- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
FPI Konvoi di Jalanan Jakarta Saat Ulang Tahun
TS
smart70again
FPI Konvoi di Jalanan Jakarta Saat Ulang Tahun
Spoiler for berita gan:
Ribuan anggota Fron Pembela Islam, atau yang dikenal dengan sebutan FPI, akan turun ke jalan untuk meramaikan milad atau hari ulang tahun Front Pembela Islam pada Minggu 25 Agustus 2013. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan pihaknya telah mendapatkan laporan akan adanya konvoi ribuan anggota organisasi pimpinan Habib Rizieq Syihab itu.
"Untuk massa yang turun dalam milad diperkirakan 2-3 ribu orang. Sementara untuk pengamanannya, kami menurunkan 540 personel gabungan," ujar Rikwanto, Jumat 23 Agustus 2013. Kegiatan milad ini, kata Rikwanto akan diselenggarakan di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat. Acara akan berlangsung mulai pukul 04.45 pagi, diawali dengan salat subuh berjamaah serta zikir dan munajat bersama.
"Selain itu, mereka juga berencana melakukan pawai/konvoi kendaraan yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Acara ini juga sudah mendapatkan izin dari Mabes Polri dan Intelkam Polda Metro Jaya," kata Rikwanto. Rute pawai atau konvoi milad ini di mulai dari Jalan Petamburan III - Jalan Ks Tubun - Slipi - Jalan Gatot Soebroto - Jalan MT Haryono - Jalan Otista - Jalan Matraman - Senen - Jalan Gunung Sahari - Mangga Besar - Hayam Wuruk - Harmoni - Duta Merlin - Rumah Sakit Tarakan - Tomang - S. Parman - Slipi dan kembali ke Petamburan III.
FPI sendiri dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama, Mubaligh dan Aktivis Muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek. Pendirian organisasi ini hanya empat bulan setelah Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, karena pada saat pemerintahan orde baru presiden tidak mentoleransi tindakan ekstrimis dalam bentuk apapun. FPI pun berdiri dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam di negara sekuler, namun anehnya bahwa FPI merupakan ormas bentukan dari Mantan Panglima TNI Wiranto, yang notabanenya ialah tangan kanan Presiden Soeharto. selama perjalanan FPI di Indonesia, tak lepas dari berbagai Kontroversi yang terjadi.namun tidak semua yang dilakukan oleh FPI bernada Negatif,
berikut hasil rangkuman ane gan, seputar sepak terjang FPI dalam menjalankan sistem keorganisasiannya di Indonesia:
"Untuk massa yang turun dalam milad diperkirakan 2-3 ribu orang. Sementara untuk pengamanannya, kami menurunkan 540 personel gabungan," ujar Rikwanto, Jumat 23 Agustus 2013. Kegiatan milad ini, kata Rikwanto akan diselenggarakan di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat. Acara akan berlangsung mulai pukul 04.45 pagi, diawali dengan salat subuh berjamaah serta zikir dan munajat bersama.
"Selain itu, mereka juga berencana melakukan pawai/konvoi kendaraan yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Acara ini juga sudah mendapatkan izin dari Mabes Polri dan Intelkam Polda Metro Jaya," kata Rikwanto. Rute pawai atau konvoi milad ini di mulai dari Jalan Petamburan III - Jalan Ks Tubun - Slipi - Jalan Gatot Soebroto - Jalan MT Haryono - Jalan Otista - Jalan Matraman - Senen - Jalan Gunung Sahari - Mangga Besar - Hayam Wuruk - Harmoni - Duta Merlin - Rumah Sakit Tarakan - Tomang - S. Parman - Slipi dan kembali ke Petamburan III.
FPI sendiri dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama, Mubaligh dan Aktivis Muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek. Pendirian organisasi ini hanya empat bulan setelah Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, karena pada saat pemerintahan orde baru presiden tidak mentoleransi tindakan ekstrimis dalam bentuk apapun. FPI pun berdiri dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam di negara sekuler, namun anehnya bahwa FPI merupakan ormas bentukan dari Mantan Panglima TNI Wiranto, yang notabanenya ialah tangan kanan Presiden Soeharto. selama perjalanan FPI di Indonesia, tak lepas dari berbagai Kontroversi yang terjadi.namun tidak semua yang dilakukan oleh FPI bernada Negatif,
berikut hasil rangkuman ane gan, seputar sepak terjang FPI dalam menjalankan sistem keorganisasiannya di Indonesia:
Spoiler for Latar belakang pendirian FPI::
Adanya penderitaan panjang ummat Islam di Indonesia karena lemahnya kontrol sosial penguasa sipil maupun militer akibat banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa.
Adanya kemungkaran dan kemaksiatan yang semakin merajalela di seluruh sektor kehidupan.
Adanya kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat Islam serta ummat Islam.
Spoiler for Kontroversi Perjalanan FPI::
1998
7 November: Dewan Pengurus Pusat mengeluarkan pernyataan sikap yang mendukung sepenuhnya pelaksanaan Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat.
13 November: Menyampaikan aspirasi ke Sidang Istimewa MPR tentang tuntutan rakyat yang menghendaki pencabutan Pancasila sebagai asas tunggal, penghentian P4, pencabutan dwifungsi Angkatan Bersenjata, pertanggungjawaban mantan presiden Soeharto dan permintaan maaf dari Golkar sebagai partai penguasa selama Orde Baru.
22 November: Perkelahian meletus setelah terjadi perusakan sebuah mesjid di bilangan Ketapang, Gajah Mada, Jakarta Pusat, oleh kurang lebih 600 orang preman yang diduga berasal dari Ambon. FPI dan warga berhasil memukul mundur para penyerang. Reputasi FPI melonjak setelah peristiwa ini.
1999
24 Mei: DPP FPI menangkap seorang mahasiswa Universitas Tarumanegara yang bernama Pilipus Cimeuw yang telah menurunkan spanduk FPI yang dipasang di jembatan penyeberangan di depan kampusnya karena tersinggung dengan isi tulisan spanduk yang berbunyi "Awas Waspada! Zionisme & Komunisme Masuk di Segala Sektor Kehidupan!"
13 September: Laskar Pembela Islam menutup tempat perjudian di Petojo Utara dan tempat pramuriaan di Ciputat, Tanah Abang, Jakarta.
22 September: LPI menutup diskotek Indah Sari di Petamburan, Tanah Abang.
12 Desember: Gedung Balai Kota DKI Jakarta diduduki selama 13 jam oleh LPI menuntut penutupan tempat hiburan selama bulan suci Ramadhan dan minggu pertama Syawal.
2000
24 Juni: 300 orang anggota FPI menyerang kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Jl. Latuharhary, Jakarta Pusat, memprotes laporan yang dikeluarkan oleh komisi tersebut perihal Peristiwa Tanjung Priok pada 1984. Para penyerang menuntut pembubaran Komnas HAM.
27 Agustus: Ratusan massa FPI berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, menuntut MPR/DPR untuk mengembalikan Pancasila sesuai dengan Piagam Jakarta.
11 Oktober: Ratusan demonstran FPI menolak perwakilan Yahudi dari Israel yang akan menghadiri konferensi Inter-Parliamentary Union ke-104 di Jakarta. Para demonstran membawa spanduk yan antara lain bertuliskan "Haram, Yahudi menginjakkan kaki di bumi Indonesia", "Israel datang kami bantai" dan "Tolak delegasi imperialis Israel".
14 Desember: Ribuan anggota LPI mendatangi pusat pramuriaan Cikijing di perbatasan Subang-Karawang.
2001
4 Mei: Kantor SCTV di Jakarta diprotes FPI karena menayangkan telenovela Esmeralda, yang di dalamnya ada tokoh antagonis bernama Fatimah. FPI khawatir, citra buruk Fatimah dalam sinetron bisa mencitrakan hal yang sama pada Fatimah az-Zahra, putri Nabi. SCTV akhirnya menghentikan tayangan tersebut.
27 Agustus: Sekitar seribu massa FPI melakukan long march dari Gedung DPR/MPR melewati Jalan Sudirman hingga Bundaran HI. Aksi ini ditujukan untuk pemberlakuan syariat Islam di Indonesia.
9 Oktober: FPI membuat keributan dalam aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dengan merobohkan barikade kawat berduri dan aparat keamanan menembakkan gas air mata serta meriam air.
15 Oktober: Polda Metro Jaya menurunkan sekitar seribu petugas dari empat batalyon kepolisian mengepung kantor FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Barat dan terjadi bentrokan.
7 November: Bentrokan terjadi antara Laskar Jihad Ahlusunnah dan Laskar FPI dengan mahasiswa pendukung terdakwa Mixilmina Munir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dua orang mahasiswa terluka akibat dikeroyok puluhan laskar.
2002
28 Januari: FPI Maluku menggugat Kapolri, Kapolda Maluku dan Kapolres Ambon yang Kapolri dianggap melakukan perbuatan melawan hukum dan diskriminasi hukum dengan mengabaikan laporan ke Polres Ambon pada 26 Maret 2001 tentang keterlibatan Gereja Protestan Maluku (GPM) dan Gereja Roma Katolik (GRM) Keuskupan Amboina dalam konflik di Ambon.
26 Februari: FPI dan Majelis Mujahidin Indonesia melakukan aksi gabungan di Kedutaan Besar Singapura di Jakarta, memprotes keras pernyataan Menteri Senior Singapura, Lee Kuan Yew bahwa jaringan teroris masih berkeliaran di Indonesia.
15 Maret: Panglima FPI, Tubagus Muhammad Sidik menegaskan, aksi sweeping terhadap tempat-tempat hiburan yang terbukti melakukan kemaksiatan, merupakan hak dari masyarakat.[14] Pada hari yang sama, sekitar 300 masa FPI merusak sebuah tempat hiburan, Mekar Jaya Billiard, di Jl. Prof Dr. Satrio No. 241, Karet, Jakarta.
21 Maret: Sekitar 300 orang yang mengaku dari FPI Surakarta dan Majelis Mujahidin melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Filipina di Jalan Imam Bonjol, Jakarta. Mereka menuntut pembebasan tiga warga negara Indonesia yang ditahan di Filipina dengan tuduhan membawa komponen bahan peledak. Demonstran gabungan ini juga menuntut pemerintah Filipina untuk "menghentikan permusuhan terhadap umat Islam", menghentikan "rekayasa intelijen" untuk menjebak aktivis dakwah dan membebaskan para WNI yang diklaim aktivis dakwah tersebut. Tiga orang perwakilan dari massa demonstran diterima Duta Besar Filipina untuk Indonesia, Leonides T. Caday.
8 April: Sejumlah tokoh gerakan Islam garis keras, mendeklarasikan berdirinya Komite Pembebasan Al-Aqsa di markas FPI, Jalan Petamburan No. 3. Program pertama komite ini adalah memberangkatkan seratus pasukan Mujahid ke Timur Tengah.
26 Juni: Usai berunjuk rasa menolak pencalonan kembali Sutiyoso sebagai gubernur Jakarta di Gedung DPRD DKI,[17] massa FPI merusak sejumlah kafe di Jalan Jaksa yang tak jauh letaknya dari tempat berunjuk rasa. Dengan tongkat bambu, sebagian dari mereka merusak diantaranya Pappa Kafe, Allis Kafe, Kafe Betawi dan Margot Kafe.
2003
20 Januari: FPI bersama Forum Ulama Se-Jawa dan Sumatra menuntut pemerintahan Megawati Soekarnoputri diganti jika dalam waktu satu bulan tidak bisa menyelesaikan masalah kenaikan harga BBM, tarif dasar listrik, dan telepon, serta "masalah bangsa" lainnya.
23 Maret: FPI dan ormas Islam lainnya melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta untuk menentang serangan Amerika terhadap Irak.
21 April: Ketua Umum FPI, Habib Rizieq Shihab dilarikan massa pendukungnya ke markas FPI di Petamburan, Jakarta Barat, padahal ia harus diserahkan ke Lembaga Permasyarakatan Salemba dari Kejaksaan Tinggi DKI.
23 April: Koordinator lapangan FPI, Tubagus Sidik ditangkap tiga tim buser Polres Jakarta Barat. Menurut Polda Metro Jaya, Sidik ditangkap di rumahnya di Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, sebagai buntut dari aksi pengeroyokan yang dilakukannya bersama sepuluh anggota laskar FPI terhadap seorang pria di jalan tol sehari sebelumnya.
10 Juli: Laskar FPI melakukan unjuk rasa di depan kantor Kejaksaan Tinggi Jakarta, menolak pembebasan David A Miauw, tersangka penyerbuan ke kantor Majalah Tempo. Pada saat yang sama, FPI menyatakan dukungannya terhadap Tempo dalam upaya melawan premanisme.
18 Desember: FPI menyatakan akan mengubah paradigma perjuangannya, tidak lagi menekankan pada metode perjuangan melalui gerakan massa dan kelaskaran setelah pertemuan dengan wakil presiden Hamzah Haz di Istana Wakil Presiden. FPI mengklaim akan menempuh jalur hukum dalam upaya-upaya menghentikan "praktek-praktek kemaksiatan". Paradigma baru itu akan diputuskan dalam musyawarah nasional pertama FPI, 19-21 Desember 2003, di Jakarta.
2004
22 Agustus: FPI menyatakan sikap golput (golongan putih, alias netral) dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2004, tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada individu masing-masing jika tetap ingin memilih.
23 Desember: 150 orang anggota FPI terlibat bentrok dengan petugas satuan pengaman Jakarta International Container Terminal karena tanah yang ditimbun setinggi tiga meter oleh pihak JICT sehingga menutupi jalan masuk menuju makam keramat. Tiga orang anggota FPI, seorang warga dan seorang satpam JICT mengalami luka cukup serius.
30 Desember: Sekitar 400 orang anggota FPI dipimpin langsung oleh Habibi Rizieq terjun ke Banda Aceh sebagai sukarelawan korban tsunami Samudera Hindia 2004. Mereka dilaporkan tidur di kuburan-kuburan dan bertindak sebagai penjaga masjid-masjid.[28] Relawan FPI jugalah yang menemukan jenazah Kabahumas Polda Aceh, Kombes Pol. Sayed Husain di jalan raya Banda Aceeh-Meulaboh.
2005
2 Agustus: Dewan Pimpinan Wilayah FPI Kabupaten Purwakarta, meminta pengelola TK Tunas Pertiwi di Jalan Raya Bungursari untuk menghentikan kebaktian sekaligus membongkar bangunannya. Jika tidak, FPI mengancam akan menghentikan dan membongkar paksa bangunan.
5 Januari Relawan FPI menemukan Jenazah Kabahumas Polda NAD Kombes Sayed Husain yang meninggal karena bencana Tsunami, Aceh. (Tempo)
23 Agustus Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Abdurrahman Wahid meminta pimpinan tertinggi Front Pembela Islam (FPI) menghentikan aksi penutupan paksa rumah-rumah peribadatan (gereja) milik jemaat beberapa gereja di Bandung. Pernyataan itu disampaikan Wahid untuk menyikapi penutupan paksa 23 gereja di Bandung, Cimahi, dan Garut yang berlangsung sejak akhir 2002 sampai kasus terakhir penutupan Gereja Kristen Pasundan Dayeuhkolot, Bandung pada 22 Agustus 2005 lalu.
5 September, Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh FPI
22 September FPI memaksa agar pemeran foto bertajuk Urban/Culture di Museum Bank Indonesia, Jakarta agar ditutup
2006
19 Februari Ratusan massa Front Pembela Islam berunjuk rasa ke kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat
20 Mei, anggota FPI menggerebek 11 lokasi yang dinilai sebagai tempat maksiat di Kampung Kresek, Jalan Masjid At-Taqwa Rt 2/6, Jati Sampurna, Pondok Gede
21 Mei Dalam aksi mendukung RUU APP, FPI, MMI dan HTI menyegel kantor Fahmina Institute di Cirebon
2007
29 April Massa FPI mendatangi acara pelantikan pengurus Papernas Sukoharjo karena tidak suka dengan partai tersebut yang dituduh beraliran komunis.
1 Mei Aksi peringatan Hari Buruh Internasional May Day 2007, diwarnai ketegangan antar gabungan massa aksi Front Pembela Islam (FPI) dan Front anti Komunis Indonesia (FAKI) dengan massa Aliansi Rakyat Pekerja Yogyakarta (ARPY). Ketegangan yang terjadi di depan Museum Serangan Oemoem 1 Maret Yogyakarta tersebut karena FPI dan FAKI menuduh gerakan ARPY terkait dengan Partai Persatuan Nasional (Papernas) yang menurut mereka beraliran komunis. Kericuhan hampir memuncak saat seorang massa FAKI menaiki mobil koordinator aksi, dan dengan serta merta menarik baju koordinator ARPY yang saat itu sedang berorasi.
2008
1 Juni Massa FPI menyerang massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB) yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak di sekitar Monas. Massa AKK-BB waktu itu sedang merayakan hari Pancasila. [30] [31] Tak hanya memukul orang, massa FPI juga merusak mobil-mobil yang terparkir di sekitar lokasi tersebut.
2010
30 April Puluhan orang yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) mendatangi Hotel Bumi Wiyata di Jalan Margonda Raya, Beji, Depok, Jawa Barat. Sekalipun polisi mencoba menghadang, massa ini tetap menerobos ke hotel, untuk membubarkan Seminar Waria yang sedang berlangsung. Sejumlah gelas dan piring hancur menjadi sasaran amuk massa.
25 Mei FPI mengupayakan untuk membongkar patung tiga mojang di Bekasi secara paksa.
24 Juni FPI membubarkan secara paksa pertemuan komisi IX DPR di Banyuwangi.
2012
12 Januari Massa FPI merusak dan ricuh di Gedung Kemendagri.
14 Februari Keempat simpatisan FPI memukul Bhagavad Sambada, Koordinator aksi "Indonesia Tanpa FPI".
21 Februari Massa FPI mengepung ruko yang sedang mengadakan pengobatan gratis.
6 Maret Tiga anggota FPI membawa senjata tajam di Pengadilan Negeri Yogyakarta.
6 Mei Massa FPI memukul Aktivis Perdamaian SEJUK (Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman) di HKBP Filadelfia Bekasi.
7 Mei Massa ormas Islam termasuk FPI menyetop pembangunan tempat ibadah di Yogyakarta.
21 Mei Massa FPI mengancam akan membubarkan paksa konser Lady Gaga di Jakarta; membeli 150 tiket untuk dapat masuk ke dalam arena konser.
1 Juli Massa FPI Rusak Mapolsek Ciawi.
10 Agustus Massa FPI Makasar merusak klenteng Xian Ma, klenteng Kwan Kong, dan klenteng Ibu Agung Bahari.
22 September Massa FPI Jakarta menyegel Seven Eleven di Pejaten.
25 September Massa FPI bentrok dengan polisi ketika mencoba menyerang restoran cepat saji di Mal Ciputra Semarang.
30 September FPI Banjarmasin menyerang tempat hiburan malam
6 Desember Sekretaris FPI Jateng Emosi di Kantor PTUN Semarang
7 Desember FPI Tanjung Pinang diusir warga
2013
10 April Motor Diambil Paksa, FPI Serbu Leasing.
18 April Massa FPI mendobrak ruang kerja Walikota Depok.
7 November: Dewan Pengurus Pusat mengeluarkan pernyataan sikap yang mendukung sepenuhnya pelaksanaan Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat.
13 November: Menyampaikan aspirasi ke Sidang Istimewa MPR tentang tuntutan rakyat yang menghendaki pencabutan Pancasila sebagai asas tunggal, penghentian P4, pencabutan dwifungsi Angkatan Bersenjata, pertanggungjawaban mantan presiden Soeharto dan permintaan maaf dari Golkar sebagai partai penguasa selama Orde Baru.
22 November: Perkelahian meletus setelah terjadi perusakan sebuah mesjid di bilangan Ketapang, Gajah Mada, Jakarta Pusat, oleh kurang lebih 600 orang preman yang diduga berasal dari Ambon. FPI dan warga berhasil memukul mundur para penyerang. Reputasi FPI melonjak setelah peristiwa ini.
1999
24 Mei: DPP FPI menangkap seorang mahasiswa Universitas Tarumanegara yang bernama Pilipus Cimeuw yang telah menurunkan spanduk FPI yang dipasang di jembatan penyeberangan di depan kampusnya karena tersinggung dengan isi tulisan spanduk yang berbunyi "Awas Waspada! Zionisme & Komunisme Masuk di Segala Sektor Kehidupan!"
13 September: Laskar Pembela Islam menutup tempat perjudian di Petojo Utara dan tempat pramuriaan di Ciputat, Tanah Abang, Jakarta.
22 September: LPI menutup diskotek Indah Sari di Petamburan, Tanah Abang.
12 Desember: Gedung Balai Kota DKI Jakarta diduduki selama 13 jam oleh LPI menuntut penutupan tempat hiburan selama bulan suci Ramadhan dan minggu pertama Syawal.
2000
24 Juni: 300 orang anggota FPI menyerang kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Jl. Latuharhary, Jakarta Pusat, memprotes laporan yang dikeluarkan oleh komisi tersebut perihal Peristiwa Tanjung Priok pada 1984. Para penyerang menuntut pembubaran Komnas HAM.
27 Agustus: Ratusan massa FPI berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, menuntut MPR/DPR untuk mengembalikan Pancasila sesuai dengan Piagam Jakarta.
11 Oktober: Ratusan demonstran FPI menolak perwakilan Yahudi dari Israel yang akan menghadiri konferensi Inter-Parliamentary Union ke-104 di Jakarta. Para demonstran membawa spanduk yan antara lain bertuliskan "Haram, Yahudi menginjakkan kaki di bumi Indonesia", "Israel datang kami bantai" dan "Tolak delegasi imperialis Israel".
14 Desember: Ribuan anggota LPI mendatangi pusat pramuriaan Cikijing di perbatasan Subang-Karawang.
2001
4 Mei: Kantor SCTV di Jakarta diprotes FPI karena menayangkan telenovela Esmeralda, yang di dalamnya ada tokoh antagonis bernama Fatimah. FPI khawatir, citra buruk Fatimah dalam sinetron bisa mencitrakan hal yang sama pada Fatimah az-Zahra, putri Nabi. SCTV akhirnya menghentikan tayangan tersebut.
27 Agustus: Sekitar seribu massa FPI melakukan long march dari Gedung DPR/MPR melewati Jalan Sudirman hingga Bundaran HI. Aksi ini ditujukan untuk pemberlakuan syariat Islam di Indonesia.
9 Oktober: FPI membuat keributan dalam aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dengan merobohkan barikade kawat berduri dan aparat keamanan menembakkan gas air mata serta meriam air.
15 Oktober: Polda Metro Jaya menurunkan sekitar seribu petugas dari empat batalyon kepolisian mengepung kantor FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Barat dan terjadi bentrokan.
7 November: Bentrokan terjadi antara Laskar Jihad Ahlusunnah dan Laskar FPI dengan mahasiswa pendukung terdakwa Mixilmina Munir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dua orang mahasiswa terluka akibat dikeroyok puluhan laskar.
2002
28 Januari: FPI Maluku menggugat Kapolri, Kapolda Maluku dan Kapolres Ambon yang Kapolri dianggap melakukan perbuatan melawan hukum dan diskriminasi hukum dengan mengabaikan laporan ke Polres Ambon pada 26 Maret 2001 tentang keterlibatan Gereja Protestan Maluku (GPM) dan Gereja Roma Katolik (GRM) Keuskupan Amboina dalam konflik di Ambon.
26 Februari: FPI dan Majelis Mujahidin Indonesia melakukan aksi gabungan di Kedutaan Besar Singapura di Jakarta, memprotes keras pernyataan Menteri Senior Singapura, Lee Kuan Yew bahwa jaringan teroris masih berkeliaran di Indonesia.
15 Maret: Panglima FPI, Tubagus Muhammad Sidik menegaskan, aksi sweeping terhadap tempat-tempat hiburan yang terbukti melakukan kemaksiatan, merupakan hak dari masyarakat.[14] Pada hari yang sama, sekitar 300 masa FPI merusak sebuah tempat hiburan, Mekar Jaya Billiard, di Jl. Prof Dr. Satrio No. 241, Karet, Jakarta.
21 Maret: Sekitar 300 orang yang mengaku dari FPI Surakarta dan Majelis Mujahidin melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Filipina di Jalan Imam Bonjol, Jakarta. Mereka menuntut pembebasan tiga warga negara Indonesia yang ditahan di Filipina dengan tuduhan membawa komponen bahan peledak. Demonstran gabungan ini juga menuntut pemerintah Filipina untuk "menghentikan permusuhan terhadap umat Islam", menghentikan "rekayasa intelijen" untuk menjebak aktivis dakwah dan membebaskan para WNI yang diklaim aktivis dakwah tersebut. Tiga orang perwakilan dari massa demonstran diterima Duta Besar Filipina untuk Indonesia, Leonides T. Caday.
8 April: Sejumlah tokoh gerakan Islam garis keras, mendeklarasikan berdirinya Komite Pembebasan Al-Aqsa di markas FPI, Jalan Petamburan No. 3. Program pertama komite ini adalah memberangkatkan seratus pasukan Mujahid ke Timur Tengah.
26 Juni: Usai berunjuk rasa menolak pencalonan kembali Sutiyoso sebagai gubernur Jakarta di Gedung DPRD DKI,[17] massa FPI merusak sejumlah kafe di Jalan Jaksa yang tak jauh letaknya dari tempat berunjuk rasa. Dengan tongkat bambu, sebagian dari mereka merusak diantaranya Pappa Kafe, Allis Kafe, Kafe Betawi dan Margot Kafe.
2003
20 Januari: FPI bersama Forum Ulama Se-Jawa dan Sumatra menuntut pemerintahan Megawati Soekarnoputri diganti jika dalam waktu satu bulan tidak bisa menyelesaikan masalah kenaikan harga BBM, tarif dasar listrik, dan telepon, serta "masalah bangsa" lainnya.
23 Maret: FPI dan ormas Islam lainnya melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta untuk menentang serangan Amerika terhadap Irak.
21 April: Ketua Umum FPI, Habib Rizieq Shihab dilarikan massa pendukungnya ke markas FPI di Petamburan, Jakarta Barat, padahal ia harus diserahkan ke Lembaga Permasyarakatan Salemba dari Kejaksaan Tinggi DKI.
23 April: Koordinator lapangan FPI, Tubagus Sidik ditangkap tiga tim buser Polres Jakarta Barat. Menurut Polda Metro Jaya, Sidik ditangkap di rumahnya di Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, sebagai buntut dari aksi pengeroyokan yang dilakukannya bersama sepuluh anggota laskar FPI terhadap seorang pria di jalan tol sehari sebelumnya.
10 Juli: Laskar FPI melakukan unjuk rasa di depan kantor Kejaksaan Tinggi Jakarta, menolak pembebasan David A Miauw, tersangka penyerbuan ke kantor Majalah Tempo. Pada saat yang sama, FPI menyatakan dukungannya terhadap Tempo dalam upaya melawan premanisme.
18 Desember: FPI menyatakan akan mengubah paradigma perjuangannya, tidak lagi menekankan pada metode perjuangan melalui gerakan massa dan kelaskaran setelah pertemuan dengan wakil presiden Hamzah Haz di Istana Wakil Presiden. FPI mengklaim akan menempuh jalur hukum dalam upaya-upaya menghentikan "praktek-praktek kemaksiatan". Paradigma baru itu akan diputuskan dalam musyawarah nasional pertama FPI, 19-21 Desember 2003, di Jakarta.
2004
22 Agustus: FPI menyatakan sikap golput (golongan putih, alias netral) dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2004, tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada individu masing-masing jika tetap ingin memilih.
23 Desember: 150 orang anggota FPI terlibat bentrok dengan petugas satuan pengaman Jakarta International Container Terminal karena tanah yang ditimbun setinggi tiga meter oleh pihak JICT sehingga menutupi jalan masuk menuju makam keramat. Tiga orang anggota FPI, seorang warga dan seorang satpam JICT mengalami luka cukup serius.
30 Desember: Sekitar 400 orang anggota FPI dipimpin langsung oleh Habibi Rizieq terjun ke Banda Aceh sebagai sukarelawan korban tsunami Samudera Hindia 2004. Mereka dilaporkan tidur di kuburan-kuburan dan bertindak sebagai penjaga masjid-masjid.[28] Relawan FPI jugalah yang menemukan jenazah Kabahumas Polda Aceh, Kombes Pol. Sayed Husain di jalan raya Banda Aceeh-Meulaboh.
2005
2 Agustus: Dewan Pimpinan Wilayah FPI Kabupaten Purwakarta, meminta pengelola TK Tunas Pertiwi di Jalan Raya Bungursari untuk menghentikan kebaktian sekaligus membongkar bangunannya. Jika tidak, FPI mengancam akan menghentikan dan membongkar paksa bangunan.
5 Januari Relawan FPI menemukan Jenazah Kabahumas Polda NAD Kombes Sayed Husain yang meninggal karena bencana Tsunami, Aceh. (Tempo)
23 Agustus Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Abdurrahman Wahid meminta pimpinan tertinggi Front Pembela Islam (FPI) menghentikan aksi penutupan paksa rumah-rumah peribadatan (gereja) milik jemaat beberapa gereja di Bandung. Pernyataan itu disampaikan Wahid untuk menyikapi penutupan paksa 23 gereja di Bandung, Cimahi, dan Garut yang berlangsung sejak akhir 2002 sampai kasus terakhir penutupan Gereja Kristen Pasundan Dayeuhkolot, Bandung pada 22 Agustus 2005 lalu.
5 September, Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh FPI
22 September FPI memaksa agar pemeran foto bertajuk Urban/Culture di Museum Bank Indonesia, Jakarta agar ditutup
2006
19 Februari Ratusan massa Front Pembela Islam berunjuk rasa ke kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat
20 Mei, anggota FPI menggerebek 11 lokasi yang dinilai sebagai tempat maksiat di Kampung Kresek, Jalan Masjid At-Taqwa Rt 2/6, Jati Sampurna, Pondok Gede
21 Mei Dalam aksi mendukung RUU APP, FPI, MMI dan HTI menyegel kantor Fahmina Institute di Cirebon
2007
29 April Massa FPI mendatangi acara pelantikan pengurus Papernas Sukoharjo karena tidak suka dengan partai tersebut yang dituduh beraliran komunis.
1 Mei Aksi peringatan Hari Buruh Internasional May Day 2007, diwarnai ketegangan antar gabungan massa aksi Front Pembela Islam (FPI) dan Front anti Komunis Indonesia (FAKI) dengan massa Aliansi Rakyat Pekerja Yogyakarta (ARPY). Ketegangan yang terjadi di depan Museum Serangan Oemoem 1 Maret Yogyakarta tersebut karena FPI dan FAKI menuduh gerakan ARPY terkait dengan Partai Persatuan Nasional (Papernas) yang menurut mereka beraliran komunis. Kericuhan hampir memuncak saat seorang massa FAKI menaiki mobil koordinator aksi, dan dengan serta merta menarik baju koordinator ARPY yang saat itu sedang berorasi.
2008
1 Juni Massa FPI menyerang massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB) yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak di sekitar Monas. Massa AKK-BB waktu itu sedang merayakan hari Pancasila. [30] [31] Tak hanya memukul orang, massa FPI juga merusak mobil-mobil yang terparkir di sekitar lokasi tersebut.
2010
30 April Puluhan orang yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) mendatangi Hotel Bumi Wiyata di Jalan Margonda Raya, Beji, Depok, Jawa Barat. Sekalipun polisi mencoba menghadang, massa ini tetap menerobos ke hotel, untuk membubarkan Seminar Waria yang sedang berlangsung. Sejumlah gelas dan piring hancur menjadi sasaran amuk massa.
25 Mei FPI mengupayakan untuk membongkar patung tiga mojang di Bekasi secara paksa.
24 Juni FPI membubarkan secara paksa pertemuan komisi IX DPR di Banyuwangi.
2012
12 Januari Massa FPI merusak dan ricuh di Gedung Kemendagri.
14 Februari Keempat simpatisan FPI memukul Bhagavad Sambada, Koordinator aksi "Indonesia Tanpa FPI".
21 Februari Massa FPI mengepung ruko yang sedang mengadakan pengobatan gratis.
6 Maret Tiga anggota FPI membawa senjata tajam di Pengadilan Negeri Yogyakarta.
6 Mei Massa FPI memukul Aktivis Perdamaian SEJUK (Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman) di HKBP Filadelfia Bekasi.
7 Mei Massa ormas Islam termasuk FPI menyetop pembangunan tempat ibadah di Yogyakarta.
21 Mei Massa FPI mengancam akan membubarkan paksa konser Lady Gaga di Jakarta; membeli 150 tiket untuk dapat masuk ke dalam arena konser.
1 Juli Massa FPI Rusak Mapolsek Ciawi.
10 Agustus Massa FPI Makasar merusak klenteng Xian Ma, klenteng Kwan Kong, dan klenteng Ibu Agung Bahari.
22 September Massa FPI Jakarta menyegel Seven Eleven di Pejaten.
25 September Massa FPI bentrok dengan polisi ketika mencoba menyerang restoran cepat saji di Mal Ciputra Semarang.
30 September FPI Banjarmasin menyerang tempat hiburan malam
6 Desember Sekretaris FPI Jateng Emosi di Kantor PTUN Semarang
7 Desember FPI Tanjung Pinang diusir warga
2013
10 April Motor Diambil Paksa, FPI Serbu Leasing.
18 April Massa FPI mendobrak ruang kerja Walikota Depok.
Terlepas dari segala KONTROVERSI FPI, namun ada sisi baik yang bisa dipetik dalam perjalanan ormas tersebut:
Spoiler for berikut pemaparan beberapa kebaikan FPI gan::
14 Oktober-18 Oktober Badan Pengacara Fakta DPP-FPI mengadakan investigasi kasus teror, pembantaian, dan pembunuhan para ulama, kyai, ustad, dan beberapa guru pengajian dengan dalih dukun santet di beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur antara lain di Demak, Pasuruan, Jember, Purbalingga, dan Banyuwangi yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum FPI Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab.
21 Oktober DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap dan Seruan tentang hasil kerja Badan Pencari Fakta DPP-FPI dari tanggal 14-18 Oktober 1998.Berbarengan dengan hal tersebut di atas DPP-FPI menyampaikan pernyatan sikap dan seruannya kepada Presiden Republik Indonesia tentang “Kasus Ninja”
28 Oktober DPP-FPI mengeluarkan “Seruan Jihad FPI” terhadap “pasukan ninja” yang telah meneror dan membunuh para kyai dan ulama. Konon Ninja yang menculik para kyai itu bisa loncat setinggi 2-3 meter. Dan FPI berusaha melindungi para ulama dari serangan ninja.
12 November DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Pertanggungjawaban Orde Baru.
22 November Insiden Ketapang meletus, terjadi perusakan sebuah mesjid di bilangan Ketapang, Gajah Mada, Jakarta Pusat, oleh sejumlah kurang lebih 600 orang preman Ambon. Laskar Pembela Islam berhasil memukul mundur penyerang, dipimpin langsung oleh Imam Besar Laskar LPI, KH. Tb. M. Siddiq AR, di bawah komando Ketua Umum FPI.
1 Desember DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap tentang Insiden Kupang, Nusa Tenggara Timur yang intinya “mengecam, mengutuk dan melaknat tindakan kelompok Kristen Radikal yang telah merusak / membakar sejumlah mesjid dan membantai / membunuh / menganiaya sejumlah umat muslim.
16 Desember FPI beserta ormas-ormas Islam lainnya di tugu Monumen Nasional berunjuk rasa dan mengeluarkan pernyataan sikap tentang penutupan tempat-tempat maksiat menghadapi bulan suci Ramadan 1419 H/1998 M.
5 Januari DPP-FPI mengeluarkan surat dukungan perjuangan kepada santri dan warga kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Jati Negara, Jakarta Timur, dalam memperjuangkan Amar ma’ruf nahi munkar dengan usaha menutup tempat-tempat maksiat di lingkungan sekitarnya yang menjadi sarang minuman keras, perjudian, pramuriaan dan premanisme yang telah mengganggu kamtibnas serta merusak nilai-nilai agama dan sosial kemasyarakatan.
29 Maret DPP-FPI mengutus delegasi yang dipimpin oleh Sekjen FPI, KH. Drs. Misbahul Anam untuk menyampaikan surat kepada Jenderal Polisi Roesmanhadi perihal Permohonan Pemeriksaan mantan Menhankam/Pangab RI Jend. (Purn.) L.B. Moerdani dan kroni-kroninya tentang keterlibatannya dalam beberapa kerusuhan sebagaimana diberitakan oleh sebuah majalah Far Eastern Economic Review (FEER) yang terbit di Hongkong.
17 April Laskar Pembela Islam mengeluarkan pernyataan sikap bersama ormas Islam lainnya yang berisi mengutuk pelaku pemboman Mesjid Istiqlal, dan menuntut kepada pihak kepolisian agar mengusut secara tuntas pelaku pemboman tersebut.
6 Juni Malam hari sebelum Pemilu 1999, LPI menyelamatkan 18 orang ustadz yang terbagi di beberapa wilayah ibu kota dan sekitarnya, karena telah dianiaya oleh sejumlah kader PDI Perjuanganyang telah tersinggung oleh seruan dan fatwa beberapa ormas Islam
22 Agustus DPP-FPI, LPI dan simpatisan mengadakan Pawai Akbar keliling Ibu Kota Jakarta dengan nama “Pawai Anti Maksiat” yang bertema “Meraih Taat, Mencampak maksiat dalam rangka menuju Indonesia Baru yang Religius”. Dimulai dari Markas Besar LPI di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat dan berakhir di Kampung Utan, Ciputat, Jakarta Selatan
13 September LPI menutup beberapa tempat perjudian di daerah Petojo Utara, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat dan berhasil menangkap dua bandar judi dengan barang buktinya.
18 September LPI menutup tempat pramuriaan/prostitusi di wilayah Ciputat
22 September LPI menutup diskotek Indah Sari yang menjadi sarang narkoba di Petamburan, Tanah Abang
Selebihnya lihat disini ya gan: http://nafiul.wordpress.com/2012/02/...-kebaikan-fpi/
21 Oktober DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap dan Seruan tentang hasil kerja Badan Pencari Fakta DPP-FPI dari tanggal 14-18 Oktober 1998.Berbarengan dengan hal tersebut di atas DPP-FPI menyampaikan pernyatan sikap dan seruannya kepada Presiden Republik Indonesia tentang “Kasus Ninja”
28 Oktober DPP-FPI mengeluarkan “Seruan Jihad FPI” terhadap “pasukan ninja” yang telah meneror dan membunuh para kyai dan ulama. Konon Ninja yang menculik para kyai itu bisa loncat setinggi 2-3 meter. Dan FPI berusaha melindungi para ulama dari serangan ninja.
12 November DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Pertanggungjawaban Orde Baru.
22 November Insiden Ketapang meletus, terjadi perusakan sebuah mesjid di bilangan Ketapang, Gajah Mada, Jakarta Pusat, oleh sejumlah kurang lebih 600 orang preman Ambon. Laskar Pembela Islam berhasil memukul mundur penyerang, dipimpin langsung oleh Imam Besar Laskar LPI, KH. Tb. M. Siddiq AR, di bawah komando Ketua Umum FPI.
1 Desember DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap tentang Insiden Kupang, Nusa Tenggara Timur yang intinya “mengecam, mengutuk dan melaknat tindakan kelompok Kristen Radikal yang telah merusak / membakar sejumlah mesjid dan membantai / membunuh / menganiaya sejumlah umat muslim.
16 Desember FPI beserta ormas-ormas Islam lainnya di tugu Monumen Nasional berunjuk rasa dan mengeluarkan pernyataan sikap tentang penutupan tempat-tempat maksiat menghadapi bulan suci Ramadan 1419 H/1998 M.
5 Januari DPP-FPI mengeluarkan surat dukungan perjuangan kepada santri dan warga kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Jati Negara, Jakarta Timur, dalam memperjuangkan Amar ma’ruf nahi munkar dengan usaha menutup tempat-tempat maksiat di lingkungan sekitarnya yang menjadi sarang minuman keras, perjudian, pramuriaan dan premanisme yang telah mengganggu kamtibnas serta merusak nilai-nilai agama dan sosial kemasyarakatan.
29 Maret DPP-FPI mengutus delegasi yang dipimpin oleh Sekjen FPI, KH. Drs. Misbahul Anam untuk menyampaikan surat kepada Jenderal Polisi Roesmanhadi perihal Permohonan Pemeriksaan mantan Menhankam/Pangab RI Jend. (Purn.) L.B. Moerdani dan kroni-kroninya tentang keterlibatannya dalam beberapa kerusuhan sebagaimana diberitakan oleh sebuah majalah Far Eastern Economic Review (FEER) yang terbit di Hongkong.
17 April Laskar Pembela Islam mengeluarkan pernyataan sikap bersama ormas Islam lainnya yang berisi mengutuk pelaku pemboman Mesjid Istiqlal, dan menuntut kepada pihak kepolisian agar mengusut secara tuntas pelaku pemboman tersebut.
6 Juni Malam hari sebelum Pemilu 1999, LPI menyelamatkan 18 orang ustadz yang terbagi di beberapa wilayah ibu kota dan sekitarnya, karena telah dianiaya oleh sejumlah kader PDI Perjuanganyang telah tersinggung oleh seruan dan fatwa beberapa ormas Islam
22 Agustus DPP-FPI, LPI dan simpatisan mengadakan Pawai Akbar keliling Ibu Kota Jakarta dengan nama “Pawai Anti Maksiat” yang bertema “Meraih Taat, Mencampak maksiat dalam rangka menuju Indonesia Baru yang Religius”. Dimulai dari Markas Besar LPI di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat dan berakhir di Kampung Utan, Ciputat, Jakarta Selatan
13 September LPI menutup beberapa tempat perjudian di daerah Petojo Utara, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat dan berhasil menangkap dua bandar judi dengan barang buktinya.
18 September LPI menutup tempat pramuriaan/prostitusi di wilayah Ciputat
22 September LPI menutup diskotek Indah Sari yang menjadi sarang narkoba di Petamburan, Tanah Abang
Selebihnya lihat disini ya gan: http://nafiul.wordpress.com/2012/02/...-kebaikan-fpi/
Spoiler for sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_..._Pembela_Islam
http://id.wikipedia.org/wiki/Front_Pembela_Islam
http://nasional.news.viva.co.id/news...gi-polda-jatim
http://id.wikipedia.org/wiki/Front_Pembela_Islam
http://nasional.news.viva.co.id/news...gi-polda-jatim
Nah berikutnya kita lihat akankah FPI lebih baik atau tetap dengan KONTROVERSINYA
Ditunggu atau ya gan
0
4.3K
Kutip
27
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan