Jakarta - Di tengah kontroversi usulan nama Jl Soeharto sebagai pengganti Jl Medan Merdeka Barat, Partai Golkar justru menyambut dengan gembira jika usulan itu benar-benar terealisasi. Itu akan menjadi kado istimewa bagi Golkar di ulang tahunnya yang ke 48.

"Saya rasa itu akan menjadi kado terbesar buat Golkar pada ulang tahun bulan Oktober nanti," kata Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Tantowi Yahya kepada detikcom, Minggu (1/8/2013).

Golkar sendiri juga akan menggelar Rapimnas pada bulan Oktober mendatang. Golkar menilai masyarakat terlalu terpaku pada sisi-sisi gelap rekam jejak Presiden RI yang dikenal dengan The Smiling General itu.

"Yang kontra terhadap usulan ini hanya melihat sisi-sisi negatif Pak Harto saja. Sementara sisi-sisi baik beliau tidak pernah diangkat. Sama seperti sisi-sisi baik Soekarno tidak pernah diangkat pada masa Orde Baru," tuturnya menanggapi pro-kontra yang berkembang merespon usulan ini.

"Golkar mendukung penuh," pungkasnya bersemangat.

Usulan nama Jalan Soeharto menggantikan Jalan Medan Merdeka Barat dimunculkan oleh Panitia 17, khususnya dari anggotanya, AM Fatwa. Gubernur DKI Joko Widodo sendiri setuju jika lebih baik fokus dulu ke perkara Jalan Bung Karno-Hatta.

"Kalau Bang Ali dan Pak Harto masih kontroversi saya kira kita fokus dulu pada Bung Karno dan Pak Hatta. Saya setuju kalau keempat-empatnya sekalian. Tapi kalau yang dua masih ramai, ya yang dua ini (Jalan Bung Karno dan Jalan Bung Hatta) gol dulu," tutur Jokowi, Jumat (30/8).

Panitia 17 menargetkan 10 November 2013 sebagai tanggal perubahan nama jalan di Lintas Merdeka. Pada tanggal itu, rencananya, Jalan Medan Merdeka Utara menjadi Jalan Bung Karno, dan Jalan Medan Merdeka Selatan menjadi Jalan Bung Hatta.

"Fokus kita 10 November itu dulu," ucap Sekretaris Panitia 17 Muhammad Yamin.

[url]http://news.detik..com/read/2013/09/01/104619/2346140/10/tantowi-jika-diresmikan-jl-soeharto-akan-jadi-kado-besar-hut-golkar?n991102605[/url]