SKH Metro Banjar, Jum'at, 23 Agustus 2013 memuat berita utama tentang Nahi (40 tahun) pengemis yang selama ini menjalani profesinya dengan cara mengesot di Jalan Raya Ahmad Yani Banjarmasin Banjarbaru Pulang Pergi.

Ternyata Nahi bukanlah pengemis invalid sungguhan, tetapi pengemis invalid palsu. Setelah digertak oleh Kasie Operasional Satpol PP Banjarbaru Bapak Fitriyadi, Nahi terpaksa berdiri dan berjalan, tidak lagi berpura-pura lumpuh sebagaimana yang dilakoninya selama ini.

Diduga, sejak itu tamatlah profesi Nahi sebagai pengemis ngesot, karena orang tentunya tidak akan memberinya sedekah lagi, padahal dari profesi ini Nahi setiap hari meraup penghasilan empat ratusan ribu. Ketika ditangkap dalam razia pengemis di SPBU Coco Banjarbaru ia kedapatan membawa uang Rp. 453.000,- (padahal ia baru mengesot setengah hari).

Bayangkan, pendapatan seorang pengemis saja Rp. 450.000,- per hari. Wajar jika profesi ini banyak menarik minat banyak orang untuk menjalaninya, terutama sekali oleh para pendatang. Tidak seperti warga lokal, para pendatang tidak perlu takut kepergok tetangga, karib kerabat, atau kenalan.