- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Komikus Indonesia GENERASI BARU sudah mulai menunjukkan taringnya!


TS
tolim
Komikus Indonesia GENERASI BARU sudah mulai menunjukkan taringnya!


Quote:
Budayakan komeng bermutu & 


Langsung ajah gan!
Spoiler for Sweta Kartika tidak sekadar bikin komik - 18 Agustus 2013:
Spoiler for Penampakan:

Quote:
Jakarta (ANTARA News) - Tawaran dari beberapa penerbit bisa jadi merupakan kesempatan emas yang harus segera disambar bagi sebagian komikus, tapi tidak demikian dengan Sweta Kartika.
Pria lulusan Desain Komunikasi Visual Insitut Teknologi Bandung itu memilih menolak tawaran empat penerbit untuk menerbitkan komiknya yang berjudul "Grey dan Jingga", komik daring secara berkala diunggah di Facebook.
Sweta punya rencana yang lebih besar, lebih dari sekadar menerbitkan komik karyanya menjadi buku.
Komikus yang bahkan telah membuat beberapa musik latar untuk kisah "Grey dan Jingga" itu ingin membuat tokoh-tokoh rekaannya mewujud dalam bentuk film live action.
Agar rencananya terlaksana dan sukses, dia ingin lebih dulu menjaring banyak pembaca dan menumbuhkan basis penggemar karya komiknya.
Dan langsung menyodorkan cerita komiknya ke penerbit, menurut dia, bukanlah tindakan yang tepat untuk mewujudkan rencananya.
"Saya sudah memikirkan rutenya. Saya tidak mau langsung ke penerbit. Saya ingin terbitkan dulu di majalah agar dibaca oleh semakin banyak orang karena majalah biasanya sudah punya massa sendiri," katanya kepada ANTARA News.
Menampilkan "Grey dan Jingga" di Facebook secara berkala merupakan sebuah proposal untuk meyakinkan majalah bahwa setiap episode cerita komiknya menarik ratusan komentar dari pembaca.
"Yang ada di Facebook itu baru proposal saya untuk nanti diajukan ke majalah-majalah, bahwa komik ini sudah punya follower sekian, dan sebagainya. Baru habis itu diterbitkan jadi komik," kata Sweta, ilustrator yang mewarisi darah seni dari ayahnya yang pandai menggambar.
Menurut Sweta, konsep yang matang merupakan salah faktor penting dalam pembuatan "Grey dan Jingga", yang diunggah ke media jejaring sosial setiap Senin dan Kamis.
"Komik bersambung itu harus punya konsistensi cetak biru agak ceritanya tidak melebar kemana-mana. Dari awal harus tahu tujuannya kemana. Tanpa ada perencanaan, untuk disiplin menerbitkan komik berkala juga susah," katanya.
Pria lulusan Desain Komunikasi Visual Insitut Teknologi Bandung itu memilih menolak tawaran empat penerbit untuk menerbitkan komiknya yang berjudul "Grey dan Jingga", komik daring secara berkala diunggah di Facebook.
Sweta punya rencana yang lebih besar, lebih dari sekadar menerbitkan komik karyanya menjadi buku.
Komikus yang bahkan telah membuat beberapa musik latar untuk kisah "Grey dan Jingga" itu ingin membuat tokoh-tokoh rekaannya mewujud dalam bentuk film live action.
Agar rencananya terlaksana dan sukses, dia ingin lebih dulu menjaring banyak pembaca dan menumbuhkan basis penggemar karya komiknya.
Dan langsung menyodorkan cerita komiknya ke penerbit, menurut dia, bukanlah tindakan yang tepat untuk mewujudkan rencananya.
"Saya sudah memikirkan rutenya. Saya tidak mau langsung ke penerbit. Saya ingin terbitkan dulu di majalah agar dibaca oleh semakin banyak orang karena majalah biasanya sudah punya massa sendiri," katanya kepada ANTARA News.
Menampilkan "Grey dan Jingga" di Facebook secara berkala merupakan sebuah proposal untuk meyakinkan majalah bahwa setiap episode cerita komiknya menarik ratusan komentar dari pembaca.
"Yang ada di Facebook itu baru proposal saya untuk nanti diajukan ke majalah-majalah, bahwa komik ini sudah punya follower sekian, dan sebagainya. Baru habis itu diterbitkan jadi komik," kata Sweta, ilustrator yang mewarisi darah seni dari ayahnya yang pandai menggambar.
Menurut Sweta, konsep yang matang merupakan salah faktor penting dalam pembuatan "Grey dan Jingga", yang diunggah ke media jejaring sosial setiap Senin dan Kamis.
"Komik bersambung itu harus punya konsistensi cetak biru agak ceritanya tidak melebar kemana-mana. Dari awal harus tahu tujuannya kemana. Tanpa ada perencanaan, untuk disiplin menerbitkan komik berkala juga susah," katanya.
Mengangkat Seni Tradisi
Quote:
Di luar kesibukannya mengerjakan "Grey dan Jingga", pria yang lahir di Kebumen tanggal 14 April 1986 silam itu menggarap Intellectual Property (IP) budaya tradisional.
Menurut penuturannya, membuat IP tidak bisa terburu-buru karena butuh konsep yang sangat matang.
Dia menyebut karya J.R.R Tolkien, "Lord of The Rings" yang tenar dalam berbagai bentuk medium termasuk novel dan film sebagai contoh.
"Dia tidak hanya membuat LOTR, dia juga bikin Hobbit, novelnya, membuat bahasanya juga. Untuk membuat hal seperti itu butuh konsep yang digodok dalam waktu panjang," jelas komikus yang ada di balik karya "Wanara" itu.
Bagi ilustrator yang melanjutkan pendidikan pascasarjana di jurusan Teknologi Media Dijital dan Game ITB itu komik hanyalah salah satu bagian dari upayanya mempopulerkan budaya tradisional.
"Komik itu hanya servis produk, harus lebih besar dari itu. Istilahnya untuk meracuni penduduk desa, langsung dari mata airnya, bukan satu-satu diracuni," kata Sweta, yang bersama teman-temannya membangun Wanara Studio, studio ilustrasi dan desain berbasis desain visual tradisi Nusantara.
Menurut penuturannya, membuat IP tidak bisa terburu-buru karena butuh konsep yang sangat matang.
Dia menyebut karya J.R.R Tolkien, "Lord of The Rings" yang tenar dalam berbagai bentuk medium termasuk novel dan film sebagai contoh.
"Dia tidak hanya membuat LOTR, dia juga bikin Hobbit, novelnya, membuat bahasanya juga. Untuk membuat hal seperti itu butuh konsep yang digodok dalam waktu panjang," jelas komikus yang ada di balik karya "Wanara" itu.
Bagi ilustrator yang melanjutkan pendidikan pascasarjana di jurusan Teknologi Media Dijital dan Game ITB itu komik hanyalah salah satu bagian dari upayanya mempopulerkan budaya tradisional.
"Komik itu hanya servis produk, harus lebih besar dari itu. Istilahnya untuk meracuni penduduk desa, langsung dari mata airnya, bukan satu-satu diracuni," kata Sweta, yang bersama teman-temannya membangun Wanara Studio, studio ilustrasi dan desain berbasis desain visual tradisi Nusantara.
REPOOBLYQ QDJY
Quote:
Saat ini Sweta dan kawan-kawannya juga sedang mengembangkan REPOOBLYQ QDJY (Baca: Republik Keji) untuk menjadi kekayaan intelektual.
Proyek yang disebutnya "serius tapi main-main, main-main tapi serius" itu merupakan kelompok kabinet virtual yang dipimpin oleh tokoh fiktif berkepala kotak bernama PRESYDEN QDJY, karakter yang berkuasa di dunia maya termasuk Facebook dan Twitter.
Melalui akun-akun tersebut, PRESYDEN QDJY seringkali menulis dan membuat hal-hal nyeleneh yang kreatif dalam bahasa QDJY.
Sweta mengatakan, Bahasa QDJY adalah sistem komunikasi dengan cara penulisan yang sudah ditentukan.
Inspirasinya berasal dari banyak hal, termasuk ejaan Bahasa Indonesia jaman dulu yang belum disempurnakan.
Cara menulis yang unik itu sempat dianggap serupa dengan bahasa alay oleh sejumlah orang-orang awam, tapi Sweta menegaskan bahwa REPOOBLYQ QDJY adalah sebaliknya.
"Justru kita melawan budaya alay. Kalau orang menyerang QDJY itu susah, karena mereka harus mempelajari budaya dulu. Tapi banyak yang sebelum membenci jadi jatuh cinta duluan," tukasnya.
Untuk memudahkan orang memahami bahasa QDJY, ada kamus khusus tentang cara penulisan yang benar ala republik virtual tersebut.
Ada juga "masyarakat" (penggemar QDJY) yang membuat sistem penerjemahan bahasa QDJY ke bahasa Indonesia tanpa diminta.
Sweta, yang menjadi wakil presiden dan menteri propaganda, bertugas memperkenalkan karakter tersebut di media berbeda, termasuk dalam komik "Wanara" buatannya.
"Saya memasukkannya ke banyak lini sehingga orang notice pada QDJY, untuk membangun acknowledgment," katanya.
"Ke depannya, saya ingin QDJY tidak hanya menjadi karakter, tapi bisa jadi produk Intellectual Property yang solid. Jadi komik bisa, jadi budaya bisa," imbuhnya.
Proyek yang disebutnya "serius tapi main-main, main-main tapi serius" itu merupakan kelompok kabinet virtual yang dipimpin oleh tokoh fiktif berkepala kotak bernama PRESYDEN QDJY, karakter yang berkuasa di dunia maya termasuk Facebook dan Twitter.
Melalui akun-akun tersebut, PRESYDEN QDJY seringkali menulis dan membuat hal-hal nyeleneh yang kreatif dalam bahasa QDJY.
Sweta mengatakan, Bahasa QDJY adalah sistem komunikasi dengan cara penulisan yang sudah ditentukan.
Inspirasinya berasal dari banyak hal, termasuk ejaan Bahasa Indonesia jaman dulu yang belum disempurnakan.
Cara menulis yang unik itu sempat dianggap serupa dengan bahasa alay oleh sejumlah orang-orang awam, tapi Sweta menegaskan bahwa REPOOBLYQ QDJY adalah sebaliknya.
"Justru kita melawan budaya alay. Kalau orang menyerang QDJY itu susah, karena mereka harus mempelajari budaya dulu. Tapi banyak yang sebelum membenci jadi jatuh cinta duluan," tukasnya.
Untuk memudahkan orang memahami bahasa QDJY, ada kamus khusus tentang cara penulisan yang benar ala republik virtual tersebut.
Ada juga "masyarakat" (penggemar QDJY) yang membuat sistem penerjemahan bahasa QDJY ke bahasa Indonesia tanpa diminta.
Sweta, yang menjadi wakil presiden dan menteri propaganda, bertugas memperkenalkan karakter tersebut di media berbeda, termasuk dalam komik "Wanara" buatannya.
"Saya memasukkannya ke banyak lini sehingga orang notice pada QDJY, untuk membangun acknowledgment," katanya.
"Ke depannya, saya ingin QDJY tidak hanya menjadi karakter, tapi bisa jadi produk Intellectual Property yang solid. Jadi komik bisa, jadi budaya bisa," imbuhnya.
Spoiler for Bangga! Alex Irzaqi Asal Gresik Menang Lomba Komik Internasional - 26 Agustus 2013:
Spoiler for Penampakan:

Quote:
Jakarta - Sesekali perhatikan deretan buku-buku komik di toko-toko buku. Yang pasti kita akan melihat anak-anak muda, kecil hingga remaja, bahkan tak jarang dewasa asyik membaca dan memilih manga atawa komik yang sepertinya berasal dari Jepang.
Quote:
Yakin berasal dari Jepang? Nanti dulu. Ya, memang pecinta manga yang ada saat ini adalah generasi kesekian yang muncul setelah masyarakat Indonesia berkenalan dengan komik Doraemon, Candy Candy, Detective Conan dan Kungfu Boy.
Manga generasi awal itu, tak bisa dipungkiri ikut menjadi bagian dari sejarah berkembangnya manga di Indonesia. Setelahnya, banyak bermunculan komik beraliran Jepang, yang sebelumnya dipengaruhi oleh gaya Eropa dan Amerika seperti Tin Tin dan Donald Bebek.
Manga generasi awal itu, tak bisa dipungkiri ikut menjadi bagian dari sejarah berkembangnya manga di Indonesia. Setelahnya, banyak bermunculan komik beraliran Jepang, yang sebelumnya dipengaruhi oleh gaya Eropa dan Amerika seperti Tin Tin dan Donald Bebek.
Quote:
Tapi kini, sebenarnya diantara manga yang dipasarkan tidak semuanya impor dari Jepang. Beberapa diantaranya adalah karya anak negeri sendiri. Pada awalnya mereka memang mengunakan nama yang ke-Jepang-jepangan. Misalnya saja Anzu Hizawa, yang tahun 2000-an dengan manga berjudul Magic of Love yang terkenal hingga sekarang ini.
Setelah Anzu, banyak mangaka asal Indonesia yang meniru gaya komik aliran Jepang dan mendapatkan prestasi membanggakan di dunia internasional. Oleh karena itu, detikHot mencoba merangkumnya dalam serba serbi kiprah para komikus manga.
Setelah Anzu, banyak mangaka asal Indonesia yang meniru gaya komik aliran Jepang dan mendapatkan prestasi membanggakan di dunia internasional. Oleh karena itu, detikHot mencoba merangkumnya dalam serba serbi kiprah para komikus manga.
Alex Irzaqi
Quote:
Alex Irzaqi, 27 tahun, mengatakan cintanya pada komik sebenarnya adalah akibat ulah ibunya sendiri. Sejak masih di Sekolah Dasar, setiap hari ia selalu 'diberi makan' komik. Kala itu, tren komik Jepang atau disebut manga di era 1990 begitu kuatnya. Ia pun diberikan komik Dragon Ball karya Akira Toriyama.
"Dari sanalah, sekarang ini saya jadi komikus, ibaratnya you are what you eat," katanya melalui surat elektronik kepada detikHOT Selasa (20/8/2013).
"Dari sanalah, sekarang ini saya jadi komikus, ibaratnya you are what you eat," katanya melalui surat elektronik kepada detikHOT Selasa (20/8/2013).
Quote:
Ia pun mengaku tak pernah ikut kursus menggambar apalagi memenangkan lomba. Keluarganya pun tak punya darah seni. Pelajarannya didapatkan dari hasil otodidak, corat coret asal.
Serta karena komik Dragon Ball, semangat Alex belajar komik manga tak pernah surut. Secara karakteristik, seni menggambar manga yang digelutinya masuk ke dalam karakter garis keras.
"Jenis yang keras, aksi, dinamis, berantakan, banyak gelutnya, cadas, dan brutal," katanya. Karakter keras inilah yang diartikan keras secara emosi dalam tiap tarikan garisnya.
Serta karena komik Dragon Ball, semangat Alex belajar komik manga tak pernah surut. Secara karakteristik, seni menggambar manga yang digelutinya masuk ke dalam karakter garis keras.
"Jenis yang keras, aksi, dinamis, berantakan, banyak gelutnya, cadas, dan brutal," katanya. Karakter keras inilah yang diartikan keras secara emosi dalam tiap tarikan garisnya.
Penghargaan
Quote:
Pria asal Gresik, Jawa Timur ini bulan lalu berhasil memenangkan penghargaan tertinggi The Winner Award dalam lomba Silent Manga Audition, yang diselenggarakan majalah manga Jepang Comic Zenon. Ia bersaing dengan komikus asal Thailand, Prema-Ja.
Alex pun mendapatkan hadiah senilai 500.000 yen atau Rp 54 juta. Sebanyak 504 kontestan dari 54 negara bersaing memperebutkan 26 penghargaan. Indonesia mendapatkan sembilan penghargaan.
Hasil karya Alex berjudul 'Excuse Me' akan diterbitkan di majalah manga tersebut. "Ini karena teman yang lain ikut, saya jadi ikut. Rame-rame itu asyik."
Meski tema lomba adalah Love Letter (surat cinta) dan tak boleh tanpa dialog, ia berhasil membuatnya tanpa hambatan.
"Aslinya, saya enggak pandai bikin komik cinta-cintaan. Untungnya ada teman masih SMA dan diskusi jalan cerita. Saya mulai dari sketsa, story board, hingga finishing," katanya.
Alex pun mendapatkan hadiah senilai 500.000 yen atau Rp 54 juta. Sebanyak 504 kontestan dari 54 negara bersaing memperebutkan 26 penghargaan. Indonesia mendapatkan sembilan penghargaan.
Hasil karya Alex berjudul 'Excuse Me' akan diterbitkan di majalah manga tersebut. "Ini karena teman yang lain ikut, saya jadi ikut. Rame-rame itu asyik."
Meski tema lomba adalah Love Letter (surat cinta) dan tak boleh tanpa dialog, ia berhasil membuatnya tanpa hambatan.
"Aslinya, saya enggak pandai bikin komik cinta-cintaan. Untungnya ada teman masih SMA dan diskusi jalan cerita. Saya mulai dari sketsa, story board, hingga finishing," katanya.
Komik lainnya
Quote:
Selain 'Excuse Me', lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung ini sudah menerbitkan karya sebelumnya. Karya pertamanya diterbitkan di bawah label Koloni M&C Gramedia Group berjudul 'Dharmasaputra Winehsuka' di akhir 2010 lalu.
Serta dua komik yang tayang secara online sejak 2011. Di antaranya, serial berjudul 'Carakan' yang masih berjalan hingga kini di situs komikoo.com yang sudah sampai bab ketiga. Karya ketiganya bertajuk 'Raibarong' yang mengudara di makko.co dan sudah mencapai 10 episode.
Selama karir yang masih sejengkal ini, Alex memiliki saran bagi para komikus muda. "Cepetan keluarin komiknya. Jangan kelamaan, enggak usah banyak mikir. Yang penting jadi! Kalau hasilnya jelek, bikin saja lagi. Buruan hajar, sudah ditunggu pembaca. Ha..ha..ha..."
Serta dua komik yang tayang secara online sejak 2011. Di antaranya, serial berjudul 'Carakan' yang masih berjalan hingga kini di situs komikoo.com yang sudah sampai bab ketiga. Karya ketiganya bertajuk 'Raibarong' yang mengudara di makko.co dan sudah mencapai 10 episode.
Selama karir yang masih sejengkal ini, Alex memiliki saran bagi para komikus muda. "Cepetan keluarin komiknya. Jangan kelamaan, enggak usah banyak mikir. Yang penting jadi! Kalau hasilnya jelek, bikin saja lagi. Buruan hajar, sudah ditunggu pembaca. Ha..ha..ha..."
Quote:
Nih untuk yang penasaran dengan karya-karya para anak bangsa ini dapat dilihat secara gratis di:
MAKKO
MAKKO
Dan apabila berkenan dapat berikan


Tidak lupa yah gan untuk




Bisa nih dikunjungi trit lain ane
Spoiler for SUMBER:
BONUS di #3
Diubah oleh tolim 28-08-2013 13:36
0
5.6K
Kutip
43
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan