nicelinAvatar border
TS
nicelin
Takdir - Part 1
Quote:



‘Sudah lama aku tidak bertemu dengan dia. Penyakit yang diderita dia yang memisahkan kita. Aku ingin sekali melihatnya. Aku merindukannya. Boby ku sayang’ Saskia berkata didalam hati. Saskia adalah dokter muda yang cantik. Berumur 25 tahun sudah mempunyai gelar doktor. Dia sangat tekun menjalani kehidupannya sekarang. Seorang wanita yang optimis dan ambisius.
Suster datang menghampiri saskia dengan tergesa – gesa. “Dokter Saskia, ada seorang pasien yang membutuhkan bantuan anda sekrang. Pasien ini kritis.” Saskia langsung pergi bersama suster menemui pasien itu.


Setelah selesai menangani pasien, Saskia bertemu dengan keluarga pasien. “Bagaimana dok keadaan anak saya??? Apa dia baik – baik saja??” seorang ibu menghampiri Saskia. “Ibu, mari ikut saya, akan saya jelaskan keadaan anak ibu.” Jelas Saskia.
Saskia membawa ibu itu keruangnya. “Anak ibu terkena penyakit tifus. Dia harus dirawat di sini selama 4 minggu.” Saskia menjelaskan. “Baiklah dok, berikan yang terbaik untuk anak saya. Saya ingin dia sembuh.” Minta ibu itu. “Saya akan usahakan.”


Saskia pulang ke rumah. Dia duduk di dekat jendela. Memikirkan seseorang lagi. ‘ya Tuhan, aku merindukan Boby. Aku ingin bertemu dengan dia. Pertemukan kami Tuhan. Aku mohon. Aku mencitainya.’ Dan tidak disangka, Saskia menangis. Dan air matanya mengalir bersamaan dengan hujan turun. Boby adalah kekasih Saskia. Boby pergi meninggalkan Saskia karna Boby sakit liver dan harus pergi melakukan check up ke Singapura. Sejak saat itu, Saskia berjanji akan menjadi dokter hebat dan menyembuhkan Boby.


Keesokan harinya. “Dok, ada seorang pasien yang membutuhkan anda segera!” kata suster menghampiri Saskia yang sedang duduk di kantornya.
Saat sampai pada ruang UGD. Saskia melihat pasien berlumuran darah. “dok, pasien ini kecelakaaan. Kita butuh penanganan segera.” Kata seorang suster yang bersama dengan Saskia.
‘Astaga. Ini kan, ibu anak yang tekena tifus kemarin.’ Saskia kaget. “Ibu, ibu tenang ya. Saya akan menangani ibu segera. Ibu harus bersabar.” Kata Saskia. Ibu itu, berbicara dengan Saskia, dengan suara serak dan terbata – bata. “Dok, saya … tahu. Saya tidak akan bertahan lama. Saya mohon. Rawatlah anak saya. Jadikan dia … seorang dokter seperti anda. Dia … mempunyai … cita…cita… menjadi dokter.” Tepat setelah ibu itu mengatakan kata – kata itu, mesin detak jantung mengeluarkan suara datar “tttiiiiiitttt…..” Ibu itu telah mengeluarkan nafas terakhir.
“Dokter, dia sudah meninggal.” Kata suster. Saskia hanya terdiam. Lalu dia perlahan – lahan keluar ruangan dengan masih terdiam. Didepan pintu ruang UGD. Dia terpaku diam. ‘Bagaimana aku bisa mengatakan semua ini kepada anak itu? Astaga, Ya Tuhan. Aku tidak sanggup.’ Saskia berkata dalam hati dan menangis.


************** To be Continue ***********************
Diubah oleh nicelin 13-04-2014 08:02
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
889
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan