- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
FPI : Waspada Sekolah Pilog "Abal - Abal"


TS
boeladiegh
FPI : Waspada Sekolah Pilog "Abal - Abal"
Spoiler for Repost:

Quote:
Federasi Pilot Indonesia (FPI) menghimbau kepada orangtua yang ingin menyekolahkan putra-putrinya dalam pendidikan sekolah pilot untuk berhati-hati dalam memilih sekolah pilot.
Selama ini, FPI cukup banyak mendapat keluhan dan pengaduan tentang para siswa yang alami masalah saat mengikuti pendidikan pilot. Keluhan tersebut diantaranya tidak tepat waktunya penyelesaian pendidikan, siswa yang ditelantarkan selama pendidikan, tingginya hidden cost atau biaya yang tidak terduga.
"Himbauan tersebut bukan berarti FPI menghambat putra-putri Indonesia untuk sekolah pilot di dalam maupun luar negeri, namun orangtua hendaknya lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih sekolah pilot," kata presiden FPI, Kapten Hasfrinsyah, Senin (26/8).
"Lebih ironis lagi setelah membayar lunas uang tunai uang pendidikan, paket yang ditawarkan ternyata tidak ada progress atau belajar secara kontinyu," ujar Hasfrinsyah.
Bagi FPI, keluhan orangtua yang didapatkan merupakan masalah yang cukup serius dan harus mendapat tanggapan dari pihak terkait untuk menyelesaikannya secara tuntas.
Menurut Hasfrinsyah, saat ini sudah ada sebanyak 18 sekolah pilot di Indonesia. Seluruhnya dikontrol oleh kementerian perhubungan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) bersama FPI.
Mengingat banyaknya keluhan yang masuk, BPSDN Kemenhub dan FPI akan segera ambil tindakan bersama dan menyelesaikan masalah yang terjadi.
Pengawasan yang lebih ketat juga akan dilakukan, meliputi penertiban sekolah penerbangan yang tidak sesuai standar seperti sekolah penerbangan yang memiliki siswa tetapi hanya diberikan pelatihan di darat saja tanpa latihan terbang.
Ketua perwakilan orangtua siswa Indonesia eks-Aviatour Flight School, Kapten OS Samson, menjelaskan, sudah banyak orangtua siswa sekolah pilot yang keluarkan biaya sangat besar. Namun, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
"Bukan karena putra-putri kami yang tidak serius belajar. Namun justru disebabkan manajemen sekolah pilot yang tidak profesional," kata Samson.
Oleh sebeb itu, perwakilan orangtua siswa sekolah pilot juga menghimbau agar berhati-hati dalam memilih sekolah pilot. Utamanya, sekolah pilot luar negeri yang tidak mempunyai perwakilan badan hukum di Indonesia.
Dijelaskan, biasanya sekolah pilot yang tidak sesuai standar hanya memakai virtual office, serta memasang telepon mobile milik oknum tertentu.
"Juga hendaknya tidak begitu saja percaya dengan melihat brosur sekolah penerbang, iklan di media cetak, internet atau dunia maya, termasuk tayangan di media Youtube," ucapnya.
Samson menyarankan, bila memungkinkan, sebaiknya calon siswa maupun orangtuanya datang dan mengunjungi langsung fasilitas sekolah penerbang yang diinginkan. Pengecekan fasilitas juga sekaligus pembuktian rekomendasi dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) dan FPI. TKP
Selama ini, FPI cukup banyak mendapat keluhan dan pengaduan tentang para siswa yang alami masalah saat mengikuti pendidikan pilot. Keluhan tersebut diantaranya tidak tepat waktunya penyelesaian pendidikan, siswa yang ditelantarkan selama pendidikan, tingginya hidden cost atau biaya yang tidak terduga.
"Himbauan tersebut bukan berarti FPI menghambat putra-putri Indonesia untuk sekolah pilot di dalam maupun luar negeri, namun orangtua hendaknya lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih sekolah pilot," kata presiden FPI, Kapten Hasfrinsyah, Senin (26/8).
"Lebih ironis lagi setelah membayar lunas uang tunai uang pendidikan, paket yang ditawarkan ternyata tidak ada progress atau belajar secara kontinyu," ujar Hasfrinsyah.
Bagi FPI, keluhan orangtua yang didapatkan merupakan masalah yang cukup serius dan harus mendapat tanggapan dari pihak terkait untuk menyelesaikannya secara tuntas.
Menurut Hasfrinsyah, saat ini sudah ada sebanyak 18 sekolah pilot di Indonesia. Seluruhnya dikontrol oleh kementerian perhubungan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) bersama FPI.
Mengingat banyaknya keluhan yang masuk, BPSDN Kemenhub dan FPI akan segera ambil tindakan bersama dan menyelesaikan masalah yang terjadi.
Pengawasan yang lebih ketat juga akan dilakukan, meliputi penertiban sekolah penerbangan yang tidak sesuai standar seperti sekolah penerbangan yang memiliki siswa tetapi hanya diberikan pelatihan di darat saja tanpa latihan terbang.
Ketua perwakilan orangtua siswa Indonesia eks-Aviatour Flight School, Kapten OS Samson, menjelaskan, sudah banyak orangtua siswa sekolah pilot yang keluarkan biaya sangat besar. Namun, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
"Bukan karena putra-putri kami yang tidak serius belajar. Namun justru disebabkan manajemen sekolah pilot yang tidak profesional," kata Samson.
Oleh sebeb itu, perwakilan orangtua siswa sekolah pilot juga menghimbau agar berhati-hati dalam memilih sekolah pilot. Utamanya, sekolah pilot luar negeri yang tidak mempunyai perwakilan badan hukum di Indonesia.
Dijelaskan, biasanya sekolah pilot yang tidak sesuai standar hanya memakai virtual office, serta memasang telepon mobile milik oknum tertentu.
"Juga hendaknya tidak begitu saja percaya dengan melihat brosur sekolah penerbang, iklan di media cetak, internet atau dunia maya, termasuk tayangan di media Youtube," ucapnya.
Samson menyarankan, bila memungkinkan, sebaiknya calon siswa maupun orangtuanya datang dan mengunjungi langsung fasilitas sekolah penerbang yang diinginkan. Pengecekan fasilitas juga sekaligus pembuktian rekomendasi dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) dan FPI. TKP
Sekolahnya abal-abal, pas jadi pilot juga bisa abal-abal akhrinya nganterin ke lubang kubur

Diubah oleh boeladiegh 27-08-2013 09:28
0
2.6K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan