkis," tandasnya.
Sumber
Ancaman mogok tersebut disampaikan Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin saat konferensi pers di Pusdiklat Perum Bulog. "Ini berdasarkan permintaan dan desakan dari pengrajin tahu tempe, maka kami akan melakukan aksi solidaritas ini. Kami tidak akan melakukan sweeping terhadap pelaku usaha tempe tahu, karena ini mereka yang minta," ujarnya di Jakarta, Minggu (1/9/2013).
Menurut Aip, keputusan tersebut diambil setelah rapat koordinasi yang dihadiri oleh pusat-pusat Kopti (Puskopti) di seluruh Indonesia sejak kemarin hingga hari ini di Gedung Bulog II Jakarta. Dijelaskannya, pengrajin tempe tahu sejak pertengahan Agustus 2013 banyak yang tidak produksi atau mengurangi produksi tempe tahu serta merumahkan para pekerjanya.
"Ini akbat dari tidak terkendalinya dan kenaikan harga yang tidak wajar. Kami berat hati lakukan mogok ini, ini agar supaya masyarakat juga tahu," lanjutnya.
Menanggapi jadwal aksi mogok yang bertepatan dengan hari ulang tahun Presiden SBY, Aip mengaku tidak tahu jika kedua hal tersebut pertepatan.
"Kami lakukan ini semata karena kalau kedelai ini tidak ada, maka mereka (pengrajin) tidak bisa produksi, otomatis juga tidak bisa makan, ini yang kami khawatirkan," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, para perajin juga meminta maaf dan berharap pengertian dari masyarakat. "Semua ini terpaksa kami lakukan. Kami juga mohon agar tidak ada tindakan anarkis," tandasnya.
Sumber
Quote:
9-11 September, Ribuan Perajin Tempe-Tahu Mogok Produksi
JAKARTA, KOMPAS.com — Ribuan perajin tempe dan tahu di Tanah Air bakal mogok pada 9-11 September 2013. Mereka menuntut Kementerian Perdagangan segera menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) Bulog dan Gakopindo (Gabungan Koperasi Tempe Tahu Seluruh Indonesia) agar kedua lembaga bisa mengimpor kedelai, dan bebas dari tekanan kartel kedelai.
Demikian disampaikan Ketua Umum Gapindo Aip Syaifudin, Minggu (1/9/2013). Selanjutnya, Gapindo atas nama ribuan perajin tempe tahu tersebut menuntut pemerintah mengembalikan tata niaga kedelai ke tangan Bulog.
"Sekarang sudah terbukti bahwa kartel importir kedelai tidak memiliki tanggung jawab sosial kepada para perajin tempe-tahu. Yang mereka pikir cuma untung meski dengan mencekik hidup para perajin tempe-tahu," tandas Aip.
Menurut dia, di era Presiden Soeharto, tata niaga kedelai dimonopoli Bulog. "Selama Bulog memonopoli tata niaga kedelai, harga kedelai, baik kedelai lokal maupun impor, stabil," ujar Aip.
Di era tersebut, para perajin tempe-tahu dan keluarga mereka sejahtera. Bahkan setelah menyelesaikan sekolah anak-anak mereka, sebagian besar keluarga para perajin tempe-tahu bisa membiayai pergi haji orangtua mereka. "Sekarang jangankan membiayai sekolah anak-anak, hidup sehari-hari sudah susah karena melambungnya harga kedelai impor yang membuat harga tempe melampaui ambang batas psikologi pembeli," tekan Aip.
Ia kecewa, janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa Indonesia bakal swasembada kedelai tahun depan kini jauh dari harapan. "Sekarang saja, 90 persen kebutuhan kedelai nasional berasal dari kedelai impor," ucap Aip.
Sumber
JAKARTA, KOMPAS.com — Ribuan perajin tempe dan tahu di Tanah Air bakal mogok pada 9-11 September 2013. Mereka menuntut Kementerian Perdagangan segera menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) Bulog dan Gakopindo (Gabungan Koperasi Tempe Tahu Seluruh Indonesia) agar kedua lembaga bisa mengimpor kedelai, dan bebas dari tekanan kartel kedelai.
Demikian disampaikan Ketua Umum Gapindo Aip Syaifudin, Minggu (1/9/2013). Selanjutnya, Gapindo atas nama ribuan perajin tempe tahu tersebut menuntut pemerintah mengembalikan tata niaga kedelai ke tangan Bulog.
"Sekarang sudah terbukti bahwa kartel importir kedelai tidak memiliki tanggung jawab sosial kepada para perajin tempe-tahu. Yang mereka pikir cuma untung meski dengan mencekik hidup para perajin tempe-tahu," tandas Aip.
Menurut dia, di era Presiden Soeharto, tata niaga kedelai dimonopoli Bulog. "Selama Bulog memonopoli tata niaga kedelai, harga kedelai, baik kedelai lokal maupun impor, stabil," ujar Aip.
Di era tersebut, para perajin tempe-tahu dan keluarga mereka sejahtera. Bahkan setelah menyelesaikan sekolah anak-anak mereka, sebagian besar keluarga para perajin tempe-tahu bisa membiayai pergi haji orangtua mereka. "Sekarang jangankan membiayai sekolah anak-anak, hidup sehari-hari sudah susah karena melambungnya harga kedelai impor yang membuat harga tempe melampaui ambang batas psikologi pembeli," tekan Aip.
Ia kecewa, janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa Indonesia bakal swasembada kedelai tahun depan kini jauh dari harapan. "Sekarang saja, 90 persen kebutuhan kedelai nasional berasal dari kedelai impor," ucap Aip.
Sumber
0
1.6K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan