roki.muqorrobinAvatar border
TS
roki.muqorrobin
Anak Pintar Vs Anak Bodoh: Ucapan Farhat Abbas di Mata Najwa
“Anak pintar gratis dan anak bodoh bayar.”
Benarkan ada kata- kata ini di wawancara Najwa kepada Farhat Abbas. Beberapa pertanyaan yang dilontarkan mbak Najwa memang sukses bikin om Farhat rancu sama jawaban sendiri.

Pernyataan diatas membuat saya bertanya apa dasarnya beliau mengatakan anak pintar gratis dan anak bodoh bayar?? Pintar dan bodoh dinilai dari mana? Apa parameter yang digunakan jika seorang anak dikatakan pintar/ bodoh? Nilai akademis? Motorik, psikomotor atau afektif? Hanya rentang angka 1- 10 bukan jaminan kepintaran/kebodohan anak.

Sepertinya beliau lupa, seorang Albert Einstein dikatakan bodoh ketika kecil toh nyatanya ilmuwan terbesar sepanjang sejarah. Tidak, saya meyakini tak ada anak bodoh dilahirkan di dunia ini. Semua bayi sama, tidak mengerti apa- apa. Anak memiliki kecerdasan masing- masing. Howard Gardner mengemukakan 8 kecerdasan ;
1. Kecerdasan Lingustik
2. Kecerdasan Logika Matematika
3. Kecerdasan Spasial
4. Kecerdasan Intrapersonal
5. Kecerdasan Interpersonal
6. Kecerdasan Musikal
7. Kecerdasan Kinestetik
8. Kecerdasan Naturalis

So, jika seorang anak memiliki nilai 3 di matematika tapi jago nyanyi dikatakan anak bodoh? Nggaklah, dapat dikatakan kecerdasan musikal anak lebih dominan ketimbang kecerdasan logika matematikanya.

Ada banyak teori tentang kecerdasan anak yang dikemukakan oleh pakar- pakar pendidikan dunia. Saya hanya mengambil salah satu teori Multiple Intelligencesnya Gardner saja. Orang tua, guru dan masyarakat pun harus tahu bukan zamannya lagi anak dicap bodoh! Hanya perlu lebih memahami dan memberi perhatian lebih kepada tumbuh kembang seorang anak.

Tetapi baiklah, ketika “anak pintar” dengan parameter yang beliau gunakan mendapatkan GRATIS Sekolah, bagaimana kalau si anak adalah keturunan konglomerat yang bisa keliling dunia, membeli pulau dimanapun dan si anak mendapat fasilitas belajar lengkap. Sedangkan di sisi lain ada seorang “anak bodoh”(sesuai parameter beliau), adalah anak dari keluarga tak mampu yang tidak dapat belajar karena harus bekerja menghidupi keluarga dan minim fasilitas belajar masih harus bayar sekolah. Bukankah tak adil jadinya konsep pendidikannya? parameter yang tak jelas serta kata- kata yang asal jeplak namanya padahal acara ditonton oleh rakyat Indonesia. Hee…

Berfikirlah sebelum berbicara dan bertindak seharusnya. Dan saya rasa rakyat Indonesia sudah lebih cerdas lah dalam memilih pemimpin yang tepat. ;-)
(ISL)
0
12.3K
139
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan